Telko.id, Jakarta – Empat remaja dari Maryland, Amerika Serikat, baru-baru ini didakwa dengan kejahatan rasial. Siswa-siswa bandel itu merusak sekolah, mencorat-coreti tembok dengan kata-kata dan gambaran kebencian. Mereka ketahuan pelaku vandalisme berkat jaringan WiFi. Kok bisa?
Aksi empat remaja itu dilakukan hanya beberapa hari sebelum kelulusan sekolah. Mereka tertangkap kamera saat beraksi. Namun, mereka sudah mengantisipasinya dengan mengenakan topeng penutup muka.
{Baca juga: Harvard Batal Loloskan 10 Calon Mahasiswa Karena Meme}
Dasar nahas, identitas mereka tetap tercium. Seperti dikutip Telko.id dari Ubergizmo, ponsel mereka membantu pihak sekolah dalam mengidentifikasi pelaku. Ponsel mereka terkoneksi WiFi secara otomatis.
Untuk terhubung ke jaringan WiFi milik sekolah, semua siswa diharuskan menggunakan ponsel. ID yang diterapkan pun unik sehingga memungkinkan mereka untuk terhubung ke jaringan setiap kali berada di sekolah.
Data jaringan telah memuat empat ponsel para pelaku dengan login ke WiFi pada 23 Mei 2018, sekitar pukul 11.35. Walhasil, pihak sekolah secara mudah mengetahui pelaku meski para siswa mengenakan topeng.
Berdasarkan keputusan sekolah, empat remaja tersebut mendapat tuduhan melakukan kejahatan rasial. Mereka dijatuhi hukuman percobaan, pengabdian kepada masyarakat, dan masuk penjara pada akhir pekan.
{Baca juga: Duh! Jutaan Siswa Ujian Ulang karena Soal Bocor di WhatsApp}
Pemakaian teknologi WiFi yang diterapkan oleh pihak sekolah menuai pujian dari beberapa pihak. Sistem yang digunakan terbilang simpel, tetapi berjalan efektif. Sekolah-sekolah di Indonesia mungkin bisa menirunya. [SN/HBS]
Sumber: Ubergizmo