Telko.id, Jakarta – Ternyata, jasa pengiriman makanan di China menyimpan banyak masalah. Ada 35.000 restoran di negara tersebut yang secara ilegal menggunakan aplikasi palsu atau tidak memiliki lisensi resmi.
South China Morning Post melaporkan, Administrasi Pengawasan Pasar Beijing di China pun menyalahkan pihak penyedia aplikasi karena tidak memiliki sistem inspeksi yang ketat untuk meninjau para vendor.
China memang telah lama dirongrong oleh keberadaan sumber makanan palsu. Ada beras dan susu bubuk palsu, minyak goreng daur ulang, bahkan makanan cepat saji yang tercemar alias mengandung racun.
Jelas saja, hal itu membuat pemerintah China mulai memperhatikan keamanan pangan. Bahkan, dikutip Telko.id dari CNET, Kamis (14/3/2019), otoritas setempat menggunakan teknologi blockchain untuk mencegah penipuan makanan.
{Baca juga: Alibaba Buka Jasa Antar Makanan Pakai Drone}
Sayang, restoran yang menggunakan lisensi palsu belum 100 persen teridentifikasi. Namun demikian, aplikasi pengiriman seperti Meituan Dianping dan Deliveroo versi China, telah berjanji untuk memperkuat sistem.
Mereka juga akan menerapkan asuransi keamanan makanan bagi pengguna. Bersama platform Alibaba Ele.me, Meituan Dianping dan Deliveroo versi China menguasai 98 persen layanan pengiriman makanan di China.
Bertolak belakang dengan kasus di China, FedEx Corp pada musim panas tahun ini berencana menguji robot pengiriman barang ke rumah. Perusahaan jasa pengiriman barang tersebut bermitra dengan Walmart Inc dan Pizza Hut.
{Baca juga: Domino Kirim Pesanan Pizza Pakai Mobil Otonom}
FedEx Corp bahkan siap melayani pengantaran secangkir kopi hingga jarak terdekat dengan pintu rumah konsumen. FedEx menjamin keamanan konsumen berkat bekerja sama dengan DEKA Development & Research Corp. [SN/HBS]
Sumber: CNET