spot_img
Latest Phone

Garmin Venu X1 Resmi Dirilis: Smartwatch Teringan dengan Layar 2 Inci

Telko.id - Garmin Indonesia secara resmi meluncurkan Venu X1,...

OPPO Reno14 Pro Berbekal MediaTek Dimensity 8450, Performa Lebih Cepat

Telko.id - OPPO resmi memperkenalkan Reno14 Pro sebagai smartphone...

Apple Siapkan iPhone Lipat Pertama, Rilis 2026

Telko.id - Apple dikabarkan sedang mempersiapkan peluncuran iPhone lipat...

Apple Rilis iOS 26 Beta 2 dengan Perbaikan Liquid Glass

Telko.id - Apple baru saja merilis iOS 26 beta...

ASUS ROG Luncurkan Jajaran Perangkat Gaming RTX 50 Series di Indonesia

Telko.id - ASUS Republic of Gamers (ROG) resmi memperkenalkan...
Beranda blog Halaman 1084

Mahasiswa di China Habiskan Dua Jam per Hari untuk Game Online

Telko.id, Jakarta – Mahasiswa di China menghabiskan rata-rata dua jam per hari untuk bermain game online. Hal itu terkuak berdasarkan laporan Studi Panel Mahasiswa Universitas China yang diterbitkan oleh Akademi Ilmu Sosial China.

Menurut en.people, seperti dikutip Telko.id, Sabtu (20/4/2019), survei tersebut melibatkan siswa dari 18 universitas di seluruh China. Hasilnya, ditemukan fakta bahwa 22,95 persen siswa di China mengaku bermain game online setiap hari.

Di Negeri Tirai Bambu, para pemain game pun kini tidak hanya didominasi oleh kaum pria. Laporan mengungkapkan bahwa hampir setengah dari siswa perempuan turut kecanduan bermain game online. Sekitar 14 persen bermain setiap hari.

{Baca juga: Tragis! Bocah 15 Tahun Bunuh Diri Karena Dilarang Main Game Online}

Fakta lain juga ditemukan bahwa permainan streaming sedang populer di kalangan mahasiswa China. Berdasarkan hasil survei, hampir 60 persen dari responden menggunakan platform live streaming dalam bermain game online.

Studi pun membeberkan, 14,4 persen siswa di China menggunakan layanan streaming setiap hari. Kemudian, lebih dari 20 persen responden mengaku menggunakan aplikasi streaming secara langsung, setidaknya sekali dalam seminggu.

{Baca juga: Pasar Game Digital Steam Terusik WeGame, Kenapa?}

“Hampir 40 persen siswa yang disurvei mengikuti selebritas online dan delapan persen memeriksa pembaruan selebritas terbaru setiap hari,” jelas Guo Yaping, tim yang terlibat dalam laporan Studi Panel Mahasiswa Universitas China.

Sebanyak delapan persen siswa memiliki pengalaman penyiaran di platform online, sedangkan 23,8 persen ingin menjadi penyiar. Lalu, 72,1 persen mahasiswa menggunakan layanan car-hailing online, dan 21,6 persen membayar artikel di internet. [SN/IF]

China Danai Huawei untuk Kepentingan Spionase?

Telko.id, Jakarta – Badan intelijen Amerika Serikat (AS) atau CIA menyatakan bahwa Huawei memang mendapat sokongan dari dinas keamanan China. CIA menyebut, Huawei didanai oleh otoritas China guna memata-matai negara lain.

CIA menuduh Huawei mendapatkan gelontoran uang dari Komisi Keamanan Nasional China, Tentara Pembebasan Rakyat, dan sebuah cabang ketiga dari jaringan intelijen China. Huawei langsung membantah tuduhan tersebut.

“Huawei memilih untuk tidak berkomentar atas tuduhan tidak berdasar yang juga disokong bukti nol dari sumber anonim,” kata perwakilan Huawei. Lain hal, CIA dan Kementerian Luar Negeri China tidak berkomentar terkait isu panas itu.

{Baca juga: Bos Huawei Puji Donald Trump, Mau Merayu?}

Seperti dikutip Telko.id dari Reuters, Sabtu (20/4/2019), tuduhan terhadap Huawei oleh CIA terjadi di tengah perang dagang antara Washington dan Beijing. AS pernah mencurigai perangkat buatan Huawei digunakan untuk spionase.

Huawei menyatakan bahwa tudingan tersebut tidak berdasar. Namun demikian, pihak berwenang AS tetap menyelidiki Huawei karena dugaan pelanggaran sanksi. Bahkan, AS mengajak negara-negara sekutu untuk memblokir Huawei.

{Baca juga: Dianggap Tidak Aman, Inggris akan Cekal Perangkat 5G Huawei}

Beberapa waktu lalu, Pusat keamanan siber Belgia tidak menemukan bukti bahwa perangkat Huawei digunakan untuk memata-matai para pengguna. Meski begitu, Belgia tetap akan terus melakukan penyelidikan secara lebih lanjut.

Menurut Reuters, pusat keamanan siber Belgia telah diminta untuk menganalisa potensi ancaman keamanan siber ketika sebuah negara menggunakan perangkat telekomunikasi buatan Huawei. Hasilnya, belum ditemukan bukti terkait hal itu. [SN/IF]

Wahai Influencer, Instagram Bakal Sembunyikan Jumlah Like

Telko.id, Jakarta – Satu alasan kenapa orang-orang getol mengunggah konten di media sosial adalah untuk memperoleh tanda suka atau like. Namun, Instagram kabarnya akan mengubah kebijakan soal tanda tersebut di platform.

Dilansir Gizmodo, seperti dikutip Telko.id pada Sabtu (20/4/2019), Instagram sekarang sedang menguji perubahan tampilan antarmuka. Informasi sahih menyebut bahwa Instagram ingin menyembunyikan jumlah like dari audiens.

Kabar itu terungkap berkat pernyataan peneliti Jane Manchun Wong. Ia mengunggah sebuah tangkapan layar yang menunjukkan tidak ada orang lain yang tahu jumlah like yang diterima sebuah unggahan di akun Instagram kecuali si pemilik.

{Baca juga: Instagram Luncurkan Stiker Pemilu 2019, Sudah Nyoba?}

Para pengguna lain akan melihat sebuah unggahan telah diberi tanda suka. Namun demikian, mereka tidak akan mengetahui jumlah like yang diperoleh. Netizen pun antusias merespons unggahan dari Jane Manchun Wong.

Mereka menganggap keputusan itu cukup kontroversial. Apalagi, selama ini para influencer sangat bergantung kepada jumlah like. Dengan jumlah like banyak, mereka bisa memasang harga tinggi untuk keperluan endorse dan iklan.

“Kami ingin para pengikut fokus kepada apa yang dibagi di Instagram, bukan kepada berapa banyak like yang didapat,” kata pihak Instagram. Kendati begitu, Instagram tak memberi penjelasan lebih lanjut soal peluncuran fitur baru tersebut.

{Baca juga: Mimpi Jadi Model, Gadis 15 Tahun Malah Diperas di Instagram}

Beberapa waktu lalu, Instagram mencoba menambahkan satu fitur baru di aplikasi. Fitur tersebut dilaporkan mirip dengan fitur Saved. Dan jika melihat fungsinya, fitur baru di Instagram itu juga mirip dengan yang ada di Pinterest.

Fitur baru di Instagram memungkinkan pengguna menyimpan unggahan pengguna lain di opsi koleksi pribadi. Instagram melakukannya lantaran ingin membuat koleksi tersebut bisa dilihat oleh pengguna lain melalui fitur koleksi baru. [SN/IF]

Robot Daisy Preteli Komponen Produk Apple untuk Didaur Ulang

Telko.id, Jakarta Apple berencana membuka aktivitas di laboratorium terbaru di Austin, Texas, Amerika Serikat. Raksasa Cupertino ini bakal memaksimalkan kinerja robot bernama Daisy, yang bertugas membongkar perangkat yang sudah tidak terpakai supaya bisa didaur ulang.

Menurut CNET, Apple akan membuka laboratorium Material Recovery guna melihat teknik baru robot ini serta kecerdasan buatan dalam membelah perangkat dan mengambil material berharga seperti tembaga, aluminium, dan kobalt.

Seperti dikutip Telko.id, Sabtu (20/4/2019), Apple mengklaim, robot Daisy mampu membedah sekitar 1,2 juta iPhone per tahun. Di laboratorium itu, Daisy akan membantu Apple mengembangkan produk merek dari material daur ulang atau energi terbarukan.

{Baca juga: Gara-gara Serangan Kutu, Apple Store Ditutup}

“Saya yakin proses di laboratorium tersebut akan tersedia untuk seluruh Apple. Saya juga berharap, hal itu bisa memengaruhi kinerja perancang dan teknisi,” kata Wakil Direktur Apple untuk lingkungan, kebijakan dan inisiatif sosial, Lisa Jackson.

Selama ini, Apple dikritik karena menghadirkan produk nan tipis dan ringan yang justru membuatnya sulit untuk dibongkar dan didaur ulang. CEO iFixit, Kyle Wiens, menyatakan bahwa Apple layak mendapat pujian karena iPhone masih bisa didaur ulang.

Sayang, Wiens melanjutkan, produk terkenal lain dari Apple seperti AirPods tidak bisa didaur ulang karena tertempel lem.

{Baca juga: Lagi, Apple Watch Series 4 Selamatkan Nyawa Nenek 80 Tahun}

Jackson membantah anggapan tersebut. Ia menegaskan, produk-produk Apple berukuran kecil menggunakan material lebih sedikit.

Di laboratorium Austin, robot Daisy bertugas menemukan material dalam perangkat bekas agar dapat digunakan di produk baru. Robot ini akan mengambil baterai iPhone dan mengirimnya ke pendaur ulang sehingga bisa digunakan lagi di produk baru Apple. [SN/IF]

Potongan Adegan Avengers: Endgame Bocor, Dijual Rp 50 ribu

Telko.id, Jakarta – Tingginya antusiasme penonton terhadap film pamungkas Avengers: Endgame menimbulkan kekhawatiran tersendiri di benak sang sutradara, Anthony Russo. Russo tidak ingin orang tak bertanggung jawab merusak cerita bagi mereka yang belum melihatnya, dengan menjual potonga adegan yang bocor.

Dilaporkan worldofbuzz, sang sutradara pun mengeluarkan surat terbuka yang mendesak penggemar agar tidak merusak cerita bagi mereka yang belum menonton.

Meski begitu, tampaknya tidak semua orang mengindahkan kata-kata Russo. Terbukti dari dijualnya sejumlah adegan yang bocor dari film di Carousell.

{Baca juga: Avengers Endgame: Fans Marvel Minta NASA Selamatkan Tony Stark}

Dilansir dari Today Online, penjual online ini menjual video berdurasi 4 menit 30 detik yang menunjukkan adegan spesifik di Avengers: Endgame dengan harga SGD $ 5 atau sekitar Rp 50 ribu.

Tidak jelas apakah video yang dijual ini adalah video yang sama yang baru-baru ini beredar di Twitter dan Reddit, yang merupakan kompilasi adegan dari berbagai scene dalam film. Menurut mothership.sg, penjual dengan nama akun marketsmarketsmarkets ini menjual video tersebut dan menawarkan tampilan screenshot layar sebagai bukti bagi para calon pembelinya.

Hingga berita ini diturunkan, sudah tidak ada lagi listing di profil merchant ini. Kemungkinan penjual sudah menghapus dagangannya setelah berita kebocoran video muncul.

Cerita uni lainnya dari penggemar film Marvel datang belum lama ini. Tepatnya ketika ada seorng fans yang meminta kepada Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) untuk menyelamatkan Tony Stark.

Ada kejadian unik pasca pemutaran trailer film Avengers: Endgame yang telah dirilis beberapa hari yang lalu. Banyak warganet yang merupakan fans Marvel meminta kepada Badan  Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) untuk menyelamatkan Tony Stark. Pada trailer terbaru Avengers dikisahkan Tony Stark tengah terdampar di luar angkasa. [BA/IF]

Sony Ingin Batasi Konten Seksual di PlayStation 4, Caranya?

Telko.id,Jakarta – Sony berusaha membatasi konten seksual dalam game PlayStation 4 dengan membentuk standar in-house baru.

Dengan pedoman baru ini, seperti dilaporkan oleh The Wall Street Journal, para pengembang game diharapkan dapat membuat konten yang seimbang di platform. Selain itu, pedoman ini juga diharapkan juga dapat memastikan bahwa permainan tidak akan merusak pertumbuhan dan perkembangan para pemain muda.

{Baca juga: PlayStation 5 Dukung Resolusi 8K, 3D Audio dan SSD}

Menurut pejabat Sony yang tidak ingin disebutkan namanya, pedoman yang lebih ketat ini juga dibuat menyusul kekhawatiran perusahaan atas gerakan #MeToo. Sony tidak ingin dikaitkan dengan konten game yang menggambarkan wanita dengan cara yang merendahkan.

“Sony khawatir perusahaan bisa menjadi target tindakan hukum dan sosial,” kata seorang pejabat Sony AS kepada WSJ.

Perusahaan tidak menyebutkan secara rinci pedoman baru tersebut, dan menolak permintaan WSJ untuk membahasnya secara terperinci.

{Baca juga: Waah.. Ada Cewek Cantik di Game Baru PlayStation VR Ini}

Sebelumnya, Sony juga diketahui melakukan inisiatif terkait pencegahan perilaku tidak menyenangkan dan ujaran kebencian terhadap nama pengguna di PlayStation Network (PSN), dengan mengganti PSN ID yang ofensif atau menyinggung dengan nama sementara.

Sony pun membuka peluang dengan memungkinkan pengguna PlayStation untuk mengubah nama pengguna di konsol.

Hal itu untuk pertama kalinya dilakukan dalam sejarah platform online Sony, yakni memberikan pemain PS4 peluang untuk menentukan kembali identitas mereka baik secara positif dan negatif. [BA/IF]

Rusia Mulai Gunakan Robot Sebagai Pembaca Berita

Telko.id, Jakarta – Stasiun TV di Rusia dilaporkan telah menggunakan robot sebagai pembaca berita. Meski begitu, sejumlah penonton mengaku tidak terkesan dengan robot humanoid bernama Alex ini.

Alex telah membacakan berita dalam program acara Rossiya 24, yang berisi tentang pertanian dan teknologi nuklir, serta sejumlah topik lainnya. Menurut BBC News, Robot ini bisa menggerakan kepala dan wajahnya ketika membacakan berita. Pun demikian dengan anggota tubuh lainnya, yang ia gerakkan setelah selesai dengan tugasnya.

Munculnya Alex di televisi telah menyebabkan beberapa kontroversi. Sejumlah pemirsa mengatakan itu adalah upaya “propaganda”, sebagian mengatakan robot ini merupakan generator berita palsu. Sementara sebagian lagi sibuk mengejek penampilan Alex yang dinilai aneh.

{Baca juga: Ilmuwan Ciptakan Robot Daur Ulang Sampah}

Saluran televisi ini mengatakan, Alex merupakan robot buatan Rusia. Harga robot ini sekitar US$ 15.600 atau sekitar Rp 219 juta.

Sebagian besar pemirsa percaya itu hanyalah aksi untuk mempromosikan teknologi buatan Rusia. Untuk diketahui, Alex mulai diproduksi sejak 2017 dan diharapkan selesai akhir tahun ini.

“Ini untuk pemirsa TV yang telah menyaksikannya tampil. Bisakah robot menggantikan jurnalis?, ” tanya Rossiya 24 di websitenya.

{Baca juga: Astrobee, Robot Lebah NASA Siap “Sengat” Astronot di ISS}

Selain Rusia, Jepang juga diketahui sudah berkali-kali mencoba menghasilkan robot yang bisa bersikap dan bertindak tak ubahnya manusia. Di masa depan, selain mereka yang bisa menjaga meja resepsionis atau membantu pekerjaan rumah, kita juga mungkin akan menyaksikan pertandingan basket antara manusia dan robot atau mungkin robot dan robot.

Ya, pabrikan mobil asal Jepang, Toyota belum lama ini berhasil merancang CUE 3, semacam robot humanoid 6,3 yang jago main basket.

Kemampuan robot humanoid ini bermain basket memang baru sebatas melemparkan bola ke dalam ring. Tapi hebatnya, robot ini sangat jago melakukan lemparan 3 angka atau three points. [BA/IF]

Yota Devices Dinyatakan Bangkrut, YotaPhone Tutup Usia

Telko.id, Jakarta – Sebagian dari kita mungkin tidak asing lagi dengan YotaPhone. Setidaknya sejak tahun 2012 silam, bayang-bayang tentang handset layar ganda yang didukung E Ink telah diwujudkan ponsel ini. Tapi sayang, ini tak berlangsung lama. Sebuah laporan yang dirilis Cnews.ru dan Liliputing, menyatakan bahwa Yota Devices, selaku pembesut hadset, telah bangkrut.

Gugatan demi gugatan yang dialamatkan pada perusahaan disebut-disebut menjadi alasan kebangkrutan. Pabrikan Yota untuk dua YotaPhone pertama, Hi-P Singapore, contohnya, menuntut perusahaan sebesar US$ 126 juta pada tahun 2015 karena perusahaan dilaporkan menolak menerima barang (dan mungkin membayar) jumlah minimum ponsel yang telah disetujui saat pemesanan.

{Baca juga: Ada “Kerutan” di Layar Samsung Galaxy Fold, Lihat Videonya}

Pada 2016, The Financial Times melaporkan bahwa dua YotaPhone pertama hanya terjual sekitar 75.000 unit. Hi-P setuju untuk menerima US$ 17 juta sebagai gantinya, tetapi ternyata kesepakatan itu gagal.

YotaPhone sendiri, seperti dilaporkan Theverge, sesungguhnya belum sepenuhnya relevan dengan dunia barat – atau bahkan Rusia – dalam beberapa tahun terakhir. Perusahaan gagal mengirimkan YotaPhone 2 ke Amerika Serikat pada tahun 2015 meskipun telah melampaui tujuan crowdfunding Indiegogo, dan pada akhir 2016, perusahaan memutuskan untuk menarik diri dari Rusia dan Eropa, sebagai gantinya menggeser operasi ke China.

{Baca juga: Dirilis 24 April, Redmi Y3 Fokus ke Kamera Selfie}

Memang, YotaPhone 3 sukses membawa pulang penghargaan dari IF Design Award pada tahun 2018, di China pun ponsel ini mulai dijual. Namun janjinya untuk kembali ke Rusia, apalagi pasar lainnya, tidak pernah terealisasi. Kini, dengan bangkrutnya Yota Device, YotaPhone sepertinya tidak akan lagi bisa diharapkan.

Pada 2016 silam, YotaPhone sendiri sempat mengutarakan niatnya untuk berusaha sebaik mungkin dalam memenuhi aturan TKDN yang berlaku di Indonesia.  Namun demikian , vendor asal Rusia yang kala itu baru merambah pasar Indonesia ini mengaku belum mampu.  Dan Yotaphone 2 yang diperkenalkan pun tak terdengar gaungnya.

Traveling Lebih Menyenangkan dengan Oppo F11, Ini Alasannya!

0

Telko.id, Jakarta – Selalu ada alasan dibalik dibuatnya sesuatu, bahkan sebatang smartphone. Oppo F11 misalnya, bukan saja dibuat atas nama komunikasi, ini juga datang dengan banyak fungsi lainnya.

Mulai dari sekedar menjadi teman yang menyenangkan untuk melepas lelah dan bosan, hingga senjata yang bisa diandalkan untuk menghadapi berbagai medan.

Tentu saja, kita tidak sedang membicarakan ini sebagai senjata perang atau semacamnya. Lebih dari itu, ini bisa sangat berguna ketika kita ingin mengeksplorasi sekitar.

Mengabadikan momen misalnya, membuat video, dan sebagainya. Yang pasti lebih dari sekedar alat untuk melakukan panggilan. Singkat kata, Oppo menunjukkan bagaimana sebuah smartphone saat ini dapat mengerjakan lebih banyak hal ketimbang fungsi asalnya.

Dan dengan 6 keahlian yang dimilikinya, Oppo F11 lebih dari cukup untuk membuat kita terbebas dari rasa cemas, khususnya saat traveling atau melakukan perjalanan. Kenapa? Ini alasannya!

{Baca juga: Hands-on Oppo F11: Menarik, But More Affordable}

1. Layar yang lebih luas

Dengan bentang layar 6,53 inci (FHD+), rasio aspek 19,5:9 dan rasio screen-to-body 90,9%, Oppo F11 lebih dari cukup untuk menunjang segala aktivitas pengguna. Saat bepergian atau menempuh perjalanan jauh misalnya, layar yang lebih besar dan frame rate 60FPS mampu menjadi teman yang menyenangkan, lantaran dapat menghadirkan pengalaman hiburan yang lebih baik. Entah itu saat menonton video, bermain game, atau menjelajahi halaman web.

2. Bodi kuat tahan benturan

Kita tidak pernah tahu medan seperti apa yang akan kita tempuh saat melakukan perjalanan. Bisa jadi itu adalah air, bisa juga medan yang lebih berat. Apapun itu, berbekal Corning Gorilla Glass generasi ke-5, Oppo F11 didesain untuk tak hanya sekedar kuat tetapi juga tahan benturan. Nah, lapisan kaca ini lebih dari cukup untuk melindungi ponsel dari kerusakan jika secara tidak sengaja terjatuh.

3. Baterai tahan lama

Baterai dengan kapasitas besar selalu menjadi idaman para petualang, apalagi mereka yang bisa bertahan untuk waktu yang lama. Oppo F11 datang dengan angka 4000 mAh di badannya. Di atas kertas, bukan perangkat yang akan menutup mata setelah bekerja keras selama beberapa jam.

Ditambah lagi, teknologi pengisian daya cepat VOOC 3.0 juga dapat mengatur tegangan tinggi sewaktu melakukan tickle charging, sehingga mempersingkat waktu pengisian secara keseluruhan hingga 20 menit. Itu artinya, Anda bahkan dapat mengisi penuh ponsel ini dalam waktu 80 menit.

4. Kinerja yang bisa diandalkan

CPU dapat mengubah pemrosesan single-thread menjadi pemrosesan tugas multi-threaded, membagi tugas besar menjadi beberapa tugas kecil yang diproses secara bersamaan, dan dengan demikian meningkatkan kinerja pemrosesan sekaligus mengurangi konsumsi daya.

Oppo F11, tak ubahnya F11 Pro, juga ditenagai oleh prosesor mediatek P70 yang memiliki frekuensi maksimum sebesar 2,1 Ghz. Jika dibandingkan dengan perangkat generasi sebelumnya, performa CPU dan GPU meningkat 5% dan 13%.

{Baca juga: Oppo F11 dan Oppo F11 Pro, Apa Bedanya?}

5. Memori lebih efisien

Banyak hal selalu ingin dilakukan orang saat melakukan perjalanan. Satu yang paling umum adalah mengabadikan setiap momen yang dialaminya. Baik melalui foto ataupun video. Oppo F11 mengaplikasikan teknologi Kmalloc pertama di industri.

Ini memungkinkan perangkat mengalokasikan memori lebih efisien untuk mengurangi pemborosan memori. F11 juga dapat dengan cerdas mendapatkan kembali memori, mengidentifikasi aplikasi latar belakang yang tidak aktif, dan membersihkannya secara bertahap, memastikan bahwa memori selalu siap untuk aplikasi yang lebih menuntut penggunaan banyak memori.

6. Kamera yang bisa diandalkan

Mengabadikan momen adalah hal umum yang dilakukan setiap traveler saat tiba di tempat tujuannya. Untuk itu, kamera yang bisa diandalkan sudah pasti menjadi kebutuhan. Nah, dengan resolusi 16MP dan diafragma F/2.0 di bagian depan, Oppo F11 lebih dari cukup untuk menjadi teman yang ideal bagi para penggila selfie.

Sementara kamera belakang beresolusi masing-masing 48MP sebagai lensa utamanya dengan aperture f/1.79, dan 5MP lensa depth memungkinkannya menangkap foto secara detail. Apalagi dalam keadaan pencahayaan yang kurang atau low-light. [adv]

Sekolah Ini Wajibkan Siswa Sebutkan Akun Medsos

Telko.id, Jakarta – Memiliki akun media sosial bagi sebagian orang adalah sesuatu yang normal dan wajar. Namun, ketika ada orang lain yang menggali informasi dari profil atau mencari foto lama Anda, terutama guru atau atasan, hal itu menjadi sangat menjengkelkan.

Sebuah sekolah menengah di Jepang membuat sebuah kebijakan yang menjengkelkan. Seorang pengguna Twitter, @asanansonsi yang berusia 16 membagikan sebuah foto yang menunjukan kebijakan baru di sekolahnya.

Dilansir dari SoraNews24, pelajar yang duduk di bangku kelas dua ini menunjukan foto formulir yang harus disiisi siswa pengguna media sosial. Setiap siswa juga harus mengisi formulir berapa teman yang mereka miliki di setiap akun.

{Baca juga: Duh! Jutaan Siswa Ujian Ulang karena Soal Bocor di WhatsApp}

Pertanyaan pertama mungkin tidak begitu menyeramkan, hingga anda membaca pertanyaan kedua dan ketiga. Pada pertanyaan kedua, sekolah akan melakukan patroli internet, sehingga setiap siswa diminta menuliskan ID media sosial yang digunakan.

Hal itu menunjukan, sekolah benar-benar ingin memantau apa yang siswa lakukan di media sosial. Sekolah juga ingin melihat masa lalu siswa.

Mungkin anda berpikir, para siswa bisa berbohong terhadap sekolah, bahwa mereka tidak menggunakan media sosial. Namun, mereka tidak dapat melakukannya, sebab siswa hanya diizinkan menggunakan media sosial sesuai yang mereka tulis di formulir.

“Siswa tidak diperbolehkan menggunakan akun media sosial selain yang mereka tulis di formulir ini. Jika anda ketahuan menggunakan akun yang tidak ditulis pada formulir ini, anda akan ditangguhkan dari sekolah,” katanya.

Gadis yang memposting ini mencoba  mendekati gurunya dan mengatakan bahwa persyaratan seperti seharusnya tidak perlu. Namun, jawaban gurunya sangat mengejutkannya.

{Baca juga: Harvard Batal Loloskan 10 Calon Mahasiswa Karena Meme}

“Pendidikan sekolah menengah tidak wajib (di Jepang), jadi jika anda tidak menyukai kebijakan itu, anda bebas untuk keluar,” katanya.

Ini bukan pilihan yang mudah bagi @asanansonsi dan teman-teman sekelasnya. Mereka tidak bisa menggunakan media sosial seperti anak-anak di negara lain. [BA/HBS]

Sumber: Worldofbuzz