Telko.id, Jakarta – Aplikasi FaceApp membuat heboh para pengguna di seluruh dunia berkat kehadiran filter penuaan yang memungkinkan pengguna untuk memiliki wajah seperti orang tua. Namun, tak lama berselang, muncul kontroversi penyalahgunaan data pribadi pengguna oleh aplikasi itu.
Pengembang FaceApp sudah mengklarifikasi bahwa komputasi awan yang dipakai sama sekali tidak menyedot konten ataupun data para pengguna. Hal tersebut diperkuat oleh pernyataan sebuah perusahaan keamanan siber bernama Kaspersky.
Menurut Kaspersky, pemakaian aplikasi FaceApp tidak membahayakan. Meski demikian, Kaspersky meminta kepada semua pengguna untuk memperhatikan otorisasi yang diminta oleh aplikasi. Sebab, mayoritas pengguna mengabaikannya.
Dilansir Forbes, seperti dikutip Telko.id, Minggu (21/07/2019), tak sedikit pula pengguna yang tanpa pikir panjang mencentang semua izin privasi ketika memasang aplikasi di perangkat. Walhasil, pengembang bisa mengakses konten.
Sialnya, sekarang ada pula FaceApp palsu. Kaspersky mengidentifikasi, aplikasi itu menginfeksi pengguna dengan adware bernama MobiDash. Adware tersebut membuat simulasi seolah-olah aplikasi tidak berhasil terpasang.
Sejatinya dalam kondisi seperti itu, aplikasi sedang menginfeksi perangkat. Menurut peneliti keamanan Kaspersky, Igor Golovin, FaceApp palsu berpotensi semakin bergerilya dan memakan korban hanya dalam waktu singkat.
Sebelumnya dilaporkan, FaceApp berhasil mengantongi nama dan wajah 120 juta pengguna di seluruh dunia karena pemberian lisensi abadi. FaceApp memiliki perjanjian yang menguntungkan perusahaan induk Rusia, Wireless Labs.
Lisensi itu tidak ekslusif dan bebas royalti terkait foto dan nama pengguna. Artinya, aplikasi filter wajah tersebut bebas menggunakan foto dan nama pengguna dalam semua format dan saluran tanpa harus memberi kompensasi. (SN/FHP)
Sumber: Forbes