Telko.id – Pembangunan BTS 4G sangat butuh dukungan pemerintah daerah. Itu sebabnya untuk memastikan proses percepatan pembangunan base transceiver station (BTS) periode 2021-2022 berlangsung lancar Menteri Komunikasi dan Informatika RI, Johnny G Plate pun mengadakan rapat koordinasi dengan gubernur dan para bupati se-provinsi Nusa Tenggara Timur di Hotel Aston Kupang hari ini.
Dukungan pemerintah daerah sangat dibutuhkan Kemenkominfo, khususnya pada proses perizinan penggunaan lahan pendirian BTS. Dalam kesempatan ini, Menkominfo menyerahkan mock-up menara BTS kepada para bupati sebagai wujud komitmen bersama antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah menutup kesenjangan digital.
“Hubungan yang baik dengan pemerintah di daerah merupakan prasyarat penting suksesnya pembangunan BTS 4G yang masif ini. Selain akan memperlancar urusan administrasi, pelibatan pemerintah daerah dan semua pemangku kepentingan di daerah juga akan memastikan efektivitas pemanfaatan infrastruktur tersebut. Rapat koordinasi ini kami prakarsai sedini mungkin agar tercipta kesepahaman dan kesamaan visi di antara kita,” tutur Johnny.
Aspek sumber daya manusia khususnya dalam teknologi informasi atau digital talent merupakan giant leap yang harus ditempuh untuk mengejar ketertinggalan dari negara lain dan mewujudkan kesejahteraan bangsa. Untuk itu Kominfo telah menggelar berbagai upaya untuk menyediakan infrastruktur digitalisasi, seperti: Palapa Ring, BTS 4G, dan satelit.
“BTS tidak dapat dibangun di langit. BTS hanya bisa dibangun di lahan di darat. Oleh sebab itu maka dalam rakor ini kami berharap dapat berkoordinasi demi kelancaran pengurusan lahan. Kami berharap BTS yang dibangun sejalan dengan apa yang sudah ditentukan dalam rencana pembangunan wilayah,” lanjut Johnny.
Jika BTS dan infrastruktur lainnya sudah on air nanti, Johnny berharap agar layanan pemerintah harus meningkat dibandingkan saat ini. Pada saat itu layanan pemerintah sudah harus berbasis elektronik, e-government, ditunjang dengan pengelolaan dan pembangunan pusat data nasional yang sedang direncanakan. Salah satu calon lokasi pusat data nasional yang digadang-gadang adalah di NTT ini.
“NTT ini ketinggalan 250 tahun dibanding provinsi lain. Saya yakin teknologi informasi akan menjadi cara paling utama untuk mengejar ketertinggalan itu. Oleh karena itu kami berterima kasih kepada Kominfo yang telah dan akan banyak membangun dan mempercepat digitalisasi. Infrastruktur BTS dan ini akan meningkatkan kapasitas dan kuantitas sumber daya manusia yang sangat kami butuhkan. Terima kasih, BAKTI dan Kominfo telah sangat bekerja luar biasa di NTT” papar Viktor Bungtilu Laiskodat, Gubernur NTT.
Proses pembangunan BTS melalui tahapan yang cukup panjang. Dimulai dari perencanaan jaringan secara menyeluruh, pemetaan dan survei lokasi untuk menentukan lokasi BTS, assesment teknis dan non-teknis pemilihan lokasi BTS, perolehan lahan untuk pembangunan lokasi BTS yang akan menghasilkan status ready for construction (RFC), finalisasi perjanjian pinjam pakai lahan (PPL) antara BAKTI Kominfo dan Pemda, pekerjaan konstruksi pembangunan tower dan catu daya listrik, serta pemasangan dan integrasi perangkat telekomunikasi.
Lalu seperti apa rencana pembangunan BTS 4G di NTT?
Menindaklanjuti amanat percepatan transformasi digital dari Presiden Joko Widodo, Kementerian Kominfo melalui BAKTI menyelesaikan proyek infrastruktur BTS 4G di 7.904 titik lokasi wilayah 3T sepanjang tahun 2021-2022. Pelaksanaannya dibagi dalam 5 paket kontrak dengan mitra penyedia. Provinsi Nusa Tenggara Timur masuk dalam skema Kemitraan Paket 2 yang dikerjakan oleh Fiberhome, Telkom Infra, dan Multitrans Data.
Di Provinisi Nusa Tenggara Timur, BAKTI Kominfo bakal tambahan pembangunan BTS 4G di 421 lokasi baru. BTS 4G tersebut akan dibangun di Kabupaten Manggarai Barat sebanyak 24 lokasi, Kabupaten Manggarai Timur sebanyak 66 lokasi, Kabupaten Alor sebanyak 33 lokasi, Kabupaten Ende sebanyak 59 lokasi, Kabupaten Kupang sebanyak 24 lokasi, Kabupaten Lembata sebanyak 31 lokasi, Kabupaten Nagekeo sebanyak 1 lokasi, Kabupaten Rote Ndao sebanyak 15 lokasi, Kabupaten Sabu Raijua sebanyak 3 lokasi, Kabupaten Sumba Tengah sebanyak 21 lokasi, Kabupaten Sumba Timur sebanyak 89 lokasi, Kabupaten Timor Tengah Selatan sebanyak 15 lokasi, Kabupaten Timor Tengah Utara sebanyak 4 lokasi, Kabupaten Manggarai sebanyak 31 lokasi, Kabupaten Sumba Barat sebanyak 4 lokasi, dan Kabupaten Sumba Barat Daya sebanyak 1 lokasi.
“Sampai dengan saat ini, pembangunan BTS 4G BAKTI di NTT sudah mencapai tahap ready for construction (RFC). Sudah 82 titik yang saat ini statusnya RFC. Diperkirakan pada rentang September hingga November tahun 2021 ini semua sudah akan on-air,” tutur Bambang Nugroho, Direktur Infrastruktur BAKTI Kominfo.
Perlu Dukungan Pemerintah Daerah
Pada kesempatan yang sama, Direktur Layanan TI untuk Pemerintah dan Masyarakat BAKTI Kominfo, Danny Januar Ismawan, memaparkan pentingnya dukungan pemerintah daerah dalam hal perizinan penggunaan lahan. Dukungan tersebut beragam bentuknya, antara lain: percepatan administrasi legalitas lahan hibah dari pemilik lahan ke Pemkab; kesepakatan skema pinjam pakai lahan antara Pemkab dengan BAKTI Kominfo untuk lokasi menara BTS; kesepakatan skema pinjam pakai lahan antara Pemkab dengan BAKTI Kominfo untuk lokasi point of interface (POI) dan repeater.
“Dengan dukungan Pemkab, proses-proses yang terkait dengan pengurusan Izin Mendirikan Bangunan (IMB), surat dan akte hibah, Surat Keterangan Kepemilikan Tanah (SKKT) atas lahan yang dihibahkan ke Pemkab, dan Perjanjian Pinjam Pakai Lahan akan lebih lancar pengurusannya,” papar Danny.
Tercatat hingga akhir tahun 2020 lalu, jumlah BTS BAKTI Kominfo dengan teknologi 4G di Provinisi NTT tersebar di 157 lokasi. Sejumlah 18 titik di antaranya berada di Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP). Kesemuanya telah berfungsi serta dapat dimanfaatkan layanannya, atau berstatus on-air. (Icha)