Telko.id, Jakarta – Pemerintah Republik Indonesia mendorong pertukaran data dan informasi secara global antar anggota negara G20. Dalam pertemuan antara menteri perdagangan dan menteri digital negara G20 di Jepang pada Sabtu (08/06/2019) Indonesia mendukung pertukaran data dengan persyaratan tertentu.
Wacana pertukaran data tersebut bernama Data Free Flow with Trust (DFFT) yang diajukan Jepang sebagai Presidency G20. Indonesia yang diwakili oleh Menkominfo Rudiantara dan Mendag Enggartiasto Lukita pun mendukung wacana tersebut.
“Dalam pertemuan teknis enam bulan terakhir, Indonesia aktif memberikan dukungan karena pertukaran data di antara negara G20 memiliki manfaat potensial membuat kolaborasi dan kemitraan akan lebih efektif,” kata Rudiantara.
Dilansir Telko.id dari laman resmi Kominfo pada Senin (10/06/2019) pertukaran data bisa digunakan untuk berbagai sektor yang berbeda. Menurut Rudiantara, hal itu berpeluang menciptakan kegiatan ekonomi baru yang bernilai miliaran dolar AS.
{Baca juga: Jelang Lebaran, Kominfo Tetap Pantau Konten Hoaks di Medsos}
Pihak Indonesia menegaskan pelaksanaan pertukaran data antarnegara anggota G20 harus memperhatikan beberapa aspek yang berkaitan dengan privasi, perlindungan data, hak atas kekayaan intelektual dan keamanan.
“Indonesia menyampaikan counter proposal, pelaksanaannya harus dilakukan secara inklusif dan bersyarat. Harus memperhatikan aspek-aspek antara lain, masalah privasi, perlindungan data, intellectual property right and security,” jelasnya.
Selain itu pertukaran data dan informasi secara global harus memperhatikan kerangka regulasi dan kebijakan pada setiap negara anggota G20.
“Lebih jauh harus juga memperhatikan/menghormati legal frameworks, baik dalam negara anggota G20 maupun secara internasional dan harus hati-hati dalam memisahkan antara data pribadi dengan nonpribadi,” tuturnya.
{Baca juga: Dukung Perkembangan IoT, Kominfo Tetapkan Peraturan Baru}
Pertemuan tersebut berlangsung sejak tanggal 8-9 Juni 2019 di Tsukuba, Perfektur Ibaraki, Jepang. Pertemuan Menteri Perdagangan dan Menteri Digital Negara G20 itu mendiskusikan cara mengamankan keselamatan dan privasi dalam menghadapi penyebaran data elektronik dan kecerdasan buatan yang cepat di seluruh dunia. [NM/HBS]