Telko.id, Jakarta – Gojek memaparkan hasil ekspansinya di kawasan Asia Tenggara, seperti Vietnam, Singapura, dan Thailand. Di Vietnam misalnya, layanan Go-Viet yang mereka luncurkan pada September 2018 lalu mendapatkan hasil yang positif.
Menurut Presiden Gojek Group, Andre Soelistyo, dua bulan sejak pertama kali diperkenalkan di Vietnam, Go-Viet telah menembus 1 juta pesanan atau order.
“Kurang dari 2 bulan di Vietnam sudah 1 juta order. Ini membuktikan jika pertumbuhan begitu cepat dan mereka tertarik dengan solusi kami,” kata Andre di Kantor Gojek, Jakarta pada Senin (22/07/2019).
{Baca juga: Gojek Rekrut Eks Bos Facebook untuk Pimpin Go-Viet}
Hal serupa terjadi di Singapura dengan layanan Gocar, dan Thailand dengan layanan serupa Gojek bernama GET. Di dua negara tersebut, layanan mereka juga mendapatkan feedback yang positif.
Andre mengatakan, salah satu alasan mengapa layanan mereka cepat diterima di beberapa negara Asia Tenggara karena sebelum kehadiran Gojek, pemain di industri ini hanya satu saja. Sehingga, saat ada layanan lain, masyarakat di sana pun bisa menerimanya.
“Pas begitu kami launch, konsumen dan driver menerima kami. Jadi akses ke konsumen cepat sekali,” jelasnya.
Andre pun sangat bangga dengan pencapaian mereka. Pasalnya, di Indonesia saja, pencapaian 1 juta order bisa mereka dapatkan setelah 7 bulan diluncurkan.
{Baca juga: Solve, Logo Baru Gojek yang Tampil Lebih Segar}
“Kami mencapai 1 juta order sekitar 7 bulan di Indonesia. Mudah-mudahan misi depan, kami bisa menjadi aplikasi terbesar di Asia Tenggara,” tutup Andre.
Di kesempatan yang sama, Gojek juga merilis logo baru bernama Solve. Logo tersebut merupakan simbol evolusi perusahaan sebagai layanan yang memecahkan masalah melalui teknologi. Menurut CEO Gojek Group, Nadiem Makarim nama logo tersebut diambil dari kata dalam bahasa inggris yang artinya memecahkan.
“Solve artinya memecahkan. Jadi kita ingin menjadi aplikasi yang memecahkan permasalahan. Logo baru ini melambangkan alasan utama hadirnya Gojek, yaitu memecahkan masalah melalui teknologi” pungkas Nadiem. (NM/FHP)