Telko.id, Jakarta – China telah mengembangkan aplikasi yang memungkinkan para konservasionis untuk mengidentifikasi masing-masing panda raksasa menggunakan teknologi pengenalan wajah.
Dilansit dari Xinhua, para peneliti juga telah membangun database dengan lebih dari 120.000 foto dan 10.000 klip video panda yang memungkinkan mereka mengidentifikasi secara benar dengan menggunakan teknologi pengenalan wajah.
“Aplikasi dan basis data akan membantu kami mengumpulkan data yang lebih tepat dan menyeluruh tentang populasi, distribusi, usia, rasio gender, kelahiran dan kematian panda liar, yang tinggal di pegunungan yang dalam dan sulit dilacak,” kata Peneliti di Pusat Penelitian dan Konservasi Tiongkok untuk Panda Raksasa.
{Baca juga: Kepo, Pemerintah China Awasi Warganya Pakai Drone Burung}
Tahun lalu China juga mengumumkan rencana untuk membuat tempat penangkaran bagi panda raksasa dengan ukuran tiga kali lebih besar dibandingkan Taman Nasional Yellowstone. Tempat penangkaran ini bertujuan untuk mendorong pengembangbiakan hewan yang bereproduksi lambat ini.
Setidaknya 10 miliar yuan atau sekitar Rp 21 triliun telah dianggarkan untuk Taman Nasional Panda Raksasa di pegunungan barat daya China untuk hewan kebanggan negara China.
Untuk diketahui, panda raksasa memiliki tingkat reproduksi yang sangat rendah. Hal ini menyebabkan hewan ini masuk dalam daftar merah, spesies yang terancam punah oleh International Union for Conservation of Nature (IUCN).
{Baca juga: Cegah Siswa Bolos, Sekolah di China Pasangkan “Seragam Pintar”}
Lebih dari 80 persen panda liar dunia hidup di Sichuan, dan sisanya di Shaanxi dan Gansu. Sementara itu, hingga November 2018, sebanyak 548 panda raksasa berada di penangkaran secara global. Sedangkan jumlah panda yang hidup di alam liar berkurang menjadi 2.000 ekor. [BA/HBS]
Sumber: The Star