Telko.id – Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara berbagi tentang ledakan generasi muda di Indonesia dalam jamuan makan malam (22/1) bertemakan Bridging the Asian Demographic Divide dalam acara World Economic Forum di Davos, Swiss.
Dia menyebut, peningkatan ekonomi dari populasi generasi muda terus terjadi, sementara laju pensiun terjadi di negara seperti Jepang, Thailand, dan Singapura. Ini menjadi tantangan sekaligus peluang bisnis.
“Ada 63 juta milenial atau warga usia 20 hingga 35 tahun. Mereka berada pada usia produktif. Ini adalah tantangan sekaligus peluang bagi Indonesia. Terutama ketika Indonesia menargetkan untuk masuk ke negara berpenghasilan tertinggi pada tahun 2045. Kuncinya adalah memahami perilaku milenial dan mendorong mereka untuk menjadi pendorong ekonomi berikutnya,” ujar Rudiantara seusai sesi dikutip keterangannya di Jakarta.
Rudiantara mengatakan, milenial Indonesia adalah basis digital. Dengan kecenderungan itu, milenial Indonesia siap untuk membawa bangsa ke masyarakat digital, termasuk ketika Indonesia perlu berurusan dengan Revolusi Industri 4.0.
Hadir dalam sesi ini, Direktur Eksekutif UNICEF Henrietta H. Fore, Profesor Praktik Manajemen London Business School Lynda Gratton, Menteri Keuangan Selandia Baru Grant Robertson, Direktur dan Anggota Dewan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Axton Salim, Co-Founder, Group President dan Deputy Chairman Fullerton Healthcare Corporation David Sin, Dekan China Institute Fudan University Zhang Weiwei. Sesi ini difasilitasi oleh Kepala Koresponden Internasional, Asia Tenggara Bloomberg News, Haslinda Amin.
WEF 2019 yang mengangkat tema Globalization 4.0: Shaping a Global Architecture in the Age of the Fourth Industrial Revolution ini diikuti oleh lebih dari 3.000 partisipan yang berasal dari kalangan pemerintah, bisnis, budaya, media, termasuk perwakilan Indonesia.
Pada event World Economic Forum 2019 di Davos, Swiss, pemerintah juga mengadakan Media Gathering di Pavilion Indonesia. Menteri Kominfo, Rudiantara dengan Kepala BKPM homas Lembong menjadi tuan rumah.
Ada 10 point yang diutarakan Rudiantara pada kesempatan tersebut seperti dikutip dari linimasa twitter resmi Kementerian Kominfo.
- Rudiantara menegaskan bahwa pemerintah Indonesia sudah berupaya mempercepat pengembangan teknologi digital untuk meningkatkan infrastruktur, meningkatkan penetrasi dan meningkatkan produktivitas.
- Dengan lebih dari 264 juta populasi di Indonesia, 2/3 dari populasi berada pada usia produktif yaitu sekitar 15-64 tahun dengan penetrasi teknologi komunikasi yang baik Indonesia memiliki lebih dari 105 juta pengguna internet aktif dengan 173 juta orang pengguna smartphone, 96 juta orang pengguna aktif sosiamedia, dan 28 jutanya pengguna e-commerce aktif.
- Jadi, tidak heran bisnis startup digital Indonesia memperoleh investasi $ 4 miliar pada tahun 2017.
- Selama sesi Media Gathering tersebut, Rudiantara juga menyampaikan pidato nya mengenai Energi Digital Asia. Indonesia telah menjadi pemasok utama industri digital di Wilayah Asia Tenggara, sebagai tanah air dari 4 dari 10 unicorn.
- Startup Indonesia dan unicorn merupakan salah satu peran kunci yg mendukung ekonomi digital. 4 unicorn di Indonesia telah berdiri 8 tahun yang lalu dengan pelayanan kurang dari 4 tahun yang lalu! Tapi, sudah melebihi total nilai pasar Telkomsel.
- Rudiantara juga menjelaskan bahwa pemerintah telah mendorong industri digital dengan mengadakan program Digital Talent Scholarships, sebuah program non akademik dengan 2 pelatihan yang berkolaborasi dengan perusahaan internasional digital dan lokal universitas.
- Pemerintah menemukan cara untuk mengisi bagian yang disebut Next Indonesian Unicorn atau Nexticorn pada tahun 2017. Dengan fokus pada sektor peraturan,investasi, daya saing PDB regional, dan tingkat pertumbuhan.
- Pemerintah optimis bahwa langkah strategis tersebut, dapat membawa Indonesia menjadi pemimpin ekonomi digital di ASEAN.
(Icha)