Telko.id, Jakarta – Putra Aji Adhari (15), siswa SMP asal Tangerang, Banten pernah melakukan aksi yang fenomenal. Dia mengaku pernah berhasil meretas situs NASA atau Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat.
Dalam wawancara bersama channel YouTube Narasi, Aji mengaku tidak menyangka bahwa dirinya dapat melakukan itu.
Sebab, ia menilai tidak mudah meretas situs NASA. Menurutnya, untuk membangun situs NASA saja dibutuhkan ribuan developer handal.
{Baca juga: NASA Cari Relawan Digaji Rp 263 Juta untuk Bermalas-malasan}
“Paling mengesankan adalah Situs NASA, karena pada saat saya melakukan penetration testing itu di luar ekspektasi saya,” ucap Aji.
Tidak hanya NASA, Putra juga pernah meretas sistem keamanan milik pemerintah Indonesia. Bahkan, Aji berhasil masuk ke dalam sistem milik pemerintah dalam waktu hanya kurang dari tiga menit.
Meski berhasil menjadi hacker pada usia remaja, namun tidak lantas membuatnya melakukan hal buruk. Dia memilih jalan sebagai bug hunter atau pemburu error pada suatu sistem.
“Kalau bug hunter itu contohnya, ada suatu rumah yang menurut pemilik rumahnya itu sudah tertutup rapat. Lalu dia (bug hunter) bisa masuk tanpa diketahui pemilik rumahnya. Biasanya bug hunter tersebut akan membuat laporan ke pemilik rumah,” kata Aji.
{Baca juga: Gara-gara Pakaian, Astronot Perempuan Batal ke Luar Angkasa}
Perlu diketahui bahwa Aji bukan berasal dari keluarga yang memiliki latar belakang dunia informatika dan di sekolahnya tidak ada pelajaran komputer. Ia mendalami kemampuannya dengan belajar secara otodidak.
“Di sekolah saya tidak ada pelajaran komputer, karena sekolah saya madrasah. Sehari-hari saya tiap pulang sekolah main komputer dan juga kadang main game,” katanya.
Aji menyatakan, dua ahli komputer di Indonesia, Jim Geovedi dan Onno W. Purbo merupakan idolanya dan ia bercita-cita ingin menjadi seperti mereka. Bocah ini sendiri mendapatkan kesempatan dengan idolanya, Onno W. Purbo.
{Baca juga: Ada Tumbuhan di Mars, Bukti Kehidupan Alien Nyata?}
Saat bertemu, pria yang kerap disapa Kang Onno ini mengatakan bahwa pemerintah Indonesia harus mendukung anak-anak seperti Aji yang pandai dalam bidang informatika tersebut.
“Idealnya kalau bisa didukung pemerintah, sekolah, guru, kampus, dan segala macam. Cuma, ini kan tidak ada yang dukung. Jadi terpaksa anak-anak ini kayak anak-anak bawah tanah banget. Kayak gelandangan, tidak ada yang memelihara,” jelasnya. (NM/FHP)