Telko.id, Jakarta – Sebuah situs dituding telah mencuri data pengguna iPhone milik komunitas muslim Uyghur. Menurut laporan dari sumber TechCrunch, situs tersebut merupakan bagian dari kampanye yang didukung pemerintah China.
Dilansir Telko.id dari Engadget pada Senin (02/09/2019,) sumber tersebut mengatakan, situs telah mencuri informasi sensitif seperti pesan, kata sandi dan lokasi komunitas muslim Uyghur.
Beruntung, Apple mengaku telah memperbaikinya lewat pembaruan iOS 12.1.4 pada bulan Februari, tetapi ada kemungkinan bahwa ribuan iPhone muslim Uyghur sudah diretas sebelum pembaruan didapatkan.
Selain iPhone, menurut sumber dari Forbes, pengguna Android dan Windows juga menjadi target situs yang didukung pemerintah China. Dan, situs ini menjadi salah satu taktik yang dilakukan untuk meretas smartphone dan menindak komunitas Uyghur.
{Baca juga: China Diam-diam Pasang Aplikasi Pengintai di Ponsel Wisatawan}
Negara itu telah melakukan pengawasan yang ketat untuk membungkam warga Xinjiang, tempat muslim Uyghur berasal. Bahkan, mereka juga menggunakan teknologi pengenalan wajah untuk memantau orang-orang yang ada dalam daftar pengawasan.
Pengawasan juga dilakukan oleh turis. Penjaga perbatasan dilaporkan telah memasang aplikasi pengawasan di smartphone Android turis yang memasuki wilayah Xinjiang.
Aplikasi tersebut juga secara tidak sengaja menginfeksi orang-orang non-Uyghur, sehingga pemerintah dapat mendeteksi riwayat pencarian mereka di Google. Kabarnya, FBI pun meminta Google untuk menghapus indeks situs dan mengurangi jumlah infeksi.
Namun hingga saat ini, raksasa pencarian itu telah menolak memberikan komentar terkait kasus tersebut. Sementara FBI, tidak akan mengkonfirmasi atau membantah bahwa mereka telah melakukan penyelidikan.
{Baca juga: China jadi Dalang Serangan “Operation Soft Cell” di Seluruh Dunia?}
Tuduhan pencurian atau peretasan data yang dilakukan oleh China bukan kali ini saja terjadi. Firma riset keamanan Cybereason melaporkan bahwa selama tujuh tahun terakhir, hacker berhasil membobol lebih dari 10 jaringan seluler di seluruh dunia. China dikabarkan menjadi dalang peretasan jaringan seluler yang disebut sebagai “Operation Soft Cell“. (NM/FHP)
Sumber: Engadget