Telko.id, Jakarta – Pengguna Samsung tidak perlu menggunakan aplikasi ketiga untuk memperbarui firmware pada perangkat Anda. Pasalnya, ada 10 juta pengguna yang tertipu untuk menginstal aplikasi Update for Samsung palsu.
Dilansir Telko.id dari AsiaOne pada Sabtu (06/07/2019), analis malware dari CSIS Security Group, Aleksejs Kuprins menunjukan bahwa 10 juta pengguna telah tertipu untuk menginstal aplikasi Update for Samsung palsu.
Dilaporkan bahwa para pengguna tertipu karena aplikasi palsu yang mengklaim menyediakan pembaruan Android untuk perangkat Samsung itu.
Aplikasi tersebut mengarahkan pengguna ke situs web blog dan memikat dengan fitur unduhan firmware gratis yang mereka tawarkan. Anehnya ketika pengguna mulai terpikat justru aplikasi mendorong pengguna untuk membayar pembaruan Android.
{Baca juga: Menyesatkan, Iklan Samsung Digugat Pengawas Australia}
Mereka membuka paket premium seharga USD $ 34,99 atau Rp 492 ribu rupiah, dengan jaminan bisa mengunduh pembaruan lebih cepat dari versi lainnya. Perlu diketahui jika kecepatan unduhan untuk versi gratis hanya 56 Kbps sehingga dapat memakan waktu hingga 4 jam bahkan lebih.
Anehnya aplikasi ini tidak mengarahkan Anda untuk membayar melalui Google Play. Aplikasi palsu ini mengirimkan info kartu kredit pengguna ke situs lain. Samsung tidak menganggapi kasus ini.
Dalam situs resmi Samsung hanya tertulis jika Anda harus menyisihkan waktu yang lama, untuk melakukan pembaruan. Anda juga dapat memilih untuk memperbarui firmware secara otomatis saat dan ketika pembaruan tersedia, atau melakukannya secara manual. Samsung menekankan bahwa pembaruan bersifat gratis.
{Baca juga: Fix! Ini Tanggal Peluncuran Samsung Galaxy Note 10}
“Pembaruan sistem operasi dirilis secara berkala untuk perangkat Anda. Harap perhatikan bahwa pembaruan mungkin membutuhkan waktu lama untuk menginstal dan dapat menjadi besar dalam hal data,” tulis Samsung.
“Kami sarankan mengunduh pembaruan melalui koneksi WiFi untuk menghindari penggunaan ponsel Anda. penyisihan data,” tambahnya. [NM/HBS]
Sumber: AsiaOne