Telko.id – Ericsson mengawali 2016 dengan kembali merilis laporan tren tahunannya. Dalam edisi kelima ini, perusahaan asal Swedia itu menemukan beberapa hal menarik terkait teknologi yang dianggap konsumen akan menjadi tren tahun ini. Pun demikian beberapa tahun ke depan.
Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan – yang konon akan memungkinkan interaksi dengan obyek tanpa membutuhkan layar smartphone lagi – dipercaya konsumen akan menjadi salah satu diantaranya, selain dari teknologi terhubung yang juga akan bergerak sangat cepat.
“Beberapa tren ini mungkin terlihat sangat futuristik, namun diharapkan hal ini dapat mendorong pengembangan teknologi. Di Indonesia sendiri, harapannya sih akan dapat membantu pengembang dalam melihat tren konsumen global di masa mendatang,” kata Hardyana Syintawati, Vice President Marketing and Communications Ericsson Indonesia, dalam presentasinya terkait laporan tersebut hari ini, Selasa (19/1).
Untuk lebih jelasnya, berikut adalah 10 tren konsumen teknologi terhangat dari Ericsson Consumer Lab. Secara umum, tren ini diwakili oleh 1 miliar orang yang tersebar di 24 negara, sementara secara khusus, riset ini diwakili oleh 46 juta pengguna smartphone urban di 10 kota besar, diantaranya Tokyo, Shanghai, Singapura, Korea, dan Mexico City.
1. The Lifestyle Network Effect
Menurut laporan, 4 dari 5 orang saat ini merasa dapat mengambil banyak manfaat dari layanan online. Secara global, 1 dari 3 pengguna sudah berpartisipasi dalam berbagai bentuk ekonomi berbagi (sharing economy).
2. Streaming Natives
Disebut Hardyana sebagai salah satu tren yang akan berkembang di Indonesia, bahkan mulai tahun ini, streaming native akan menjadi sesuatu yang akan sangat digemari oleh generasi muda ke depannya. Menurut laporan, para remaja menonton konten video YouTube tiap hari lebih dari kelompok umur lain. 49% dari remaja usia 16-19 tahun menonton YouTube satu jam atau lebih tiap harinya.
3. Artificial Intelligence ends the screen age
Semakin berkembangnya AI akan semakin mengurangi penggunaan layar smartphone. Hal ini dikarenakan masing-masing perangkat nantinya akan dapat didukung oleh kecerdasan buatan yang membuatnya semakin pintar. Menurut riset, 1 dari 2 pengguna smartphone memprediksi bahwa smartphone akan menjadi sesuatu yang kuno dalam lima tahun mendatang.
4. Virtual gets real
Pengguna menginginkan teknologi virtual untuk aktivitas sehari-hari, seperti menonton pertandingan sepakbola dan melakukan panggilan video. 44% bahkan ingin mencetaj makanannya sendiri.
5. Sensing Homes
Tak hanya smartphone, bahkan rumah pun akan menjadi pintar. Menurut penelitian, 55% pengguna smartphone percaya jika batu bata yang digunakan untuk membuat rumah pat menghadirkan sensor yang dapat memonitor jamur, kebocoran dan masalah listrik di lima tahun mendatang. Akibatnya, konsep smart home pun menjadi sesuatu yang harus dipikirkan lebih dini.
6. Smart Commuters
Layanan komuter yang pintar disebut-sebut menjadi salah kebutuhan konsumen, khususnya mereka yang berada di kota besar. Komuter ingin menggunakan waktunya secara efisien dan tidak merasa sebagai obyek pasif saat transit. 68% dari responden ingin menggunakan lyanan komuter yang terpersonalisasi jika ada.
7. Emergency Chat
Melalui studi ini diketahui bahwa jaringan sosial menjadi cara yang lebih digemari untuk menghubungi layanan emergency. 6 dari 10 konsumen juga tertarik dengan aplikasi yang memberi informasi tentang bencana alam.
8. Internables
Kita telah mendengar banyak hal tentang wearable gadget. Kali ini, giliran internables. Ya, sensor internal disebut-sebut juga menjadi tren yang paling menarik perhatian konsumen dalam beberapa tahun ke depan. 8 dari 10 pengguna mungkin menggunakan teknologi untuk meningkatkan ssensor penglihatan dan kemampuan kognitif seperti penglihatan, memori dan pendengaran.
9. Everything Gets Hacked
Perkembangan teknologi, tak luput dari beragam celah kejahatan. Hal ini dipahami betul oleh orang-orang yang menjadi responsen dalam laporan ini. Mereka percaya bahwa hacking dan virus akan terus menjadi masalah. Sebagai efek yang positif, 1 dari 5 orang mengatakan bahwa mereka menjadi lebih percaya dengan organisasi yang pernah di-hack, namun kemudian berhasil memecahkan masalahnya.
10. Netizen Journalists
Orang-orang akan lebih sering berbagi dari sebelumnya, terutama dalam hal informasi. Hal ini dipercaya dapat meningkatkan pengaruh mereka pada masyarakat. Sepertiga orang percaya bahwa membocorkan kondisi perusahaannya di sosial media menghasilkan dampak lebih besar daripada melapor ke pihak berwenang.