Telko.id, Jakarta – Seorang programmer bernama Chris Buetti sangat ingin menjadi selebgram. Sayang, ia kurang memiliki keterampilan untuk menjadi sosok yang diimpikannya itu, karena tak pintar memotret apalagi membuat konten yang bisa dinikmati orang.
Namun, ia sangat jago dalam hal data. Sehingga ia pun “mengakali impiannya” itu dengan menciptakan program yang bisa mengelola akun Instagram secara otomatis.
Ia mengadopsi teknologi berbasis artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan supaya bisa meraup banyak followers secara otomatis.
{Baca juga: Berburu Pajak Youtuber dan Selebgram}
Program buatannya juga bisa mengambil foto-foto karya fotografer untuk di-repost atau diunggah ulang dengan sumber foto yang tetap dicantumkan.
Setelah reputasinya melonjak drastis di Instagram, ia kemudian menghubungi restoran-restoran untuk menawarkan ulasan sebagai ganti makanan gratis. Bak gayung bersambut, restoran-restoran memperoleh manfaat dari ulasan Chris.
“Saya menghabiskan banyak waktu dan usaha untuk menulis kode tersebut. Saya menawari mereka layanan. Sebagai timbal balik, mereka memberi saya makanan gratis,” ujar Chris, seperti dikutip dari Ubergizmo, Selasa (26/03/2019).
{Baca juga: Cuma Pamer Jempol Kaki, Selebgram Ini Hasilkan Rp 1,9 Miliar}
Pihak restoran tidak keberatan kalau akun Instagram Chris dijalankan secara otomatis oleh program AI. Sebab, mereka hanya ingin usahanya lebih dikenal oleh para pengguna Instagram. Apalagi, mereka hanya perlu memberi kompensasi kepada Chris berupa kupon makan senilai USD 25 atau tak kurang dari Rp 350 ribuan.
Akan tetapi, ide Chris menuai hujatan dan protes dari selebgram lainnya. Seperti Skyler Bouchard, misalnya, menyatakan bahwa tindakan Chris termasuk curang.
“Kami harus mengeluarkan darah, keringat, dan air mata untuk membangun merek secara online. Tapi, Chris mematikannya,” ucapnya.
{Baca juga: Ingin “Ngetop” di Medsos? Kua Kua Siap Membantu}
Menjadi selebgram memang menggiurkan. Beberapa waktu lalu, seorang selebgram perempuan mengungkap rahasia di balik keberhasilannya membukukan hampir £ 100 ribu atau Rp 1,9 miliar dalam setahun. Ternyata, ia hanya menjual kaus kaki bau. (SN/FHP)