Telko.id, Jakarta – Saat ini, end-to-end encryption telah menjadi fitur standar di semua aplikasi pengiriman pesan. Namun, pemerintah Amerika Serikat (AS) tidak terlalu senang dengan fitur tersebut. Kenapa?
Pemerintah AS punya alasan tersendiri kenapa tak menyukainya. Informasi menyebut, fitur end-to-end encryption akan mempersulit mereka untuk membobol perangkat demi tujuan keamanan nasional.
Menurut Ubergizmo, pemerintah AS akan melakukan sesuatu untuk melarang fitur end-to-end encryption. Bahkan, hal tersebut telah dibahas dalam rapat Dewan Keamanan Nasional AS, baru-baru ini.
{Baca Juga: AS Dukung Bantahan Apple Soal “Chip Mata-mata” China}
Dikutip Telko.id, Minggu (30/6/2019), sejauh ini lembaga penegak hukum AS telah berjuang keras supaya perusahaan teknologi bersedia memenuhi permintaan untuk membuka kunci end-to-end encryption.
Mereka sudah meminta kepada perusahaan AS seperti Apple untuk memasang “pintu belakang” di perangkat buatannya. Mereka juga meminta kepada perusahaan luar untuk membantu membuka kunci ponsel.
Agustus tahun lalu, Departemen Kehakiman AS juga merayu Facebook untuk memecahkan end-to-end encryption di Facebook Messenger. Namun, laporan menyebut, Facebook menolak permintaan mereka.
Menurut laporan, end-to-end encryption membuat obrolan, baik pesan maupun konten, hanya bisa dilihat oleh masing-masing pengguna. Facebook pun tak memiliki akses tersebut di Facebook Messenger.
{Baca juga: Awas! Data Tinder Anda Bisa Diintip Lewat WiFi}
Kasus pengawasan tersebut berada di bawah wewenang Califoria sehingga tak ada dokumen atau informasi yang bisa diakses publik. Namun, kabarnya Facebook masih enggan menuruti permintaan otoritas AS. [SN/HBS]
Sumber: Ubergizmo