JAKARTA – Di saat sebagian orang – termasuk kita di Indonesia – belum bisa merasakan seutuhnya kenikmatan teknologi 4G LTE, beberapa orang di luar sana telah dihadapkan pada teknologi 5G. Negara-negara seperti Amerika Serikat, Eropa, Jepang, China dan Korea Selatan bahkan telah memberikan sinyal untuk menggelar secara komersial terbatas teknologi tersebut.
Intel, dalam Forum Developer tahunan yang digelar baru-baru ini menyoal sedikit gambaran tentang teknologi 5G. Menurut perusahaan yang berbasis di Amerika Serikat ini, seluruh 5G nantinya akan bekerja seperti jaringan besar dan bahkan benda-benda seperti mobil, skuter serta lemari es akan bekerja pada 5G.
5G sendiri, seperti diungkapkan eksekutif Intel, berarti kecepatan data yang lebih tinggi – setidaknya 100 kali dan kadang-kadang 1.000 kali lebih tinggi – dengan latensitas ultra-rendah dan faktor bentuk yang benar-benar berbeda.
Dalam hal ini, mereka menggambarkan 5G sebagai sesuatu yang akan didorong oleh ‘Internet of Things’ (IOT). Dengan versi yang lebih canggih dari augmented reality, virtual reality, real-time, streaming video Ultra HD dan lain-lain menjadi hal lainnya yang ditawarkan.
Paul McNamara, Wakil Presiden Ericsson Corporate Strategy Group menggambarkan 5G dengan aktivitas mengemudi mobil di jalanan dan memanggang roti. “Bayangkan bahwa kita sedang mengemudi mobil dan jaringan mendeteksi bahwa satu detik di depan kita, ada perlambatan tiba-tiba dan airbag menggelembung. Jaringan ini memiliki 20 milidetik untuk mengirim pesan ke mobil kita yang mengatakan bahwa kita harus menginjak rem. Di saat yang bersamaan, pemanggang roti yang terkoneksi mendeteksi bahwa roti telah matang. Kedua hal yang sangat, sangat berbeda dan mereka membutuhkan jenis karakteristik jaringan yang sangat, sangat berbeda,” katanya.
Sementara petinggi Intel Sandra Rivera memprediksi bahwa perangkat wearable, chip yang tertanam di dalam tubuh dan lain-lain dapat menjadi tren seiring dengan hadirnya 5G nantinya. “Siapapun bisa menjadi Terminator,” ungkapnya.
Saat ini, selain memperkenalkan sebuah program bertajuk Intel Networks Builders Fast Track untuk mempercepat inovasi jaringan dan interoperabilitas, Intel juga disebut-sebut telah bekerja sama dengan Nokia Networks, NTT DoCoMo dan SK Telecom, serta institusi akademik untuk pengembangan standar 5G.
Singkat kata, IDF 2015 melihat 5G sebagai jaringan ‘cerdas’, di mana jaringan akan memungkinkan perangkat untuk terhubung dan berkomunikasi dengan lebih efisien. Jaringan akan memprioritaskan tindakan berdasarkan tingkat kepentingan dan akan mampu untuk mengakomodasi sejumlah perangkat. Perangkat juga akan berkembang dalam hal ukuran, bentuk dan fungsi. Agar hal ini bisa terjadi, perubahan harus terjadi di jaringan inti, yang akan dirancang untuk menjadi lebih fleksibel dan bisa diukur. “Jaringan akan lebih virtual dan interaktif,” pungkas Intel seperti dilansir telecomtalk, Senin (31/8/2015). [IF]