Telko.id – Tren pengguna internet di Indonesia semakin besar. Hal ini didasari dengan semakin tersedianya jaringan internet cepat dan luas yang menjangkau seluruh Indonesia. Kecepatan internet khususnya di mobile juga membuka sebuah tren bisnis baru khususnya di dunia bisnis keuangan yakni dengan hadirnya perusahaan startup berbasis Financial Technlogy atau fintech.
Model bisnis fintech yang memberikan pinjaman bagi pelanggan yang lebih mudah dan cepat nyatanya lebihi disukai oleh masyarakat sebagai ‘raja’ di industri ini. Hal inilah yang sekaligus menjadikan banyaknya startup yang ikut kedalam bisnis ini.
Namun, hadirnya startup yang berbasis fintech dirasa cukup membuat Bank konvensional merasa tersaingi. Takut kehilangan pasar, Bank Bukopin bersama Kibar mencoba membuat sebuah terobosan baru dengan menghadirkan BNVLabs, sebuah program inisiasi startup yang berbasis fintech yang digagas bersama oleh Bank Bukopin dan Kibar.
Glen Glenardi, Ditektur Utama Bank Bukopin mengatakan bahwa harus ada yang berubah terkait dengan sistem di perbankan jika idak ingin kehilangan gigi di industri keuangan.
“Saya merasa harus ada sesuatu yang berubah dan saya yakin bank itu kedepannya tinggal nama dan yang ada hanyalah fintech,” ujarnya saat ditemui pada launching BNVLabs.
Glen juga menambahkan bahwa dirinya sangat yakin dari sebuah pembaharuan digital akan membuat transaksi menjadi lebih fair. Hal itu juga yang membuatnyanya langkah unit mengembangkan bisnis startup bersama Kibar.
Sementara itu, inisiasi positif yang dihadirkan oleh Bank Bukopin dan Kibar ini juga mendapatkan sebuah tanggapan yang positif dari Menkominfo Rudiantara. Pria yang kerap disapa Chief RA ini juga tengah berusaha keras untuk menciptakan banyak starup di berbagai bidang.
“Perbankan Indonesia hanya masalah waktu untuk memikirkan model bisnis yang baru khususnya consumer banking. Mengapa orang senang pinjam ke fintech ketimbang traditional banking. Yang utama adalah kecepatannya meminjam walaupun costnya lebih tinggi dari perbankan tapi lebih jauh dari rentenir,” ujar Rudiantara.
Rudiantara juga menegasan bahwa masih banyak pengguna ponsel di Indonesia yang belum menggunakan aplikasi perbankan sehingga masih banyak pasar yang belum digali untuk urusan fintech.
“Kalau perbankan tidak mrmanfaatkan ini saya fikir rugi perbankan karena akan dimanfaatkan oleh fintech. Jadi daripada digerogoti oleh fintech mending perbankan kerjasama dengan fintech tersebut,” tukas Rudiantara.
Sedangkan, Yansen Kamto CEO Kibar mengatakan bahwa kolaborasi ini diharapkan dapat saling bersinergi dan memberi dampak besar bagi ekonomi digital di Indonesia.
BNVLabs sendiri nantinya akan menjadi sebuah inkubator bagi para startup fintech yang berhasi lolos audisi yang diadakan oleh Kibar dan Bank Bukopin di lima kota besar di Indonesia untuk tahun pertama.
BNVLabs juga akan menyediakan ruang eksperimen bagi para startup founder, kreator dan kolaborator untuk bekerjasama dalam menciptakan solusi di bidang finansial atau fintech.
Dengan hadirnya BNVLabs diharapkan semakin banyak anak muda yang akan berkontribussi di industri fintech. Pasalnya, BNVLabs juga menargetkan akan menjadikan Indonesia sebagai pemain fintech terdepan di Indonesia dan dunia. (Rie)