spot_img
Latest Phone

Strava Integrasikan Kacamata Oakley Meta Vanguard AI untuk Aktivitas

Telko.id - Strava, aplikasi pendukung gaya hidup aktif dengan...

Garmin Run Indonesia 2025 Sukses, 7.000 Peserta Dukung Keberlanjutan

Telko.id - Garmin Run Indonesia 2025 sukses digelar di...

Deretan Wearables Terbaru Apple, iPhone 17 Bukan Satu-Satunya

Telko.id – Selain iPhone 17 Series, pada perhelatan Apple...

Apple Rilis iPhone 17 Series, Ini Bocoran Harga dan Spesifikasinya

Telko.id – Apple akhirnya resmi meluncurkan iPhone 17 Series...

Garmin fēnix 8 Pro Resmi Hadirkan Teknologi MicroLED dan inReach

Telko.id - Garmin resmi meluncurkan seri fēnix 8 Pro,...

ARTIKEL TERKAIT

Facebook dkk Down, Telegram Dapat “Durian Runtuh”

Telko.id, Jakarta – Telegram bak mendapat durian runtuh dari kasus Facebook down yang dibarengi juga oleh WhatsApp dan Instagram down. Sebab, Telegram mendapat limpahan tiga juga pengguna Telegram baru atas kasus tersebut.

“Mereka membuat akun Telegram dalam waktu 24 jam,” kata pendiri Telegram, Pavel Durov, melalui kanal miliknya, seperti dikutip Telko.id dari TechCrunch, Jumat (15/03/2019). Namun, ia tak menjelaskannya secara rinci.

Meski begitu, ia sempat meledek Facebook. Ia mengungkit pernyataan CEO Facebook, Mark Zuckerberg terkait fokus perusahaan ke persoalan privasi.

{Baca juga: Setelah Gmail Down, Giliran Instagram dan Facebook Down}

“Kami menawarkan privasi yang sebenarnya,” ujarnya menyindir.

Seorang narasumber Telegram mengatakan bahwa masalah di layanan raksasa media sosial ini adalah sebuah keuntungan. Menurutnya, masalah seperti yang dialami media sosial itu selalu menambah pengguna baru untuk Telegram.

Kendati demikian, ia menambahkan, ada alasan lain kenapa jumlah pengguna Telegram bertambah. Ia menyebut bahwa sekarang masyarakat mulai terganggu dengan banyaknya data pribadi yang Facebook kumpulkan.

{Baca juga: Dash Text Integrasikan WhatsApp dan Telegram, untuk Apa?}

Satu tahun lalu, Telegram mengkalim memiliki 200 juta pengguna aktif bulanan. Telegram punya masalah pemblokiran di beberapa negara, seperti Rusia, Iran, dan China, karena menolak permintaan kunci enkripsi.

Di Rusia, pemerintah setempat juga berusaha untuk memperketat aturan internet dengan regulasi baru. Peraturan seperti itu bisa membuat masyarakat semakin tertarik dengan Telegram. Facebook tak menanggapi klaim Telegram. (SN/FHP)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

spot_img

ARTIKEL TERBARU