Telko.id, Jakarta – Banyak yang berasumsi bahwa Huawei akan berada dalam masalah besar, setelah mendapat larangan atau embargo untuk melakukan bisnis dengan perusahaan-perusahaan Amerika Serikat (AS). Nyatanya dugaan itu meleset, karena penjualan ponsel Huawei tetap laris manis.
Huawei disebut-sebut akan “habis” setelah diembargo AS. Maklum, Huawei merupakan penyuplai banyak komponen dan perangkat lunak ke perusahaan yang berbasis di AS. Namun, kenyataannya Huawei tak semenderita yang dibayangkan banyak orang.
{Baca juga: Klarifikasi Trump, Gedung Putih: Huawei Tetap Masuk Daftar Hitam}
Menurut laporan BBC, seperti dikutip Telko.id dari Ubergizmo, Rabu (31/7/2019), meski masuk daftar hitam AS, Huawei tetap menikmati peningkatan 20 persen dalam hal penjualan ponsel.
Perusahaan telah melaporkan terjadi peningkatan pendapatan sebanyak 23 persen pada semester I-2019 walaupun meleset dari yang ditetapkan oleh analis. Pengiriman ponsel tumbuh 24 persen.
“Sesuai fondasi pada paruh pertama tahun ini, kami terus melihat pertumbuhan, bahkan setelah masuk ke daftar entitas AS. Artinya, kami tidak dalam kondisi sulit,” kata Liang Hua, ketua Huawei.
Menurut Bloomberg, kenaikan pendapatan perusahaan pada kuartal pertama tahun ini terjadi karena komponen dan perangkat Huawei masih tersedia di pasaran sebelum penerapan embargo.
{Baca juga: Bos Huawei Pede HongMengOS Lebih Ngebut dari Android dkk}
Rotating Chairman Huawei, Ken Hu, mengatakan bahwa percepatan peluncuran jaringan 5G diprediksi bakal turut memicu pertumbuhan pendapatan perusahaan hingga angka dua digit. [SN/HBS]
Sumber: Ubergizmo