Telko.id – Axiata Group menutup tahun 2019 dengan hasil kinerja positif. Hal ini merupakan hasil dari pelaksanaan disiplin “Shifting Gear” untuk menghasilkan pendapatan dan laba serta inisiatif di bawah “Keunggulan Operasional”. Hasil kerjanya ini merupakan posisi tertinggi dengan Laba Setelah Pajak (PAT) tertinggi yang dilaporkan sejak 2016 sebesar RM 1,8 miliar dan EBTIDA tertinggi di RM 10,6 miliar.
Menyusul keberhasilan implementasi strategi divestasi pada tahun 2018, ROIC secara signifikan meningkat sebesar 5.1 ppt hingga mencapai 6,4%.
Baca juga : Kinerja XL Axiata Tumbuh Diatas Rata-rata Industri
Tan Sri Jamaludin Ibrahim, Presiden dan Kepala Eksekutif Grup Axiata mengatakan, kinerja positif Axiata Group ini terlihat dari pendapatan Axiata group meningkat 2,9% Year-on-Year (“YoY”) menjadi RM 24,6 miliar sepanjang 2019.
Sementara, EBITDA naik 27,4% YoY menjadi RM 10,6 miliar. Menyesuaikan untuk Standar Pelaporan Keuangan Malaysia 16 (“MFRS 16”) berdampak dan pada mata uang konstan FY18, Grup yang mendasari EBITDA mencatatkan, peningkatan 10,9% dua digit, menggandakan pertumbuhan pendapatan 5,1% (tidak termasuk perangkat).
“Karena kinerja operasional yang lebih baik oleh semua perusahaan yang beroperasi (“OpCos”) kecuali Ncell5, dan berhasil menahan biaya absolut,” ujarnya dalam keterangan resmi, Jumat (21/2).
Per Quartal, Group PAT mencatat peningkatan lebih dari 100% dengan laba RM 404.1 juta di Q4-19 dibandingkan dengan kerugian RM 1.79 miliar pada kuartal yang sama tahun lalu.
“Peningkatan lebih dari RM 2,2 miliar dapat dikaitkan terutama dengan kinerja operasional yang lebih baik yang menghasilkan lonjakan RM0, 6 miliar EBITDA, serta penurunan satu kali saja sebesar RM 1,8 miliar yang disesuaikan pada Q4-2018,” ujarnya.
Sepanjang tahun 2019, neraca Axiata semakin menguat sebagai hasil dari pengurangan hutang bruto ke EBITDA yang mencapai 1,8x lebih sehat dibandingkan dengan 2,3x di FY18.
Underlying Free Cash Flow (FCF) 8 meningkat lebih dari 50% menjadi RM 3 miliar YoY terangkat oleh pertumbuhan dua digit EBITDA dan flat Capex.
Sebagai hasil dari kinerja sampai akhir tahun 2019 yang stabil dan PATAMI9 yang dinormalisasi pada RM 960 juta, Axiata menyetujui dividen total 9,0 sen per saham biasa, termasuk dividen interim 5,0 sen per saham biasa yang dinyatakan untuk periode keuangan yang berakhir 30 Juni 2019.
Jadi total dividen pada 2019 menjadi 86% dividend payout ratio (DPR) dibandingkan dengan tahun sebelumnya berada di 85%. Pihaknya juga menyetujui dividen khusus 0,5 sen untuk berbagi keuntungan dari pelepasan investasi M1.
EBITDA tumbuh 17,1% sementara margin EBITDA meningkat 2,6 ppt menjadi 39,6%. FCF naik 14,6% terutama disebabkan oleh peningkatan EBITDA dua digit. Investasi jaringan yang dikombinasikan dengan inovasi produk membuat XL diakui sebagai salah satu merek terkemuka di industri ini.
Pendapatan data berkontribusi 89% terhadap pendapatan layanan, sementara penetrasi smartphone mencapai 86%. Sebagai bagian dari fokus bisnis datanya, investasi jaringan XL menghasilkan 40.000 4G BTS sehingga memungkinkan penyediaan layanan 4G di 425 kota.
“Sepanjang tahun 2019 XL sangat positif dan menandakan bahwa Grup berada di jalur yang benar dengan fokus akan keuntungan. Kami akan terus memperkuat neraca Grup, sambil tetap memastikan keunggulan operasional di seluruh pasar kami,” ujarnya.
Mengingat kinerja dan pencapaian KPI untuk 2019, pihaknya telah menyetujui pembayaran dividen setahun penuh 9 sen per saham biasa termasuk dividen interim pertama 5 sen per saham biasa. Selain itu, pihaknya telah mengumumkan dividen khusus 0,5 sen dari divestasi M1.
Pada transisi kepemimpinan yang baru-baru ini diumumkan di Axiata, ia menambahkan, pihaknya menyadari perlunya transisi yang lancar dan sukses dalam beberapa bulan mendatang.
“Kami memiliki kepercayaan penuh pada kesuksesan kepemimpinan dan akan terus memandu proses untuk memastikan kinerja dan stabilitas yang berkelanjutan,” lanjutnya.
Ia juga menuturkan, Kinerja Axiata Grup sepanjang 2019 mencerminkan strategi dan penyesuaian yang dilakukan dengan baik dalam menanggapi lanskap industri yang sangat kompetitif dan cepat berubah.
“Saya senang terutama dengan kinerja keseluruhan, mengingat tantangan yang meningkat baik secara eksternal maupun internal,” katanya. (Icha)