Telko.id – DANA XiapCuan adalah program terbaru dari fintech DANA untuk mengambil peluang dari para penggunanya yang ingin membagikan angpao Imlek. Program ini memanfaatkan salah satu fitur DANA yang paling digemari, yaitu transfer antar pengguna (P2P Transfer).
Setiap transaksi yang berkaitan dengan Imlek, pengguna akan mendapatkan token. Untuk mendapatkan token, pengguna harus melakukan pengiriman uang ke pengguna berbeda dengan maksimum 5 token per pengguna. Pengguna hanya bisa menerima DANA Angpao dari token yang berasal dari program Imlek. Pengguna juga dapat memanfaatkan DANA Angpao untuk mendapatkan hadiah yang telah disediakan seperti emas batangan hingga cashback.
“Kami berharap program DANA XiapCuan pada Imlek tahun ini bisa menjadi solusi bagi pengguna yang ingin berbagi ke sesama dan bisa sesukses tahun lalu yang mencatatkan pertumbuhan transaksi hingga 20 kali lipat,” ujar Vince Iswara, CEO dan Co-Founder DANA dalam konferensi pers daring pada Selasa (9/2/2021).
Lewat program ini, DANA ingin mendorong budaya transaksi digital yang aman, mudah dan menyenangkan, sekaligus menjaga roda perekonomian rakyat tetap berjalan di tengah kondisi pandemi. Program ini juga diharapkan dapat menjadi media berbagi dan gotong royong di mana penguna bisa memberikan angpao secara contacless dengan memanfaatkan fitur P2P Transfer secara real time.
Vince menambahkan, secara umum, penggelaran program-program digital seperti DANA XiapCuan merupakan representasi dari makin membudayanya pemanfaataan teknologi digital di kalangan masyarakat luas. Budaya ini makin menjangkau hampir semua segmen dan lini kehidupan.
Pesatnya perkembangan teknologi yang ditunjang perluasan jaringan komunikasi data hingga ke pelosok daerah, serta tuntutan untuk beradaptasi di masa pandemi, menjadi alasan kian lekatnya teknologi digital dalam keseharian masyarakat.
Merujuk pada hasil studi berbagai lembaga survei internasi, teknologi digital diyakini dan direkomendasikan untuk bisa menjadi mesin pemulihan dari dampak pandemi Covid-19. Salah satu lembaga tersebut, yaitu Bolton Consultant Group (BCG), bahkan memprediksi pembayaran digital makin diminati di Asia Tenggara dan meningkat hingga mencapai 84% pada 2025.
Prediksi tersebut tidak berlebihan jika melihat pencapaian dompet digital Indonesia, DANA, yang kini memiliki 50 juta pengguna dibandingkan tahun lalu 40 juta pengguna.
“Terus bertambahnya jumlah pengguna dompet digital DANA menandakan teknologi DANA yang adaptif dan inklusif semakin diterima oleh masyarakat luas. Ini juga menjadi sinyal positif untuk membangun optimisme bahwa teknologi digital dengan konektivitas tinggi dan inklusif akan makin membudaya dan menjadi andalan untuk mendukung setiap transaksi di kalangan luas,” ujar Vince.
DANA pun meyakini manfaat dan penggunaan teknologi finansial digital ke depannya akan makin meluas jika melihat perkembanang perluasan jaringan broadband yang terus dilakukan oleh pemerintah dan pelaku industri hingga ke daerah-daerah yang selama ini belum terkoneksi dan belum bisa memanfaatkan komunikasi data.
Bisnis Fintech 2021
Vince menyakini bahwa bisnis fintech seperti DANA akan tetap baik bisnis nya di tahun 2021 ini. Jika merujuk pada kinerja tahun lalu, DANA sendiri sampai awal Desember 2020 sudah memiliki 50 juta pengguna.
“Kita apresiasi ini karena pengguna tetap setia dan bertambah. Transaksi juga naik 100 persen pada 2020,” ungkap Vincent.
Pertumbuhan pada tahun lalu, menurutnya, sebagian besar berkat peningkatan kualitas layanan dan berbagai inovasi produk. Selain itu, DANA pun aktif mengajak Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) untuk menggunakan layanan digital.
DANA pada tahun lalu berhasil menambah 150 ribu UMKM baru. “Semakin banyak UMKM yang kami ajak untuk digitalisasi. Hal ini sesuai dengan gerakan nasional pemerintah seperti program bangga buatan Indonesia dan QRIS dari Bank Indonesia,” jelas Vincent.
Ia pun meyakini industri fintech termasuk DANA akan terus berkembang ke depan, termasuk untuk tahun ini. Hal ini melihat perubahan dan perkembangan digital di Tanah Air yang semakin cepat. Semakin banyak pemain fintech, katanya, akan membantu penetrasi digitalisasi di Indonesia.
“Semakin banyak pemain maka edukasi ke masyarakat akan lebih mudah dan cepat. Penetrasi di Indonesia sudah lumayan baik untuk digitalisasi, dan di 2021 ini juga akan semakin baik lagi. Saya optimis kami akan terus tumbuh tahun ini,” tutup Vincent. (Icha)