Telko.id – Tahun 2020, berdasarkan data dari perusahaan analis Gartner, akan ada lebih dari 26 miliar perangkat yang saling terhubung. Termasuk juga wearable technology, peralatan elektronik di rumah-rumah, dan banyak lagi. Hal ini akan sangat mempengaruhi pasar data center, karena penerapan IoT akan menghasilkan sejumlah besar data yang perlu diproses dan dianalisis secara real time. Untuk itu banyak perusahaan membutuhkan solusi agar tetap mampu mengikuti perubahan tersebut.
Besarnya koneksi jaringan dan jumlah perangkat elektronik yang saling terhubung menciptakan permintaan yang lebih tinggi untuk kapasitas data center. Namun, hal ini menimbulkan tantangan khusus bagi data center, terutama di bidang infrastruktur, keamanan, kapasitas data, manajemen storage, server dan jaringan data center. Oleh karena itu, untuk dapat secara proaktif memenuhi berbagai prioritas bisnis yang terkait dengan IT, pemilik dan pengelola data center harus melihat lebih jauh manajemen kapasitas data center mereka.
“Ada tiga bidang utama yang perlu diperhatikan bagi para perusahaan data center yakni data center yang lebih fleksibel dan agile, teroptimalisasi secara penuh, dan dukungan Data Center Infrastructure Management (DCIM) yang memadai,” ujar Astri R Dharmawan, Business Vice President Schneider Electric IT Indonesia – Malaysia – Brunei menjelaskan.
Pada fokus yang pertama, untuk membangun data center dibutuhkan solusi data center prefabrikasi modular yang akan menghemat waktu secara signifikan. Dengan sistem tersebut, akan sangat mudah dan diandalkan dalam pembangunannya karena sudah dirakit dan diuji di pabrik – dalam kondisi yang sangat terkendali – dibandingkan merakit komponen di lapangan.
Lebih lanjut lagi, fenomena IoT dan big data kini turut mendorong munculnya platform Edge Computing yang mampu mendistribusikan beban data lebih dekat dengan perangkat sehingga mengurangi lambatnya komunikasi data melalui jaringan (latency) hingga 10 kali lipat dibandingkan jika menggunakan jaringan biasa. Data center untuk mendukung edge computing umumnya hadir dalam tiga bentuk yaitu: perangkat gateway atau embedded, Micro Data Center yang terdiri dari 1 hingga 10 rak, serta regional data center.
Selanjutnya, agar data center dapat berjalan optimal, perusahaan juga membutuhkan Data Center Lifecycle Services untuk membantu perusahaan mengantisipasi dan melakukan efisiensi atas kebutuhan energi yang lebih tinggi akibat besarnya jumlah data yang harus diproses. Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah melakukan assessment terhadap infrastruktur data center yang ada supaya dapat dikumpulkan data mengenai kondisi infrastruktur data center saat ini.
Informasi tersebut dibutuhkan untuk menilai apakah kapasitas yang ada sekarang sudah cukup efisien dan bila ada perubahan kapasitas, seberapa besar penambahan kapasitas yang dibutuhkan. Selain itu, layanan assessment ini juga dapat membantu pelanggan merencanakan kebutuhan infrastruktur IT mereka sampai beberapa tahun ke depan, sesuai dengan rencana pengembangan bisnis ke depan.
Fokus terakhir yang juga sangat penting adalah kehadiran DCIM yang memungkinkan pelanggan untuk melakukan monitoring perangkat di dalam data center agar semua ancaman yang dapat menyebabkan downtime di data center seperti ancaman panas, kebocoran air, kelembaban, api dan lain lain dapat segera dideteksi (real time), bahkan dari jarak jauh.
Mengenai DCIM, Astri mengungkapkan, “Untuk mengintegrasikan seluruh komponen data center dan memudahkan monitoring, software DCIM legendaris dari Schneider Electric, StruxureWare™ menggabungkan berbagai aplikasi software yang sekarang menjadi pemimpin pasar sehingga mempermudah konvergensi sistem.
Solusi ini menghasilkan informasi yang langsung dapat ditindaklanjuti baik itu oleh pengguna yang sudah expert, maupun tim IT dan tim pemeliharaan fasilitas untuk memastikan data center terus beroperasi dengan siaga dan efisien.”
“Melalui berbagai solusi inovatif data center yang kami tawarkan, kami akan terus berkomitmen untuk membantu meningkatkan daya saing pelanggan kami di tengah pertumbuhan IoT, khususnya dalam berdaptasi dengan perubahan teknologi yang sangat dinamis. Semoga acara hari ini dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya penggunaan data center yang fleksibel, dapat diandalkan, namun sangat efisien dari segi biaya dan pengoperasian,” tutup Astri. (Icha)