Telko.id – Banyakya jumlah operator dinilai tidak cukup efisien untuk mendorong industri telekomunikasi di tanah air. Tak heran, opsi konsolidasi pun kerap muncul menjadi pembicaraan. Menurut Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara, konsolidasi antar operator merupakan salah satu cara untuk mendorong industri telekomunikasi di Indonesia agar berjalan lebih efisien, dan itu mungkin saja kembali terjadi.
“Agar Industri lebih efisien, kemungkinan juga terjadinya konsolidasi karena jumlah operator yang ada saat ini itu membuat mereka tidak mempunyai skala ekonomi. Dan untuk meningkatkan skala ekonomi agar biaya penyelenggaraan per kilobyte menurun, antara lain bisa dilakukan dengan cara konsolidasi,” tutur Rudiantara, saat ditemui di Kominfo hari ini, Senin (23/11).
Chief RA juga berharap pada tahun 2019 mendatang Indonesia hanya akan memiliki 4 operator seluler, sebagai upaya meningkatkan skala ekonomi serta menurunkan tarif data.
Menyusul rumor yang beredar, dimana disebutkan bahwa akan terjadi konsolidasi antar dua operator, dalam hal ini Tri dan Indosat Ooredoo, Danny Buldansyah, Vice President Director Hutchison Tri Indonesia mengungkapkan bahwa sampai saat ini belum ada pembicaraan ke arah sana.
“Saat ini di Indonesia ada 5 Operator dan dirasa kurang efisien sehingga didorong untuk menjadi tiga atau empat operator supaya lebih efisien. Namun untuk konsolidasi belum ada pembicaraan serius ke arah sana,” tutur Danny.
Seperti diketahui, saat ini Indonesia memiliki 5 operator penyelenggara jaringan 4G LTE, yang terdiri dari Telkomsel, XL Axiata, Indosat Ooredoo, Hutchtison serta Smartfren. Tri sebagai salah satu diantaranya memiliki jumlah pelanggan setidaknya 50 juta pelanggan.