spot_img
Latest Phone

Garmin vívoactive 6, Tak Sekadar Pintar, Dukung Gaya Hidup Aktif dan Tampil Lebih Gaya

Telko.id - Garmin Indonesia memperkenalkan vívoactive 6, smartwatch wellness...

Lebih Bugar Setelah Lebaran dengan Smartwatch Garmin

Telko.id - Pernahkah Anda merasa tubuh terasa berat dan...

PC Global Melonjak 4,9% di Q1 2025, Tapi Tarif China Ancam Pasokan

Telko.id - Angka-angka terbaru dari IDC mengungkap fakta mengejutkan:...

Lenovo Yoga Slim 9i: Laptop Premium Pertama dengan Kamera di Bawah Layar

Telko.id - Bayangkan sebuah laptop yang tidak hanya memukau...

Huawei Band 10, Smartband ala Smartwatch Ini Kecanggihannya!

Telko.id - Huawei Device Indonesia resmi meluncurkan Huawei Band...

ARTIKEL TERKAIT

Intel Bakal PHK 20% Karyawan, Ini Strategi Baru CEO Lip-Bu Tan

Telko.id – Bocoran terbaru dari Bloomberg mengindikasikan gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) besar-besaran akan terjadi di Intel. Raksasa teknologi ini dikabarkan akan memangkas lebih dari 20% dari total karyawannya dalam restrukturisasi yang dipimpin CEO baru, Lip-Bu Tan.

Langkah ini menjadi sinyal keras bahwa Intel serius membenahi diri di tengah tekanan kompetisi dari Nvidia dan TSMC.

Intel bukanlah pemain baru dalam gelombang PHK. Tahun 2024 lalu, perusahaan ini juga melakukan langkah serupa.

Namun, skala kali ini jauh lebih masif. Dengan sekitar 109.000 karyawan di akhir tahun lalu, artinya sekitar 21.800 orang terancam kehilangan pekerjaan. Pertanyaannya: apa yang sebenarnya terjadi di balik layar Intel?

Baca juga : Intel Berhenti Bersaing di Pasar GPU “High-End”, fakta atau hanya rumor?

Laporan Bloomberg menyebutkan, ini bukan sekadar penghematan biaya, melainkan bagian dari transformasi budaya perusahaan menuju “engineering-first”.

Sebuah jargon yang mungkin terdengar klise, tapi bagi Tan, ini adalah harga mati untuk kembali bersaing.

Restrukturisasi atau Krisis Identitas?

Lip-Bu Tan, yang baru saja mengambil alih tampuk kepemimpinan, tampaknya tak mau buang waktu. Latar belakangnya sebagai Chairman Walden International dan mantan CEO Cadence Design Systems menunjukkan pola pikirnya yang tak biasa untuk ukuran Intel.

Ia bukan “anak kemarin sore” di dunia teknologi, tapi juga bukan bagian dari kultur birokratis Intel yang lama.

Analis industri memprediksi, langkah drastis ini adalah respons atas dua ancaman utama:

  • Dominasi Nvidia di AI: Raja GPU ini terus menggerus pasar yang seharusnya bisa dikuasai Intel.
  • TSMC yang Tak Terkejar:
    Kemampuan manufaktur chip TSMC sudah jauh meninggalkan Intel dalam hal teknologi proses.

Yang menarik, Tan disebut-sebut, usai melakukan PHK 20% di Intel ini ingin mengubah Intel dari perusahaan yang terlalu fokus pada marketing menjadi “engineering powerhouse”.

Sebuah perubahan filosofis yang mungkin akan terasa pahit bagi banyak divisi non-teknis.

Dampak pada Karyawan dan Industri

Gelombang PHK ini tidak hanya berdampak pada ribuan keluarga, tetapi juga akan mengubah lanskap industri teknologi. Beberapa poin kritis yang patut dicermati:

  1. Eksodus Talenta: Karyawan terbaik Intel mungkin akan direbut kompetitor seperti AMD atau startup AI.
  2. Geopolitik Semikonduktor: Pengurangan karyawan bisa memengaruhi rencana Intel dalam perlombaan chip AS vs China.
  3. Harga Saham: Investor mungkin awalnya merespons positif efisiensi, tapi inovasi jangka panjang jadi tanda tanya.

Sejarah menunjukkan, PHK besar-besaran seringkali menjadi pisau bermata dua. IBM sukses bangkit setelah restrukturisasi 1990-an, tapi HP justru kehilangan momentum setelah pemotongan besar-besaran. Manakah yang akan terjadi pada Intel?

Masa Depan Intel Pasca-PHK

Yang jelas, Tan sedang bertaruh besar. Dengan Intel melakukan PHK 20% karyawannya, ia harus membuktikan bahwa efisiensi tersebut bisa diubah menjadi inovasi yang lebih cepat. Beberapa skenario yang mungkin terjadi:

  • Fokus pada AI dan Fab: Intel mungkin akan mengalihkan sumber daya ke dua area ini.
  • Akuisisi Strategis: Dana dari penghematan PHK bisa digunakan untuk membeli startup pendongkrak teknologi.
  • Revolusi Kultur: Transformasi “engineering-first” bisa berarti lebih banyak insentif untuk tim R&D.

Satu hal yang pasti: dunia teknologi sedang menanti dengan waspada. Jika strategi Tan berhasil, ini akan menjadi comeback story terbesar di era semikonduktor modern. Jika gagal, Intel mungkin akan semakin tertinggal dalam perlombaan yang semakin panas.

Bagaimana pendapat Anda? Apakah PHK masal ini langkah berani atau keputusasaan? Bagaimanapun, keputusan Tan dalam beberapa bulan ke depan akan menentukan apakah Intel masih layak disebut sebagai raja semikonduktor. (Icha)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

spot_img

ARTIKEL TERBARU