Telko.id, Jakarta – Pemerintah Austria mengeluarkan peringatan kepada warganet untuk tidak mengikuti tantangan #KuhKussChallenge atau tantangan cium sapi yang diadakan oleh aplikasi asal Swiss, Castl. Tantangan ini sebenarnya untuk penggalangan dana amal, namun melalui cara yang aneh dan berbahaya.
Dilansir dari The Star Online, pada Sabtu (18/05/2019), tantangan ini mengharuskan warganet Swiss dan negara berbahasa Jerman lainnya untuk mencium sapi dengan atau tanpa menggunakan lidah.
Alhasil, tantangan ini membaut gusar Menteri Pertanian Austria, Elisabeth Koestinger.
Dalam pernyataan yang dirilis Kamis (16/05) lalu, Koestinger menyebut kompetisi itu adalah gangguan yang berbahaya.
“Ladang penggembalaan dan lapangan rumput bukan kebun binatang, aksi-aksi seperti ini memiliki konsekuensi serius,” katanya.
Koestinger mengatakan sapi yang tampak menggemaskan ini dapat berubah menjadi agresif ketika mereka merasa terancam dan ingin melindungi anak-anak mereka.
Hal ini terbukti pada Februari 2019 lalu, ketika sebuah pengadilan di kawasan Tyrol menimbulkan kegemparan karena memerintahkan seorang petani membayar 490 ribu euro atau Rp 7,9 miliar sebagai kompensasi kepada seorang duda yang istrinya tewas terinjak-injak kawanan ternak sapi petani tersebut pada 2014.
Petani tersebut sedang mengajukan banding dan didukung oleh federasi peternak Austria. Ia juga membuat ancaman “akhir dari padang rumput di gunung kami” jika keputusan pengadilan tetap dilaksanakan.
Pemerintah sudah mencoba mencegah insiden tersebut dengan menerbitkan “kode etik” untuk pendaki gunung, yang menganjurkan mereka agar sebisa mungkin menghindari kawanan sapi.
“Aksi seperti tantangan itu muncul di tengah upaya kami untuk mempromosikan hidup berdampingan di padang rumput. Saya tidak bisa mengerti,” jelas Koestinger. (BA/FHP)
Sumber: The Star Online