Telko.id, Jakarta – Twitter memblokir akun yang menjajakan konten konspirasi pada Selasa (30/07). Pemblokiran itu dilakukan setelah kicauan akun konspirasi itu di-retweet oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.
Akun konspirasi itu bernama Lynn Thomas, dan diblokir dengan alasan telah melanggar aturan Twitter. Sekadar informasi, Twitter tak mengizinkan pemakaian beberapa akun untuk mengacaukan percakapan secara artifisial.
Menurut laporan The Verge, seperti dikutip Telko.id, Rabu (31/07/2019), akun tersebut merupakan yang kedua yang di-retweet oleh Trump dan telah ditangguhkan oleh Twitter.
{Baca juga: YouTube Stop Rekomendasi Video Bumi Datar}
“Demokrat adalah satu-satunya gangguan dalam pemilihan umum. Demokrat adalah musuh sejati Amerika Serikat!, “ demikian bunyi cuitannya. Menurut The Daily Beast, akun tersebut juga membahas teori dan meme konspirasi Qanon.
Sebelumnya, Trump me-retweet konten dari akun yang mengklaim milik Batalyon Reagan. Akun itu kemudian ditangguhkan atau diblokir oleh Twitter karena melanggar kebijakan plagiasi. Juni 2019, kebetulan Twitter mengumumkan kebijakan baru.
{Baca juga: Konyol! Demi Konten, Instagramer Ini Berenang di Danau Beracun}
Kebijakan baru Twitter akan menyembunyikan cuitan dari akun berpengaruh, seperti milik Trump, jika terbukti melanggar aturan. Jika dianggap tidak pantas, Cuitan akan berwarna abu-abu dan pengguna harus menekan tombol “Lihat”.
Twitter memang terus berbenah guna memberi kenyamanan para pengguna. Upaya tersebut pun membuahkan hasil. Jumlah pengguna aktif harian Twitter meningkat 14 persen, diiringi angka pendapatan serta penurunan laporan spam. (SN/FHP)
Sumber: The Verge