spot_img
Latest Phone

Garmin Instinct Crossover AMOLED Resmi Hadir di Indonesia

Telko.id - Garmin Indonesia secara resmi meluncurkan dan memperkenalkan...

Garmin Run Indonesia 2025 dan Limbah.id berhasil Kumpulkan Hampir 3 Ton Sampah

Telko.id — Garmin Indonesia sukses menggelar ajang lari tahunan...

Instagram Safety Camp: Peran Orang Tua Kunci Keamanan Digital Remaja

Telko.id - Meta menyelenggarakan Instagram Safety Camp di Indonesia...

Garmin Venu 4 Resmi Dirilis, Bawa Wellness Adaptif ke Indonesia

Telko.id - Garmin secara resmi meluncurkan Venu 4 di...

Strava Integrasikan Kacamata Oakley Meta Vanguard AI untuk Aktivitas

Telko.id - Strava, aplikasi pendukung gaya hidup aktif dengan...

ARTIKEL TERKAIT

Ilmuwan Ungkap Kalau Ukuran Bulan Mulai Menyusut

Telko.id, Jakarta – Para peneliti dari Pusat Studi Bumi dan Planet di Museum Udara dan Antariksa Nasional Smithsonian menemukan fakta bahwa Bulan menyusut. Dalam beberapa ratus juta tahun terakhir dari total lebih dari 4,5 miliar tahun di ruang angkasa, garis sabuk Bulan berkurang 150 kaki.

Dilansir Newswise, menurut peneliti bernama Thomas Watters, kontraksi Bulan pun berlanjut dan mengakibatkan rekahan permukaan secara berkelanjutan.

Kesalahan dorong tersebut merupakan pemicu gempa Bulan. Beberapa gempa Bulan bisa menjadi cukup kuat, mencapai skala 5 skala Richter.

Seperti dikutip Telko.id, Kamis (16/05/2019), menggunakan algoritma baru untuk menunjukkan asal gemuruh dangkal yang dihasilkan oleh jaringan patahan, ilmuwan menganalisis data seismometer yang ditempatkan di permukaan Bulan selama misi Apollo.

Dengan memetakan asal gempa menggunakan seismometer, ilmuwan menemukan delapan dari 28 gempa dangkal berada di 18 mil dari Bulan yang terlihat. Sementara enam dari delapan gempa terjadi ketika Bulan berada di titik terjauh dari Bumi, terutama saat ada tekanan tambahan pasang surut.

“Sangat terbuka kemungkinan delapan gempa itu disebabkan kesalahan ketika stres meningkat. Pada saat bersamaan, kerak bulan dikompresi oleh kontraksi global dan kekuatan pasang surut. Seismometer Apollo mencatat Bulan yang menyusut dan Bulan yang masih aktif secara tektonik,” ujar Watters.

Para peneliti dari Pusat Studi Bumi dan Planet di Museum Udara dan Antariksa Nasional Smithsonian akan terus menganalisis data seismik dari seismometer Apollo. Mereka bakal pula memantau secar aintensif gambar kesalahan Bulan. Harapannya, mereka bisa mengungkap bukti tambahan dari gempa Bulan.

“Membangun jaringan seismometer baru di permukaan Bulan harus menjadi prioritas. Tujuannya untuk eksplorasi manusia di Bulan, baik dalam misi mempelajari lebih lanjut tentang interior maupun menentukan berapa banyak bahaya gempa yang hadir,” timpal Renee Weber, seismolog di lembaga luar angkasa NASA. (SN/FHP)

Sumber: Newswise

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

spot_img

ARTIKEL TERBARU