Telko.id – Kontrol alat berat menggunakan teknologi 5G bisa jadi solusi selama pandemi Corona. Di mana pegawai tidak diperbolehkan ke kantor dan hanya diperbolehkan bekerja di rumah, untuk mencegah terjadinya penularan. Nah, baru-baru ini ada sebuah postingan yang menunjukan aktifitas penambangan di Henan, Tiongkok yang viral di media sosial.
Para netizen terpukau dengan penggunaan teknologi di perusahaan tambang ini. Dilansir dari portal berita China, CCTV, para pekerja dapat kontrol alat berat secara jarak jauh berkat penerapan teknologi 5G.
Kontrol alat berat dari jarak jauh ini dilakukan oleh para pekerja di perusahaan pertambangan Sandaozhuang Mine of China Molybdenum Co., Ltd. yang berlokasi di Luanchuan County, Provinsi Henan, China. Kabarnya, perusahaan ini telah menggunakan 5G sejak 2019.
Beberapa foto menunjukan truk dan juga backhoe beroperasi tanpa sopir. Penggunaan teknologi tinggi seperti ini tentu sangat cocok untuk masa pandemi Corona seperti sekarang, namun masalahnya, berapa banyak perusahaan dapat melakukan hal yang sama dan dapatkah ini diterapkan ke sektor lain juga?
Memang, Teknologi 5G ini memiliki keunggulan karena punya kecepatan tinggi dan latensi rendahnya, sehingga sangat dimungkinkan teknologi ini dipergunakan oleh para pekerja untuk kontrol alat berat dan mesin di tambang dari jarak jauh dengan presisi.
Menurut si empunya perusahaan, mengapa mereka memilih menerapkan teknologi 5G ini? Alasan pertama karena lokasi nya yang terpencil. Jadi cukup membangun jaringan 5G diwilayah kerja tambang tersebut karena relatif lebih murah.
Kedua, sebagian besar mesin penambangan terus bergerak, sehingga diperlukan jaringan seluler. Selain itu, karena peledakan sering digunakan dalam penambangan, jaringan serat tidak realistis. Ketiga, dalam kasus penambangan permukaan, hanya beberapa lokasi sel yang diperlukan untuk mencakup seluruh lokasi penambangan sehingga investasi yang dibutuhkan tidak besar seperti yang banyak digembar-gemborkan.
Selain itu, dengan teknologi 5G semua data dapat dikirim dari kendaraan langsung ke server cloud untuk diproses di pusat. Sebelumnya, setiap truk membutuhkan komputer onboard untuk proses data. (Bagus/Icha)