spot_img
Latest Phone

Huawei Watch D2, Bisa Pantau Tekanan Darah 24 Jam

Telko.id - Huawei resmi menghadirkan Huawei Watch D2 di...

Yuk Bikin Galaxy Z Flip6 Jadi Stand Out dengan Flipsuit Case

Telko.id - Huawei resmi memperkenalkan Huawei MatePad Pro 12.2-inch,...

Oppo Pad Air2

Oppo Reno11 Pro (China)

Oppo Reno11 (China)

ARTIKEL TERKAIT

Internet of Things, Bawa Dunia ke Alam Maya

Jakarta – Bicara tentang Internet of Things, sebagian dari Anda mungkin akan dengan mudah menyimpulkan, bahwa ini pasti berkaitan dengan sesuatu, dalam hal ini benda, yang berhubungan dengan internet. Well, pengertian ini sebenarnya tidak salah, meski  tidak juga sepenuhnya benar. Pasalnya, Internet of Things tak hanya sekadar berkutat dengan komputer, tablet ataupun smartphone, ini jauh lebih besar dari itu. Internet of Things menggambarkan sebuah dunia di mana apa saja dapat dihubungkan dan berkomunikasi dengan cara yang cerdas. Dengan kata lain, dengan Internet of Things, dunia fisik menjadi salah satu sistem informasi yang besar.

Apa itu Internet of Things?

Internet of Things, atau dikenal juga dengan singkatan IoT, merupakan sebuah konsep komputasi yang menggambarkan masa depan dimana benda-benda fisik sehari-hari akan terhubung ke Internet dan dapat mengidentifikasi dirinya ke perangkat lain. Istilah ini erat diidentifikasi dengan RFID  (Radio Frequensi Identifity) sebagai metode komunikasi, meskipun dapat juga mencakup teknologi sensor lainnya, teknologi nirkabel atau kode QR.

IoT penting karena obyek yang dapat mewakili dirinya secara digital menjadi sesuatu yang lebih besar daripada obyek itu sendiri. Tidak lagi hanya sekadar apakah objek itu berhubungan dengan Anda, tetapi kini terhubung ke obyek dan pusat data di sekitar. Ketika banyak objek bertindak bersama-sama, mereka dikenal sebagai memiliki “kecerdasan ambien.” Singkat kata, segala sesuatu dalam hidup kita, mulai dari lampu jalan hingga pelabuhan, akan dibuat “pintar.”

Istilah Internet of Things pertama kali dicetuskan oleh Kevin Ashton pada tahun 1999 dan mulai terkenal melalui Auto-ID Center di MIT. Saat itu, Ashton menilai Internet of Things memiliki potensi untuk mengubah dunia seperti yang pernah dilakukan oleh Internet, bahkan mungkin lebih baik.

Saat ini, penelitian pada Internet of Things masih dalam tahap perkembangan, sehingga tidak mengherankan jika definisi standar mengenai hal ini masih belum bisa benar-benar dirumuskan.  Selain dari apa yang dimaksud Ashton, Internet of Things juga memiliki banyak defenisi lainnya di luar sana.

Casagras (Coordination and support action for global RFID-related activities and standardisation), misalnya, mendefinisakan Internet of Things sebagai sebuah infrastruktur jaringan global, yang menghubungkan benda-benda fisik dan virtual melalui eksploitasi data capture dan kemampuan komunikasi.

Infrastruktur sendiri terdiri dari jaringan yang telah ada dan internet berikut pengembangan jaringannya. Semua ini akan menawarkan identifikasi obyek, sensor dan kemampuan koneksi sebagai dasar untuk pengembangan layanan dan aplikasi ko-operatif yang independen. Ini juga ditandai dengan tingkat otonom data capture yang tinggi, event transfer, konektivitas jaringan dan interoperabilitas.

Hal yang tak jauh berbeda digulirkan SAP (Systeme, Anwendungen und Produkte). Menurut perusahaan penyedia solusi dari Jerman ini, Internet of Things merupakan dunia dimana benda-benda fisik diintegrasikan ke dalam jaringan informasi secara berkesinambungan, dan di mana benda-benda fisik tersebut berperan aktif dalam proses bisnis. Layanan yang tersedia berinteraksi dengan ‘obyek pintar’ melalui Internet, mencari dan mengubah status mereka sesuai dengan setiap informasi yang dikaitkan, disamping memperhatikan masalah privasi dan keamanan.

Sementara ETP EPOSS, melihat Internet of Things sebagai jaringan yang dibentuk oleh hal-hal atau benda yang memiliki identitas, pada dunia maya yang beroperasi di ruang itu dengan menggunakan kecerdasan antarmuka untuk terhubung dan berkomunikasi dengan pengguna, konteks sosial dan lingkungan.

Things dalam Internet of Things

the-internet-of-thingsSeperti telah kami sebutkan sebelumnya, Internet of Things adalah sebuah konsep yang sangat global, yang defenisinya pun, hingga saat ini belum benar-benar bisa dirumuskan. Dan berbicara tentang Internet of Things, tak bisa hanya dengan mengungkit-ungkit soal komputer, tablet ataupun smartphone, ini jauh lebih  besar dari yang Anda bayangkan.

Things, dalam Internet of Things bisa berupa orang dengan monitor jantung implan, peternakan dengan transponder biochip, sebuah mobil dengan sensor built-in untuk mengingatkan pengemudi ketika tekanan ban rendah – atau objek alami atau buatan manusia  yang dapat diberi alamat IP dan dilengkapi dengan kemampuan untuk mentransfer data melalui jaringan.

Sejauh ini, Internet of Things dikaitkan paling dekat dengan komunikasi mesin-ke-mesin (M2M) di bidang manufaktur dan listrik, serta utilitas minyak dan gas. Produk yang dibangun dengan kemampuan komunikasi M2M sering disebut sebagai cerdas.

Bagaimana IoT Bekerja?

Internet of Things bekerja dengan memanfaatkan sebuah argumentasi pemrograman dimana tiap-tiap perintah argumennya itu menghasilkan sebuah interaksi antara sesama mesin yang terhubung secara otomatis tanpa campur tangan manusia dan dalam jarak berapapun.

Di sini, internetlah yang menjadi penghubung di antara kedua interaksi mesin tersebut, sementara manusia hanya bertugas sebagai pengatur dan pengawas bekerjanya alat tersebut.

Terdengar mudah, bukan? Tapi tentu saja bukan tanpa kesulitan. Tantangan terbesar dalam melakukan konfigurasi pada Internet of Things adalah menyusun jaringan komunikasi itu sendiri, dimana jaringan tersebut tak hanya terbilang kompleks, tetapi juga memerlukan sistem keamanan yang ketat. Selain itu, biaya yang mahal juga sering menjadi penyebab kegagalan yang berujung pada gagalnya produksi.

Implementasi Internet of Things

20130522%20AMS-IX_infographic%20Internet%20of%20Things%20finalSeperti telah dikemukakan sebelumnya, Internet of Things mengacu pada pengidentifikasian suatu objek yang digambarkan secara virtual di Internet. Jadi dapat dikatakan bahwa Internet of Things adalah bagaimana suatu objek yang nyata di dunia ini digambarkan di dunia maya (Internet).

Samsung, dalam ajang IFA yang digelar di Berlin, Jerman beberapa waktu lalu mungkin hanyalah satu dari sekian banyak perusahaan yang menunjukkan bagaimana Internet of Things (IoT) sebagai sebuah visi menjadi nyata. Melalui ajang tahunan ini perusahaan asal Korea Selatan itu menampilkan berbagai perangkat baru yang terhubung satu sama lain. Bayangkan bagaimana  televisi di rumah Anda mati dengan sendirinya ketika Anda tanpa sengaja tertidur, atau bagaimana AC  menyesuaikan suhu untuk lingkungan tidur yang sempurna. Pun demikian dengan ketika Anda yang sedang diburu-buru waktu, hanya perlu menggunakan aplikasi di smartphone untuk membuat mesin cuci bekerja.

Tak hanya itu, bahkan Starbucks dalam beberapa tahun ke depan, dilaporkan berencana menghubungkan kulkas dan mesin kopi milik mereka dengan teknologi yang sama, Internet of Things. Dengan cara ini, mereka dapat meningkatkan pelayanan mereka dengan mengetahui apa saja yang lebih disukai konsumen, meramalkan kebutuhan stock barang (kopi,dan lain-lain), dan masih banyak lainnya yang pada akhirnya akan meningkatkan efisiensi dan keuntungan.

Bisa dibayangkan bukan, apa jadinya ketika semua benda, bahkan manusia, hewan dan tumbuhan dilengkapi dengan alat pengidentifikasian? Semua bisa dikelola secara efisien dengan bantuan komputer. Dan pengidentifikasian tersebut dapat dilakukan dengan beberapa teknologi lain, sebut saja “kode batang” (Barcode), Kode QR (QR Code) dan Identifikasi Frekuensi Radio (RFID).

Teknologi…. 

  • Barcode

Barcode adalah sebuah kumpulan data optik yang dapat dibaca oleh alat pemindainya. Barcode atau kode batang awalnya digunakan untuk otomatisasi pemeriksaan barang di swalayan dan hingga saat ini barcode (tipe UPC (Universal Price Codes)) masih banyak digunakan untuk keperluan tersebut.

Alasannya sederhana, selain karena proses Input data lebih cepat, teknologi barcode juga  lebih tepat, lebih akurat dan hemat. Yang terakhir, dikarena teknologi ini dapat mengindari kerugian dari kesalahan pencatatan data, dan mengurangi pekerjaan yang dilakukan secara manual secara berulang-ulang. Tentunya, dengan harga yang juga jauh lebih murah. Apalagi jika dibandingkan dengan RFID. Hal ini kemudian bermuara pada peningkatan Kinerja Manajemen, dimana dengan data yang lebih cepat, tepat dan akurat maka pengambilan keputusan oleh manajemen pun akan jauh lebih baik dan lebih tepat, yang nantinya akan sangat berpengaruh dalam menentukan kebijakan perusahaan.

Prinsip kerja teknologi barcode juga terbilang sederhana, yakni cukup dengan mendekatkan barcode pada pemindainya, maka pemindai akan memancarkan cahaya dan mengidentifikasi informasi atau kode yang ada pada barcode tersebut.

  • QR Code

Kode QR atau lebih dikenal dengan sebutan QR Code (Quick Response Code) adalah sebuah barcode dua dimensi yang diciptakan untuk menyampaikan informasi dengan cepat dan mendapatkan respons yang cepat pula. Berbeda dengan barcode, yang hanya menyimpan informasi secara horizontal, teknologi yang dikembangkan oleh Denso Wave – salah satu divisi pada Denso Corporation – ini mampu menyimpan informasi secara horizontal dan vertikal. Oleh karena itu secara otomatis Kode QR dapat menampung informasi yang lebih banyak daripada kode batang.

Saat ini, QR Code banyak digunakan sebagai alat penaut fisik yang dapat menyimpan alamat dan URL, nomer telepon, teks dan sms yang dapat digunakan pada majalah, surat harian, iklan, pada tanda-tanda bus, kartu nama ataupun media lainnya. Atau dengan kata lain sebagai penghubung secara cepat konten daring (dalam jaringan/online) dan konten luring (luar jaringan/offline).

Kehadiran kode ini memungkinkan semua orang berinteraksi dengan media yang ditempeli oleh kode QR, melalui ponsel secara efektif dan efisien. Semua orang juga dapat menghasilkan dan mencetak sendiri kode QR, sehingga orang lain dapat dengan mudah mengakses alamat URL ataupun segala informasi yang disimpan oleh kode QR tersebut .

  • RFID

RFID atau Identifikasi Frekuensi Radio (Radio Frequensi Identifity) merupakan salah satu teknologi implementasi dari Internet of Things. RFID adalah sebuah metode identifikasi secara otomatis dengan menggunakan suatu piranti yang disebut RFID tag atau transponder. Saat ini, RFID  sudah cukup banyak digunakan, dikarenakan kepraktisan dan efisiensinya dalam mendukung segala aktivitas kehidupan manusia. Entah itu pada sektor produksi, distribusi maupun konsumsi.

Alasannya, label atau kartu RFID adalah sebuah benda yang bisa dipasang atau dimasukkan di dalam sebuah produk, hewan atau bahkan manusia dengan tujuan untuk identifikasi menggunakan gelombang radio. Sehingga memudahkan penggunanya untuk mendata (mengetahui jumlah maupun keberadaan atau lokasi) barang yang dimilikinya tersebut. Prinsip kerja RFID sangatlah sederhana yaitu RFIDtag (label RFID) memuat informasi dalam bentuk elektronik dan ketika bertemu dengan RFIDreadernya, informasi itu akan dikirimkan ke RFIDreader dalam bentuk gelombang radio (makanya disebut Radio Frequensi Identifity). Sehingga benda tersebut dapat teridentifikasi oleh RFIDreadernya.

Metode….

Metode yang digunakan oleh Internet of Things adalah nirkabel atau pengendalian secara otomatis tanpa mengenal jarak. Pengimplementasian Internet of Things sendiri biasanya selalu mengikuti keinginan si developer dalam mengembangkan sebuah aplikasi yang ia ciptakan, apabila aplikasinya itu diciptakan guna membantu monitoring sebuah ruangan maka pengimplementasian Internet of Things itu sendiri harus mengikuti alur diagram pemrograman mengenai sensor dalam sebuah rumah, berapa jauh jarak agar ruangan dapat dikontrol, dan kecepatan jaringan internet yang digunakan.

Perkembangan teknologi jaringan dan Internet seperti hadirnya IPv6, 4G, dan Wimax, dapat membantu pengimplementasian Internet of Things menjadi lebih optimal, dan memungkinkan jarak yang dapat di lewati menjadi semakin jauh, sehingga semakin memudahkan kita dalam mengontrol sesuatu.

Kenapa Internet of Things penting?

Banyak alasannya. Mungkin itu jawaban yang paling pas untuk menggambarkan betapa banyaknya manfaat yang mungkin saja kita dapatkan dari pengembangan teknologi ini. Selain mempermudah pekerjaan, Internet of Things juga memungkinkan kita mengerjakan sesuatu lebih cepat, dan efisien. Kita juga dapat  mendeteksi keberadaan pengguna. Tak peduli di mana pun dia berada. Ambil contoh  barcode yang tertera pada sebuah produk. Dengan barcode tersebut, bisa dilihat produk mana yang paling banyak terjual dan produk mana yang kurang diminati.

Selain itu, dengan barcode kita juga bisa memprediksi produk yang stoknya harus ditambah atau dikurangi. Jadi tidak perlu lagi susah – susah menghitung secara manual. Contoh lain adalah ketika kita bepergian ke sebuah negara seperti misalnya Singapura. Jika kita ingin  menggunakan transportasi umum seperti MRT atau bis, kita cukup menggunakan atau membeli sebuah kartu. Kartu ini biasanya digunakan oleh para wisatawan sebagai pengganti uang untuk membayar jasa transportasi yang telah digunakan. Sementara warga setempat menggunakan kartu tanpa pengenal atau kartu pelajar sebagai alat membayarnya. Cara ini lebih efisien dan cepat ketimbang kita harus menggunakan uang tunai. Belum lagi jika kita harus menunggu uang kembalian. Hmm…  kabar baik karena kita di sini juga mulai perlahan menerapkan hal serupa di TransJakarta. (IF/HZ)

1 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

spot_img

ARTIKEL TERBARU