spot_img
Latest Phone

Garmin Instinct 3 Tactical Edition: Smartwatch Tangguh untuk Misi Ekstrem

Telko.id - Garmin baru saja menghadirkan Instinct 3 –...

ASUS Vivobook S14: Laptop AI 45+ TOPS untuk Produktivitas Tanpa Batas

Telko.id - ASUS Vivobook S14 (S3407QA), laptop terbaru yang...

Garmin vívoactive 6, Tak Sekadar Pintar, Dukung Gaya Hidup Aktif dan Tampil Lebih Gaya

Telko.id - Garmin Indonesia memperkenalkan vívoactive 6, smartwatch wellness...

Lebih Bugar Setelah Lebaran dengan Smartwatch Garmin

Telko.id - Pernahkah Anda merasa tubuh terasa berat dan...

PC Global Melonjak 4,9% di Q1 2025, Tapi Tarif China Ancam Pasokan

Telko.id - Angka-angka terbaru dari IDC mengungkap fakta mengejutkan:...
Beranda blog Halaman 21

Lenovo ThinkPad P1 Gen 7: Workstation Profesional Tangguh

0

Telko.id – Bayangkan Anda sedang mengerjakan proyek desain 3D yang rumit, tetapi laptop tiba-tiba lag atau bahkan hang. Atau, saat presentasi penting di depan klien, baterai habis tanpa peringatan.

Bagi para profesional, performa dan keandalan perangkat bukan sekadar kebutuhan—melainkan kunci produktivitas. Di sinilah Lenovo ThinkPad P1 Gen 7 hadir sebagai solusi.

Mobile workstation terbaru dari Lenovo ini dirancang untuk menjawab tantangan pekerjaan intensif di berbagai industri, mulai dari desain grafis hingga pengembangan AI.

Dengan spesifikasi tinggi dan fitur keamanan canggih, perangkat ini tidak hanya memenuhi, tetapi melampaui ekspektasi pengguna. Lantas, apa saja keunggulan yang membuat ThinkPad P1 Gen 7 layak menjadi investasi bagi para profesional?

Baca juga : Lenovo IdeaPad Slim 5i Hadir, Layar OLED dengan Kapasitas Besar 1TB

Berikut analisis mendalam tentang lima fitur unggulan yang membedakan ThinkPad P1 Gen 7 dari kompetitor.

1. Kinerja Tanpa Kompromi dengan Intel Core Ultra 9

ThinkPad P1 Gen 7 dibekali prosesor Intel® H Series CoreTM Ultra 9 generasi terbaru, termasuk opsi Intel vPro®. Kombinasi ini memungkinkan perangkat menangani tugas berat seperti rendering animasi 3D, simulasi data, hingga pelatihan model AI tanpa lag. Teknologi AI terintegrasi juga meningkatkan efisiensi, seperti pengoptimalan daya baterai dan manajemen tugas otomatis.

Bagi software developer atau data scientist, kemampuan multitasking ini sangat krusial. Anda bisa menjalankan IDE, database server, dan virtual machine sekaligus tanpa khawatir overheat. Performa ini didukung oleh GPU NVIDIA RTX profesional yang dioptimalkan untuk aplikasi CAD dan machine learning.

2. ThinkShield: Perlindungan Data Level Enterprise

Keamanan menjadi prioritas utama Lenovo melalui ThinkShield. Fitur ini mencakup modul TPM (Trusted Platform Module) untuk enkripsi hardware, plus autentikasi biometrik via pengenalan wajah IR dan fingerprint reader. Bahkan, IT admin bisa memantau keamanan perangkat jarak jauh menggunakan Lenovo Endpoint Management.

Dalam era serangan siber yang semakin canggih, perlindungan ini bukan lagi sekadar fitur tambahan—melainkan kebutuhan mutlak. Apalagi bagi industri seperti keuangan atau kesehatan yang menangani data sensitif.

3. Desain Ringkas dengan Baterai Tahan Lama

Meski powerful, bobot ThinkPad P1 Gen 7 kurang dari 2kg—sangat portabel untuk mobile workstation. Layar 16:10 dengan opsi 4K memberikan ruang kerja lebih luas, cocok untuk multitasking. Baterainya mampu bertahan seharian penuh, didukung teknologi fast charging.

Bagi pekerja hybrid yang sering berpindah tempat, kombinasi mobilitas dan daya tahan ini menjadi nilai tambah besar. Anda tak perlu repot mencari colokan setiap 3-4 jam.

4. Lolos Uji Militer, Siap Hadapi Medan Terberat

Sertifikasi MIL-STD 810H membuktikan ketahanan ThinkPad P1 Gen 7 terhadap suhu ekstrem, guncangan, dan kelembapan. Keyboard anti-tumpah dan chassis magnesium alloy melindungi dari kecelakaan sehari-hari. Ini investasi jangka panjang—perangkat bisa bertahan 5+ tahun bahkan dengan penggunaan intensif.

5. Sertifikasi ISV: Kompatibilitas Tanpa Masalah

Lenovo bekerjasama dengan vendor software seperti Adobe dan Autodesk untuk memastikan optimasi sempurna. Aplikasi profesional seperti Premiere Pro atau SolidWorks berjalan lancar tanpa bug atau crash. Bagi creative professional, ini menghilangkan headache kompatibilitas yang sering terjadi di workstation biasa.

Dengan harga mulai Rp56,8 juta, ThinkPad P1 Gen 7 memang bukan untuk pengguna casual. Namun bagi profesional yang mengandalkan laptop sebagai alat produksi utama, setiap rupiahnya sepadan dengan produktivitas yang didapat. Apalagi dengan garansi dan layanan purna jual Lenovo yang sudah teruji. (Icha)

Telkom Dorong UMKM Naik Kelas lewat Transformasi Digital

0

Telko.id – Pernahkah Anda membayangkan bisnis kecil bisa bersaing dengan raksasa e-commerce? Di era serba digital, peluang itu bukan lagi sekadar mimpi.

PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) membuktikan komitmennya melalui Entrepreneur Hub 2025, sebuah gerakan kolaboratif untuk mendorong UMKM bertransformasi secara digital.

Acara yang digelar secara hybrid di Hall Harmonis Telkom Bogor pada 28 Maret 2025 ini bukan sekadar seminar biasa.

Dengan tema “Entrepreneur Naik Kelas, Ekonomi Tancap Gas”, Telkom menghadirkan paket lengkap: dari talkshow inspiratif hingga demo teknologi terkini. Yang menarik, 75 pelaku UMKM Bogor hadir langsung, sementara 20 peserta lain mengikuti secara daring—sebuah gambaran nyata bagaimana digitalisasi menyatukan peluang bisnis.

Baca juga : TelkomGroup Siap Integrasikan Teknologi LlaMa Meta, Ini Manfaatnya?

Lantas, apa saja strategi Telkom dalam mengakselerasi transformasi digital UMKM? Simak analisis mendalam berikut.

Entrepreneur Hub: Katalisator Digitalisasi UMKM

Sejak tiga tahun terakhir, Entrepreneur Hub telah menjadi wadah strategis bagi wirausaha. Tahun ini, Telkom memulai rangkaian acara dari Bogor, dengan rencana ekspansi ke Bekasi, Banten, dan Jakarta. “Transformasi digital adalah katalisator pertumbuhan bisnis,” tegas Edie Kurniawan, Executive Vice President Telkom Regional II.

Pernyataan tersebut bukan tanpa bukti. Dalam paparannya, Edie membeberkan kisah sukses entrepreneur global yang melipatgandakan omset berkat terobosan digital. “Marketing konvensional saja tak cukup. Di sinilah peran teknologi sebagai game changer,” tambahnya.

Kolaborasi Multisektor untuk Ekosistem Digital

Kekuatan Entrepreneur Hub 2025 terletak pada sinergi multipihak. Telkom menggandeng Kementerian UMKM dan akademisi seperti Wisnu Sakti Dewobroto, Dekan Fakultas Kewirausahaan Podomoro University. “Pertumbuhan perusahaan unicorn dua kali lebih cepat berkat konektivitas teknologi,” ungkap Wisnu.

Adrian Sani Harahap, Senior Manager MSE Incubation Telkom, menambahkan visi jangka panjang: “Kami ingin lahir UMKM unggulan yang naik kelas. Digitalisasi adalah kuncinya.” Pernyataan ini sejalan dengan target Kementerian UMKM yang mencanangkan rasio kewirausahaan nasional 3,14% pada 2025.

Dari Bogor untuk Indonesia: Jejak Digital yang Berkelanjutan

Christina, Asisten Deputi Bidang Kewirausahaan Kementerian UMKM, menekankan pentingnya keberlanjutan program. “Kami akan seleksi peserta untuk pengembangan lebih lanjut hingga bisnis mereka benar-benar sustainable,” paparnya.

Inisiatif Telkom ini bukan sekadar event satu hari. Melalui pendampingan berkelanjutan dan solusi digital inovatif, Entrepreneur Hub 2025 diharapkan menjadi titik balik bagi UMKM Indonesia untuk go digital—dan yang terpenting, go global. (Icha)

Dampak Kebijakan Tarif Trump pada Transformasi Digital Indonesia

Telko.id – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump baru saja mengumumkan kebijakan tarif impor baru yang berpotensi mengguncang sektor teknologi digital global.

Di tengah upaya Indonesia mempercepat transformasi digital, kebijakan ini bisa menjadi batu sandungan besar. Bagaimana dampaknya bagi industri teknologi Tanah Air?

Indonesia, dengan lebih dari 210 juta pengguna internet, sedang gencar membangun infrastruktur digital seperti jaringan 5G, fixed wireless access (FWA), dan sistem komunikasi satelit.

Namun, ketergantungan pada rantai pasok global—khususnya AS dan China—membuat kebijakan proteksionis Trump menjadi ancaman serius.

Baca juga : iPhone 16 Pro Max Bisa Naik Rp5 Juta Akibat Tarif Trump?

Menurut Teguh Prasetya, Ketua Asosiasi Internet of Things Indonesia (ASIOTI), tarif baru ini tak hanya memukul industri, tetapi juga memperlambat pengembangan teknologi kunci seperti IoT, cloud computing, AI, dan 5G.

“Jika tidak diantisipasi, posisi Indonesia dalam indeks broadband global bisa semakin tertinggal,” ujarnya.

Dampak Langsung pada Infrastruktur Digital

Kebijakan tarif Trump berdampak langsung pada ketersediaan perangkat keras dan komponen teknologi yang masih bergantung pada impor.

Teguh menjelaskan, mayoritas solusi digital dan IoT di Indonesia mengandalkan produk dari AS dan China. Ketegangan geopolitik antara kedua negara ini semakin mempersulit akses terhadap teknologi canggih.

Padahal, teknologi seperti 5G dan IoT memainkan peran vital dalam pemerataan ekonomi digital, termasuk di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).

Hambatan impor berisiko memperlambat pembangunan infrastruktur nasional dan melebarkan kesenjangan digital.

Strategi Menghadapi Tantangan

ASIOTI tidak menyarankan penutupan impor sebagai solusi, melainkan mendorong pendekatan strategis untuk menjaga ketahanan digital. Berikut lima langkah yang direkomendasikan:

  • Lokalisasi produksi teknologi kunci untuk mengurangi ketergantungan impor.
  • Diversifikasi mitra teknologi global agar tidak bergantung pada satu negara.
  • Perlindungan proyek infrastruktur 5G dan satelit sebagai prioritas nasional.
  • Dukungan untuk startup dan R&D teknologi lokal untuk memperkuat inovasi dalam negeri.
  • Regulasi inklusif dan adaptif yang mampu menanggapi perkembangan digital secara dinamis.

“Krisis ini harus menjadi momentum membangun ketahanan digital. Kemandirian bukan berarti isolasi, tetapi kemampuan tetap terhubung dengan dunia sambil memperkuat fondasi teknologi sendiri,” tegas Teguh.

Dengan langkah-langkah ini, Indonesia diharapkan bisa mengurangi dampak negatif kebijakan tarif Trump sekaligus mempercepat transformasi digital yang lebih mandiri dan berkelanjutan. (Icha)

iPhone 16 Pro Max Bisa Naik Rp5 Juta Akibat Tarif Trump?

Telko.id – Bayangkan harus merogoh kocek tambahan Rp5 juta hanya untuk membeli iPhone terbaru. Itulah skenario mengejutkan yang dihadapi konsumen AS jika rencana tarif impor Presiden Donald Trump benar-benar berlaku.

Menurut analis UBS, harga iPhone 16 Pro Max bisa melonjak $350 (Rp5,6 juta) dari harga normal $1.199 (Rp19,2 juta).

Kebijakan “tarif timbal balik” Trump terhadap produk China telah menciptakan badai di pasar teknologi. Apple, yang 90% produksinya masih berpusat di Negeri Tirai Bambu, terjebak di pusaran perang dagang ini.

Saham raksasa Cupertino itu anjlok 20% dalam tiga hari terakhir—terbesar sejak pandemi—setelah investor menyadari besarnya dampak kebijakan baru ini.

Lalu, bagaimana Indonesia? Meski tak langsung terkena tarif AS, efek domino kenaikan harga global dan gejolak supply chain bisa sampai ke sini.

Apalagi, model iPhone 16 Pro yang diproduksi di India “hanya” akan terkena kenaikan $120—petunjuk bahwa diversifikasi produksi mungkin jadi senjata rahasia Apple.

Skema Kenaikan yang Tidak Merata

Laporan UBS mengungkap pola menarik:

  • iPhone 16 Pro Max (produksi China): +$350 (29,2%)
  • iPhone 16 Pro (produksi India): +$120 (12%)
  • Seluruh lini produk: Prediksi kenaikan 17-18% (Morgan Stanley)

“Ada ketidakpastian besar dalam pembagian biaya dengan supplier dan kemampuan meneruskan biaya ke konsumen,” tulis Sundeep Gantori, analis UBS.

Faktanya, tarif China untuk produk AS sudah mencapai 54% sebelum pengumuman kenaikan tambahan Senin lalu.

Pilihan Pahit Apple: Naikkan Harga atau Gigit Jari

Analis Barclays Tim Long memproyeksikan Apple hanya punya dua opsi:

  1. Menaikkan harga dan risiko kehilangan pembeli di saat daya beli melemah
  2. Menyerap biaya tambahan yang bisa menggerus laba per saham hingga 15%

Skenario terburuk? Wedbush memperkirakan iPhone bisa mencapai $3.500 jika produksi dipindahkan ke AS—opsi yang disebut para ahli supply chain “hampir mustahil” karena kompleksitas manufaktur.

Friendshoring Bukan Solusi Ajaib

Meski Apple telah membangun pabrik di India, Vietnam, dan Thailand (strategi “friendshoring”), Morgan Stanley memperingatkan: “Tarif baru membuat hampir tidak ada bedanya antara produksi di China atau negara lain—semua kena tarif impor AS yang besar.”

Analis JPMorgan Chase malah memprediksi kenaikan harga 6% secara global sebagai efek domino. Ironisnya, langkah diversifikasi produksi Apple selama 5 tahun terakhir bisa sia-sia jika kebijakan Trump benar-benar diterapkan.

Pertanyaan besarnya: Akankah pemerintah AS memberikan pengecualian untuk Apple? Atau apakah Tim Cook harus mengubah peta produksi secara radikal? Satu hal yang pasti—era iPhone terjangkau mungkin akan segera berakhir. (Icha)

Poco M7 Pro 5G, Resmi Hadir di Indonesia, Ini Keunggulannya!

Telko.id – Akhirnya Poco M7 Pro 5G mulai resmi menggelar first sale pada tanggal 7 April 2025 dengan harga perdana yang super ekstrem, yaitu Rp2.799.000!

“Hari ini, kita hadirin Poco M7 Pro 5G yang bisa dibeli semua Poco Fans dengan harga special,” Jeksen, Product Marketing Manager Poco Indonesia.

Poco M7 Pro 5G menghadirkan chipset Dimensity 7025-Ultra-nya plus fitur game turbo mode bikin ngebut abis, jadi sekarang saatnya puas-puasin ngelibas game-game seru kayak Mobile Legend, PUBG, atau Free Fire dengan setting grafis mentok kanan, tapi tetep smooth tanpa lag.

Apalagi, dengan touch sampling rate hingga 2160Hz bikin setiap sentuhan di layar super responsif, bahkan saat jari basah.

Baca juga : POCO F7 Ultra dan POCO F7 Pro Diluncurkan Di Pasar Global Dengan Spek Ekstrem

Pengalaman visual bakal makin imersif berkat layar AMOLED 120Hz dengan kecerahan puncak 2100 nits ditambah fitur eye-care.

Cocok buat nonton film atau main game berjam-jam tanpa bikin mata capek. Gak perlu takut lowbat, karena baterai 5110mAh siap nemenin lo seharian penuh.

Dan yang paling gokil, teknologi turbo charging 45W bikin ngisi daya dari 0 sampai 100% cuma butuh waktu kurang dari 60 menit!

Buat yang hobi foto-foto, kamera 50MP OIS Dual Camera-nya siap menghasilkan foto dan video yang jernih dan stabil.

Biar makin seru, jangan lupa cobain fitur Dynamic Shot, yang bisa merekam 1 detik sebelum dan sesudah lo mencet shutter. Hasilnya? Foto-foto keren yang bakal bikin feed media sosial makin kece!

Di periode Penjualan Perdana tanggal 7-25 April 2025, lo bisa dapetin Poco M7 Pro 5G dengan harga spesial Rp2.799.000. Dapat diperoleh di kanal penjualan resmi seperti Mi.com dan Poco Official Store di berbagai e-commerce favorit seperti Akulaku, Blibli, Lazada, Shopee, Tokopedia, hingga TikTok Shop.

Spesifikasi Poco M7 Pro 5G
Layar: 6.67-inch FHD+ (1080×2400 pixels) AMOLED, refresh rate 120Hz, touch sampling rate 2160Hz, tingkat kecerahan hingga 2100 nits peak brightness, 10-bit color depth, dan dilindungi Corning Gorilla Glass 5
Chip: MediaTek Dimensity 7025 Ultra 6nm
RAM: 8GB LPDDR4X
Memori internal: 256GB dapat diperluas menggunakan microSD
OS: Xiaomi Hyper OS berbasis Android 14
SIM Card: Hybrid Dual SIM (nano + nano / microSD)
Kamera belakang: 50MP 1/1.95″ Sony LYT-600, aperture f/1.5; sensor depth 2MP dengan aperture f/2.4, LED flash
Kamera depan: 20MP
Fitur: In-display fingerprint sensor, Infrared sensor, 3.5mm audio jack, stereo speakers, Dolby Atmos, Hi Res Audio Certified, Dust and Splash resistant (IP64)
Koneksi: 5G SA/NSA (n1/n3/n5/n8/n28/n40/n78 bands), Dual 4G VoLTE, Wi-Fi 802.11 ac (2.4GHz + 5GHz), Bluetooth 5.3, GPS + GLONASS, USB Type-C
Baterai: 5110mAh (typical) battery with 45W fast charging
Dimensi: 162.4×75.7×7.99mm; Berat: 190g

(Icha)

SIC Batch 6: Sinergi AI dan Kecerdasan Manusia untuk Inovasi Tanpa Batas

Telko.id – Samsung Electronics Indonesia kembali menegaskan komitmennya dalam mencetak generasi muda yang siap menghadapi tantangan industri teknologi melalui program unggulan Samsung Innovation Campus (SIC) Batch 6.

Program ini dirancang untuk membekali peserta dengan keterampilan AI dan IoT,  sejalan dengan kebutuhan industri yang terus berkembang pesat.

Berawal dari 10.623 yang mendaftar SIC Batch 6, setelah melalui beberapa tahap seleksi, sebanyak 500 peserta terbaik berhasil mengalahkan lebih dari 500 peserta lainnya setelah melalui proses seleksi ketat dalam stage 3 ini.

Tahap ini menjadi momentum krusial di mana mereka mendalami integrasi AI dalam IoT, dengan fokus pada penerapan Computer Vision, image processing menggunakan Python, serta eksplorasi Generative AI dalam pengembangan solusi inovatif.

Baca juga : Samsung Electronics Luncurkan Visi “AI Home”, Apa Kehebatannya?

Tidak hanya teori, peserta juga ditantang untuk menciptakan prototipe teknologi pintar yang berpotensi memecahkan masalah nyata dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

Perjalanan proses kualifikasi peserta SIC Batch 6 dari tahap pendaftaran hingga Stage 3

“Kami bangga dengan pencapaian peserta Samsung Innovation Campus Batch 6 yang telah mencapai Stage 3. Ini menunjukkan bahwa mereka telah memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang solid di bidang AI dan IoT,” ujar Bagus Erlangga, Head of Corporate Marketing, Samsung Electronics Indonesia,

Apalagi, menurut Bagus, di era digital ini, kecerdasan buatan bukan hanya alat, tetapi mitra dalam mendorong inovasi.

Jadi, melalui Samsung Innovation Campus, Samsung ingin memastikan generasi muda Indonesia memiliki keterampilan yang relevan dengan perkembangan industri, sehingga mereka siap berkontribusi dalam ekosistem teknologi yang semakin maju.

Di Stage 3, peserta mendapatkan pembelajaran yang komprehensif, meliputi:

  • Pengenalan Computer Vision – teknologi AI yang memungkinkan komputer memahami dan menafsirkan gambar serta video secara cerdas.
  • Generative AI dengan Python & Computer Vision for IoT – eksplorasi teknologi AI generatif dan pemanfaatannya melalui platform Gemini.
  • Retrieval-Augmented Generation (RAG) – teknik penggabungan model bahasa dengan pencarian informasi guna menghasilkan respons yang lebih akurat dan relevan berdasarkan data terkini.

Pendekatan progresif yang diterapkan dalam program ini menekankan kreativitas dan inovasi. Dari konsep Design Thinking hingga pembuatan prototipe, peserta dilatih untuk memahami bagaimana AI dapat mempercepat ide sekaligus memberikan wawasan berbasis data.

Namun, keunggulan AI tetap tidak dapat menggantikan peran manusia dalam menghadirkan kreativitas, empati, dan pemikiran strategis. Sinergi antara kecerdasan buatan dan kecerdasan manusia inilah yang menjadi kunci dalam menciptakan solusi inovatif di masa depan.

Di Stage 3, semakin terlihat bahwa AI menjadi aset luar biasa dalam mempercepat ide dan memberikan wawasan berbasis data. Namun, peran manusia tetap sangat diperlukan dalam menghadirkan kreativitas, empati, dan pemikiran strategis.

Ini membuktikan bahwa teknologi dan kemanusiaan bisa berjalan berdampingan dalam menciptakan inovasi.

Melalui SIC Batch 6, peserta mendapatkan pengalaman eksklusif dalam mengembangkan keterampilan teknologi masa depan, mempersiapkan diri untuk menjadi bagian dari ekosistem inovasi di Indonesia.

Antusiasme tinggi para peserta terlihat dari skor pre-test yang mencapai 99,4%, dengan rata-rata skor 92,94%, menegaskan kesiapan dan pemahaman mereka terhadap materi.

“Melalui seleksi ketat, peserta SIC Batch 6 yang melaju ke Stage 3 tidak hanya menunjukkan keunggulan teknis, tetapi juga dedikasi dan visi inovatif. Kami siap membimbing mereka dalam mengintegrasikan AI dan IoT guna menciptakan solusi yang membawa dampak nyata bagi masyarakat,” ujar Mentor Hacktiv8.

Program SIC Batch 6 ini ditujukan untuk pelajar SMA, SMK, MA, dan mahasiswa (D3, D4, dan S1) dari perguruan tinggi yang masih aktif pada tahun ajaran 2024/2025.

Para peserta yang berhasil menyelesaikan program akan mendapatkan sertifikat, sementara pemenang akan menerima sertifikat dari institusi terakreditasi internasional.

Samsung berkomitmen untuk mendukung visi pemerintah dalam menciptakan generasi unggul di era digital. Dengan semangat inovasi yang tinggi, peserta SIC Batch 6 siap menghadapi tantangan berikutnya, mengasah keterampilan mereka, dan menjadi talenta masa depan yang berkontribusi bagi ekosistem teknologi Indonesia.

Program ini bukan sekadar pelatihan, tetapi investasi jangka panjang dalam membangun SDM unggul yang siap bersaing di tingkat global. (Icha)

Samsung Electronics Luncurkan Visi “AI Home”, Apa Kehebatannya?

Telko.id – Samsung Electronics Co, Ltd. meluncurkan visi “AI Home” yang telah diperbarui serta jajaran produk inovatif di acara peluncuran global, Welcome to Bespoke AI, di Seoul, Korea.

Dengan fokus untuk memberikan pengalaman pengguna yang lebih aman dan intuitif, Samsung memperkenalkan AI Home dengan fitur-fitur AI yang canggih dan berbagai perangkat baru yang sudah dilengkapi dengan layar.

Jeong Seung Moon, EVP dan Head of the R&D Team untuk Digital Appliance Business di Samsung Electronics, membuka konferensi pers global itu dengan memperkenalkan visi perusahaan menciptakan AI Home yang secara harmonis menghubungkan berbagai perangkat, dan sebagai hasilnya akan memenuhi berbagai kebutuhan pengguna di setiap ruangan di rumah.

“Melalui perangkat Bespoke AI kami, Samsung telah mewujudkan AI Home yang tidak hanya meningkatkan kenyamanan sehari-hari tetapi juga memungkinkan pengguna merasakan penghematan energi dan perawatan yang lebih mudah,” kata Jeong Seung Moon.

Baca juga : Samsung vs BOE: Perang Dagang Rahasia Teknologi Layar OLED

Ia pun menambahkan bahwa Samsung akan terus memperluas AI Home yang canggih ini ke lebih banyak rumah tangga, dengan memanfaatkan layarnya yang pintar, Bixby, dan keamanan Knox.

Jajaran Perangkat Bespoke AI Tahun 2025

Samsung meluncurkan perangkat Bespoke AI baru untuk tahun 2025

Pada acara ini, Samsung memperkenalkan perangkat-perangkat Bespoke AI tahun 2025, yang menghadirkan fungsionalitas yang baru dan lebih inovatif untuk memecahkan berbagai kesulitan yang dialami konsumen.

Inti dari visi baru ini adalah layar AI Home. Layar ini merupakan pengembangan dari inovasi layar AI Home yang pertama kali diperkenalkan pada tahun lalu, dan sekarang AI Home hadir dengan pilihan ukuran yang bervariasi dan tersedia pada berbagai produk baru, seperti Bespoke AI Refrigerator, Bespoke AI Laundry Vented Combo, Washer, dan Dryer.

Layar AI Home 9 inci pada jajaran produk kulkas Bespoke AI memberikan pilihan yang baru kepada konsumen, dengan menawarkan pengalaman seperti pada layar AI Family Hub yang lebih luas.

Peningkatan pada AI Vision Inside membuat pengaturan bahan makanan di dalam kulkas akan semakin mudah berkat adanya fitur-fitur baru seperti kemampuan pengenalan bahan makanan olahan secara otomatis pada model kulkas yang menggunakan AI Family Hub.

Sementara di layar AI Home 7 inci yang ada di Bespoke AI Laundry, pengguna dapat mengontrol siklus pencucian dan pengeringan secara mudah, serta memantau dan mengontrol perangkat lain yang terhubung.

Selain itu, perangkat Bespoke AI yang baru juga menghadirkan fitur-fitur canggih yang disesuaikan dengan kebutuhan konsumen. Sebagai contoh, Bespoke AI Refrigerator yang memanfaatkan AI untuk mendinginkan bagian dalam kulkas secara efisien, mendeteksi status terkini, dan memprediksi perubahan suhu internal supaya dapat melakukan menyesuaikan pendinginan secara efektif.

Bespoke AI Laundry sekarang memiliki fungsi-fungsi baru untuk meningkatkan kenyamanan konsumen, termasuk model baru yang sudah diperkuat fitur AI Wash+ dan AI Dry+ yang merupakan peningkatan dari fitur AI Wash dan AI Dry sebelumnya, serta model yang akan diluncurkan khusus untuk market Eropa, yaitu model yang menggunakan energi hingga 55% lebih sedikit daripada persyaratan minimum mesin cuci kelas A.  

Selain itu, Samsung juga meluncurkan Bespoke AI Laundry Vented Combo terbaru, yang merupakan perangkat kombo dengan teknologi ventilasi (vent) pertama di kelasnya.

Mesin cuci ini secara signifikan mengurangi waktu pengeringan, menyelesaikan pencucian dan pengeringan hanya dalam waktu 68 menit dengan siklus Super Speed.

Samsung juga terus berinovasi pada jajaran produk vacuum cleaner atau penyedot debu. Penyedot debu tanpa kabel, Bespoke AI Jet Ultra, akan diluncurkan dengan kemampuan daya hisap yang terkuat di dunia, hingga 400W.

Fitur AI Cleaning Mode 2.0 yang telah ditingkatkan dapat mengklasifikasikan lingkungan yang lebih beragam seperti sudut  dan jenis karpet untuk meningkatkan kinerja pembersihan.

Samsung juga meluncurkan Bespoke AI Jet Bot Steam Ultra. Penyedot debu ini tidak hanya didesain dengan kemampuan yang luar biasa, tetapi juga disempurnakan dengan AI Object Recognition untuk lingkungan yang rumit, di mana perangkat ini dapat mengenali rintangan bahkan yang sekecil 1 cm, dan bahkan cairan yang transparan untuk menghasilkan kualitas pembersihan yang lebih baik.

Dan ketika menemukan sudut atau dinding, sikatnya akan otomatis keluar, sehingga memungkinkan perangkat ini membersihkan area yang mungkin sulit dijangkau oleh robot penyedot debu pada umumnya.

Mudahan penggunaan, perawatan, dan hemat

Samsung menguraikan lebih lanjut tentang visi “AI Home” dan komitmennya untuk mengintegrasikan AI di seluruh pengalaman terkoneksi untuk memenuhi gaya hidup yang beragam – melalui manfaat utama dari prinsip Easy to User, Care, dan Saving.

Berkat layar AI Home, pengguna akan lebih mudah menggunakan berbagai fungsi yang ada di perangkat Bespoke AI mereka. Layar pintar ini akan menjadi pusat kendali yang lebih baik, bahkan dapat menghubungkan perangkat pihak ketiga melalui aplikasi SmartThings tanpa hub terpisah.

Pengguna juga dapat memanfaatkan fitur seperti Daily Board di kulkas untuk menerima informasi-informasi personal dan mengatur hari mereka dengan lebih baik – atau menggunakan Map View untuk memantau dan mengontrol perangkat lain yang terhubung, secara mudah.

Fitur Bixby yang telah ditingkatkan juga akan memudahkan konsumen mengontrol berbagai perangkat melalui perintah suara dan meningkatkan kegunaan melalui fitur-fitur baru seperti Voice ID.

Fitur ini mempersonalisasikan layanannya dengan kemampuan mengenali suara yang memberikan perintah, secara otomatis beralih ke akun Samsung milik orang yang memberikan perintah tersebut, dan menampilkan kalender di layar.

Dan jika orang tersebut juga menggunakan opsi low vision pada smartphone Galaxy mereka, maka secara otomatis akan disinkronkan ke layar untuk tampilan yang lebih baik.

Layanan SmartThings terbaru juga diperkenalkan selama acara tersebut, termasuk Family Care, yang dapat mengirimkan alert atau peringatan kepada anggota keluarga lainnya jika pergerakan pengguna tidak terdeteksi pada waktu yang ditentukan, atau jika tidak ada aktivitas selama kurun waktu tertentu setelah aktivitas terakhir.

Robot penyedot debu juga dapat digunakan untuk mencari tanda-tanda keadaan darurat, dan semua fungsi ini diproteksi dengan ketat oleh Samsung Knox.

Berikan Pengalaman yang Dapat Diandalkan

Untuk melengkapi visi “AI Home” pada tahun 2025, Samsung menyoroti bagaimana perusahaan mendorong batas-batas inovasi, memprioritaskan pengalaman tepercaya bagi para pengguna.

Pertama, Samsung akan menerapkan fitur Knox security yang telah disempurnakan di seluruh jajaran produknya sehingga pengguna dapat menikmati pengalaman AI Home dengan tenang.

Khususnya tahun ini, Trust Chain, yang merupakan bagian dari Knox Matrix, akan digunakan pada semua perangkat berkemampuan Wi-Fi yang akan diluncurkan pada tahun 2025. Pengguna dapat terus memantau status keamanan produk mereka secara real time melalui dasbor yang tersedia.

Knox Vault juga diterapkan pada perangkat rumah tangga untuk pertama kalinya untuk menyimpan informasi pengguna yang sangat sensitif, seperti kata sandi dan informasi otentikasi, di dalam chip hardware yang terpisah untuk memberikan perlindungan maksimal.

Selain itu, untuk melindungi dari potensi serangan kuantum di masa depan, keamanan Samsung juga dilengkapi dengan teknologi post-quantum cryptography (PQC), yang merupakan bagian dari Knox Matrix Credential Sync, pada produk-produk yang punya layar.

Prioritas utama lainnya bagi Samsung adalah memastikan bahwa konsumen dapat menggunakan fitur software terbaru pada perangkat lama mereka tanpa harus membeli yang baru.

Dengan Smart Forward, yakni layanan pembaruan software melalui SmartThings, Samsung terus memperbarui perangkatnya dengan fitur-fitur baru untuk meningkatkan pengalaman konsumen.

Samsung juga secara aktif meningkatkan pemeliharaan produk. SmartThings Home Care memanfaatkan teknologi AI untuk mendiagnosis status setiap perangkat yang terhubung, dan jika terdeteksi tanda-tanda kerusakan, maka akan mengirimkan notifikasi terlebih dahulu.

Selain itu, petugas support teknis dapat memberikan panduan tindakan dari jarak jauh berdasarkan hasil pra-diagnosis. Fitur support ini telah diperluas ke lebih banyak negara, termasuk Prancis, Belanda, dan Kanada, menyusul Korea dan Amerika Serikat.

Dengan mengintegrasikan semua inisiatif ini, Samsung bertujuan untuk menciptakan pengalaman rumah pintar yang lebih aman dan lebih dapat diandalkan, yang dapat dinikmati oleh konsumen dengan kenyamanan dan ketenangan pikiran. (Icha)

Samsung vs BOE: Perang Dagang Rahasia Teknologi Layar OLED

Pernahkah Anda bertanya-tanya mengapa harga smartphone flagship terus melambung tinggi? Salah satu jawabannya terletak pada komponen paling mahal: layar OLED. Di balik kemewahan warna yang hidup dan konsumsi daya yang efisien, tersembunyi perang dagang sengit antara raksasa teknologi. Kali ini, Samsung dan BOE kembali berhadapan di pengadilan—bukan sekadar soal paten, tapi dugaan pencurian rahasia dagang yang bisa mengubah peta persaingan industri display global.

Kisah perseteruan kedua perusahaan bukanlah hal baru. Sejak 2022, Samsung dan BOE telah beberapa kali berurusan dengan hukum, terutama terkait pelanggaran hak paten teknologi AMOLED. Bulan lalu, Samsung memenangkan gugatan di US International Trade Commission (ITC). Kemenangan ini ternyata hanya awal. Dokumen pengadilan terbaru mengungkap tuduhan lebih serius: BOE diduga melakukan industrial espionage dengan mempekerjakan mantan insinyur Samsung Display dan mengakses data rahasia melalui mitra rantai pasokannya.

Menurut gugatan yang diajukan di US District Court for the Eastern District of Texas, BOE disebut telah mendapatkan informasi kritis untuk menyamai proses manufaktur Samsung di pabrik Chengdu. Tak hanya itu, data yang dicuri juga memungkinkan BOE mengembangkan micro-OLED—teknologi yang menjadi kunci augmented reality (AR) dan virtual reality (VR). Jika terbukti, ini bisa menjadi salah satu skandal pencurian kekayaan intelektual terbesar di industri elektronik.

Dibalik Layar: Strategi BOE yang Dianggap “Kotor”

Samsung dalam dokumen hukumnya menyoroti tiga taktik BOE yang kontroversial:

  • Poaching talenta kunci: Merekrut puluhan ahli OLED dari Samsung Display dengan tawaran gaji 2-3 kali lipat.
  • Operasi intelijen supply chain: Berkolusi dengan perusahaan pemasok bahan baku Samsung untuk mendapatkan spesifikasi material proprietary.
  • Reverse engineering masif: Menggunakan sampel panel Samsung yang dibeli melalui pasar sekunder untuk meniru struktur pixel dan sirkuit driver.

Seorang analis yang enggan disebutkan namanya dari Display Supply Chain Consultants (DSCC) memberikan analogi tajam: “Ini seperti menjiplak resep rahasia restoran bintang Michelin, lalu mengklaim itu kreasi sendiri. BOE memang berhasil memotong biaya R&D, tapi dengan risiko reputasi jangka panjang.”

Konsekuensi yang Lebih Besar dari Sekedar Ganti Rugi

Samsung tidak hanya menuntut kompensasi finansial. Mereka meminta pengadilan menerbitkan injunctions yang bisa memblokir impor panel BOE ke AS—langkah strategis mengingat 40% revenue BOE berasal dari pasar Amerika. Namun, dampaknya bisa lebih luas:

  1. Pertaruhan dominasi pasar OLED: BOE saat ini pemasok utama layar iPhone 16 series. Jika kalah, Apple mungkin harus beralih ke LG Display atau kembali ke Samsung.
  2. Efek domino ke vendor China seperti TCL dan Tianma yang juga mengadopsi teknologi serupa BOE.
  3. Perlambatan inovasi karena perusahaan akan lebih fokus pada proteksi IP daripada pengembangan produk baru.

Yang menarik, Samsung sendiri sebenarnya tidak memproduksi OLED konvensional—hanya AMOLED. Fakta ini memunculkan spekulasi: apakah gugatan ini juga bentuk “pertahanan tidak langsung” terhadap LG Display yang masih unggul di segmen OLED besar untuk TV?

Masa Depan Industri Display: Perlukah Perlindungan Lebih Ketat?

Kasus Samsung vs BOE menjadi pengingat betapa rentannya rahasia industri di era globalisasi. Dengan margin profit panel OLED yang bisa mencapai 60%, godaan untuk mengambil jalan pintas memang tinggi. Namun sejarah membuktikan, perusahaan yang bertahan justru mereka yang berinvestasi pada inovasi asli—seperti Samsung dengan QD-OLED atau LG dengan teknologi MLA (Micro Lens Array).

Pengadilan Texas diperkirakan baru akan memulai persidangan awal Q3 2025. Satu hal yang pasti: hasil dari kasus ini tidak hanya akan menentukan nasib dua perusahaan, tapi juga mengubah cara seluruh industri melindungi kekayaan intelektual mereka di masa depan.

Razr 2025 Bocor Total: Desain, Warna, dan Fitur Baru yang Bikin Penasaran

Pernahkah Anda membayangkan memiliki ponsel lipat yang tidak hanya kuat secara performa tetapi juga memukau dari segi desain? Bocoran terbaru tentang Motorola Razr 2025 sepertinya menjawab semua rasa penasaran itu. Setelah serangkaian leak sebelumnya, kini seluruh lineup Razr 2025 terungkap dari setiap sudut dan dalam berbagai pilihan warna yang memikat.

Motorola sepertinya tidak ingin banyak mengubah formula sukses mereka. Desain Razr 2025 tetap mempertahankan DNA klasiknya, tetapi dengan sentuhan modern yang lebih segar. Namun, jangan salah, meski terlihat familiar, ada beberapa kejutan yang siap membuat Anda terkagum-kagum.

Dari segi warna, Razr 2025 datang dengan opsi yang lebih berani dan beragam. Bocoran ini bukan sekadar gambar blur atau render, melainkan foto-foto nyata yang menunjukkan bagaimana ponsel ini akan terlihat di tangan pengguna. Jadi, apa saja yang berubah dan apa yang tetap sama? Mari kita telusuri lebih dalam.

Razr Plus 2025: Warna Baru dan Tombol Misterius

Razr Plus 2025, yang juga dikenal sebagai Razr 60 Ultra di pasar global, menjadi sorotan utama dalam bocoran ini. Ponsel ini akan hadir dalam tiga varian warna yang sangat menarik: merah, hijau, dan finishing bertekstur kayu. Bahkan, rumor menyebutkan bahwa varian warna pink juga sedang dalam pengembangan, melengkapi palet warna yang sudah sangat menarik ini.

Namun, yang paling menarik perhatian adalah penambahan tombol misterius di sisi kiri ponsel. Fungsi tombol ini masih menjadi teka-teki. Beberapa spekulasi menyebutkan bahwa tombol ini bisa dikaitkan dengan asisten AI Motorola, Moto AI, atau mungkin bisa dikustomisasi untuk membuka aplikasi tertentu. Apapun fungsinya, penambahan tombol ini sejalan dengan tren industri yang mulai mengadopsi tombol programmable, seperti Action Button pada iPhone 15 Pro dan Essential Key di Nothing Phone (3a) Pro.

Spesifikasi Unggulan Razr Plus 2025

Di bawah kap mesin, Razr Plus 2025 diprediksi akan ditenagai oleh Snapdragon 8 Elite, yang menandakan lompatan besar dalam hal performa. Bocoran juga mengungkapkan bahwa ponsel ini akan memiliki layar penutup berukuran 4-inch yang membungkus kamera ganda, serta layar utama foldable AMOLED 6.9-inch yang sama dengan generasi sebelumnya.

Tidak hanya itu, Razr Plus 2025 juga dikabarkan akan menawarkan konfigurasi RAM hingga 18GB dan penyimpanan hingga 1TB, dengan versi tertentu bahkan bersertifikasi untuk 2TB. Yang lebih menggembirakan, baterainya akan ditingkatkan menjadi 4,500mAh, sebuah lompatan signifikan dari 4,000mAh pada generasi sebelumnya. Dengan upgrade ini, Motorola berpotensi mengungguli kompetitor terdekatnya, Samsung Galaxy Z Flip 6.

Razr 2025 Standar: Warna Cerah dan Performa Solid

Tak ketinggalan, varian standar Razr 2025 juga terlihat dalam bocoran ini dengan tiga warna vibrant: Gibraltar Sea, Lightest Sky, dan Spring Bud. Warna-warna ini sejalan dengan bocoran sebelumnya dan menawarkan pilihan yang lebih berani bagi pengguna yang ingin tampil beda.

Dari segi spesifikasi, Razr 2025 standar akan menggunakan chipset Dimensity 7400X, yang cukup tangguh untuk segmen mid-range. Layar penutupnya tidak sebesar versi Plus, tetapi desain ini memungkinkan Motorola untuk mempertahankan pola stylish di panel belakang, menambah nilai estetika.

Seperti saudaranya yang lebih premium, Razr 2025 standar juga akan memiliki opsi RAM hingga 18GB dan penyimpanan hingga 1TB, serta baterai 4,500mAh. Upgrade baterai ini menjadi kabar gembira bagi pengguna yang menginginkan daya tahan lebih lama.

Kapan Peluncuran dan Harganya?

Motorola dikabarkan akan meluncurkan seri Razr 2025 lebih awal dari biasanya tahun ini, meskipun tanggal pastinya masih dirahasiakan. Namun, ada spekulasi bahwa harga akan mengalami kenaikan, terutama di pasar Eropa. Bagaimana dengan pasar AS? Masih belum jelas, tetapi kenaikan harga mungkin tidak bisa dihindari mengingat upgrade signifikan yang ditawarkan.

Dengan semua bocoran ini, apakah Anda semakin tidak sabar untuk memiliki Razr 2025? Atau justru Anda lebih tertarik menunggu kompetitor seperti Samsung Galaxy Z Flip 7? Bagaimanapun, persaingan di pasar ponsel lipat semakin panas, dan konsumenlah yang akan menikmati manfaatnya.

Honor 400 Lite Resmi Dirilis: AMOLED 120Hz & Kamera 108MP dengan Harga Terjangkau

Pernahkah Anda mencari smartphone dengan layar AMOLED berkualitas tinggi, kamera 108MP, dan performa tangguh—tetapi dengan harga yang tidak menguras kantong? Honor menjawab kebutuhan itu dengan meluncurkan Honor 400 Lite, varian terbaru yang menggabungkan fitur premium dan harga bersaing. Setelah absen dari seri Lite tahun lalu, Honor kembali dengan desain segar dan spesifikasi yang patut diperhitungkan.

Honor 400 Lite bukan sekadar upgrade minor. Ponsel ini membawa sejumlah peningkatan signifikan, mulai dari layar AMOLED 120Hz hingga chipset MediaTek terbaru. Yang menarik, Honor memilih pendekatan berbeda dalam desain kamera, meninggalkan bentuk oval yang khas dan beralih ke tampilan triangular yang lebih modern. Lantas, apa saja yang ditawarkan oleh ponsel ini?

Layar AMOLED 120Hz dengan Kecerahan Mencapai 3.500 Nits

Honor 400 Lite mengusung layar 6,7 inci beresolusi FHD+ dengan teknologi AMOLED. Layar ini tidak hanya menawarkan refresh rate 120Hz untuk pengalaman scrolling yang lebih halus, tetapi juga mencapai kecerahan puncak 3.500 nits—cocok untuk penggunaan di bawah sinar matahari langsung. Tambahan fitur pemindai sidik jari optik di bawah layar semakin melengkapi kemewahan perangkat ini.

Desain Kamera Triangular & Tombol AI Khusus

Honor 400 Lite menghadirkan perubahan desain yang mencolok pada modul kamera belakang. Alih-alih mempertahankan bentuk oval seperti pendahulunya, ponsel ini mengadopsi tampilan triangular yang lebih futuristik. Kamera utamanya beresolusi 108MP dengan aperture f/1.75 dan dukungan zoom 3x tanpa kehilangan detail. Sayangnya, lensa ultrawide hanya 5MP—pilihan yang mungkin mengecewakan bagi penggemar fotografi.

Fitur unggulan lainnya adalah tombol AI khusus di sisi kanan, tepat di bawah tombol power. Tombol ini tidak hanya berfungsi sebagai shutter kamera, tetapi juga dapat mengaktifkan pencarian visual untuk objek di sekitar Anda. Tekan lama, dan Honor 400 Lite akan memberikan informasi tentang apa yang Anda lihat.

Ditenagai Dimensity 7025-Ultra & Baterai 5.230 mAh

Di bawah kap mesin, Honor 400 Lite mengandalkan chipset MediaTek Dimensity 7025-Ultra dengan pilihan RAM 8GB atau 12GB serta penyimpanan internal 128GB/256GB (non-ekspansif). Sistem operasinya adalah MagicOS 9.0 berbasis Android 15, menjanjikan pembaruan software yang lebih lama. Untuk daya tahan baterai, ponsel ini dibekali kapasitas 5.230 mAh dengan dukungan pengisian cepat 35W.

Harga & Ketersediaan

Honor 400 Lite tersedia dalam tiga pilihan warna: hijau, hitam, dan abu-abu. Di Austria, versi 8GB/256GB sudah bisa dipesan dengan harga pre-order €269 (sekitar Rp4,6 juta), sedangkan harga regulernya €299 (Rp5,1 juta). Pengiriman pertama diperkirakan mulai 8-9 April 2025. Honor juga berencana memperluas pasar ke negara lain dalam waktu dekat.

Dengan spesifikasi yang solid dan harga yang relatif terjangkau, Honor 400 Lite berpotensi menjadi pesaing serius di segmen mid-range. Namun, keputusan menggunakan lensa ultrawide 5MP mungkin menjadi titik lemah bagi mereka yang mengutamakan fotografi. Bagaimana menurut Anda? Apakah ponsel ini layak dipertimbangkan?