spot_img
Latest Phone

Garmin quatix 8, Smartwatch Maritim dengan Fitur Canggih

Telko.id - Garmin Indonesia resmi meluncurkan quatix 8, smartwatch...

Moto g86 Power 5G: Spek Lengkap dengan Harga Terjangkau

Telko.id - Smartphone terbaru dari Motorola akan segera diluncurkan....

Apple Kembangkan Chatbot AI Sendiri, Saingan ChatGPT

Telko.id – Perusahaan teknologi besar Apple, mulai bergerak mengembangkan...

Pendapatan Apple Naik 10%, Penjualan iPhone Tembus 3 Miliar Unit

Telko.id - Apple mengumumkan hasil keuangan kuartal III 2025...

ASUS Zenbook S16 OLED, Tipis dengan Performa AI Terbaik

Telko.id - ASUS resmi meluncurkan Zenbook S16 OLED (UM5606WA)...

ARTIKEL TERKAIT

China jadi Dalang Serangan “Operation Soft Cell” di Seluruh Dunia?

Telko.id, Jakarta – Firma riset keamanan Cybereason melaporkan bahwa selama tujuh tahun terakhir, hacker berhasil membobol lebih dari 10 jaringan seluler di seluruh dunia. China dikabarkan menjadi dalang peretasan jaringan seluler yang disebut sebagai “Operation Soft Cell“.

Para hacker ini disinyalir telah mengumpulkan informasi tentang panggilan yang dilakukan oleh setidaknya 20 orang yang dijadikan target utama. Dilansir dari phoneArena, informasi yang diretas termasuk tanggal, waktu, serta lokasi panggilan.

Seperti dikutip Telko.id, Kamis (27/06/2019), serangan Operation Soft Cell telah dilakukan sejak 2012. Namun, baru ditemukan oleh Cybereason pada awal tahun ini.

{Baca juga: Duh! Peneliti Temukan 36 Celah Keamanan di Jaringan LTE}

Mereka melakukan peretasan untuk mendapatkan catatan rincian panggilan (CDR). Tak cukup, mereka juga mencoba mencari informasi lain, termasuk nama pengguna dan kata sandi.

“Penyerang bekerja secara bergelombang, meninggalkan satu utas serangan saat terdeteksi, lalu dihentikan. Mereka beraksi lagi beberapa bulan kemudian dengan teknik baru,” kata Cybereason

Cybereason yakin operasi tersebut disponsori dan berafiliasi dengan China. Metode dan alat yang digunakan mengarahkan peneliti keamanan untuk menyebut APT10 sebagai aktor ancaman.

Mereka dilaporkan bekerja dengan Kementerian Keamanan China atau MMS. Motifnya, untuk mencuri kekayaan intelektual atau mendapatkan informasi tentang beberapa pelanggan operator.

{Baca juga: Selebriti dan Atlet NBA Jadi Korban Hacker Asal Georgia}

Data yang dicuri memungkinkan peretas untuk mendapatkan catatan yang menyediakan tujuan dan durasi panggilan, informasi perangkat yang digunakan, nomor versi telepon dan vendornya.

Dengan peretasan, MSS bisa mengetahui dengan siapa orang yang ditarget telah berbicara, perangkat apa yang digunakan untuk melakukan panggilan, dan ke mana para target bepergian. (SN/FHP)

Sumber: phoneArena

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

spot_img

ARTIKEL TERBARU