spot_img
Latest Phone

Garmin Instinct Crossover AMOLED Resmi Hadir di Indonesia

Telko.id - Garmin Indonesia secara resmi meluncurkan dan memperkenalkan...

Garmin Run Indonesia 2025 dan Limbah.id berhasil Kumpulkan Hampir 3 Ton Sampah

Telko.id — Garmin Indonesia sukses menggelar ajang lari tahunan...

Instagram Safety Camp: Peran Orang Tua Kunci Keamanan Digital Remaja

Telko.id - Meta menyelenggarakan Instagram Safety Camp di Indonesia...

Garmin Venu 4 Resmi Dirilis, Bawa Wellness Adaptif ke Indonesia

Telko.id - Garmin secara resmi meluncurkan Venu 4 di...

Strava Integrasikan Kacamata Oakley Meta Vanguard AI untuk Aktivitas

Telko.id - Strava, aplikasi pendukung gaya hidup aktif dengan...

ARTIKEL TERKAIT

China Bangun Data Center Bawah Laut Pertama di Dunia

Telko.id – Diantara banyaknya negara yang masih berfokus untuk membangun pisah data berpendingin udara di daratan, China justru mengambil langkah berani dengan menenggelamkannya kedasar laut.

Mengutip dari Kompas Tekno, langkah ambisius ini bukan hanya soal efisiensi energi, tetapi juga menunjukkan dominasi baru China dalam inovasi infrastruktur digital global.

Melalui proyek data center bawah laut pertamanya, Negeri Tirai Bambu itu kini remsi menyalip Microsoft, perusahaan yang lebih dulu memelopori konsep serupa lewat eksperimen Project Natick.

China kini resmi mengoperasikan data center bawah laut komersial pertama di dunia, yang berlokasi di kawasan Lin-gang, Shanghai.

Fasilitas ini menjadi tonggak penting dalam transformasi energi dan teknologi, sekaligus pembuktian bahwa konsep pusat data di bawah laut lagi sekedar eksperimen.

Baca juga:

Proyek ini dikembangkan oleh Shanghai Hicloud bersama perusahaan besar seperti China Telecom, Shenergy, dan CCCC Third Harbor Engineering, dengan total investasi mencapai 226 juta dollar AS (sekitar Rp 3,5 triliun)

Microsoft sendiri sebelumnya telah menenggelamkan 855 server di lepas pantai Skotlandia pada 208 untuk menguji sistem pendinginan alami laut.

Namun pada 2024, perusahaan tersebut menghentikan proyeknya setelah dinilai berhasil sebagai proof of concept, tanpa melanjutkan ke tahap komersial.

Lebih efisien, ramah lingkungan, tapi menantang secara teknis

Data center bawah laun milik China disimpan didalam kapsul bertekanan tinggi dengan lapisan anti-korosi, ditempatkan di kedalaman sekitar 35 meter dibawah laut.

Dengan pendinginan alami dari air laut dan pasokan energi 95 persen dari angin lepas pantai, pusat data ini mencapai Power Usage Effectiveness (PUE) dibawah 1,15, jauh lebih efisien dibandingkan pusat data didarat yang umumnya berada di kisaran 1,50-1,60.

Pada tahap awal, fasilitas ini sudah menghasilkan daya 2,3 megawatt, dengan target pengembangan hingga 24 megawatt. Pengembang memastikan bahwa dampak termal dan maritim masih dalam batas aman, meskipun masih menunggu hasil verifikasi independen.

Namun, di balik efisiensinya, proyek ini menyimpan tantangan besar pada aspek pemeliharaan dan penggantian komponen, yang jauh lebih rumit dibandingkan fasilitas darat.

Kendati demikian, langkah China ini menegaskan arah baru evolusi infrastruktur digital dunia yaitu memindahkan pusat komputasi dari daratan ke lautan demi efisiensi energi dan keberlanjutan lingkungan.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

spot_img

ARTIKEL TERBARU