spot_img
Latest Phone

Strava Integrasikan Kacamata Oakley Meta Vanguard AI untuk Aktivitas

Telko.id - Strava, aplikasi pendukung gaya hidup aktif dengan...

Garmin Run Indonesia 2025 Sukses, 7.000 Peserta Dukung Keberlanjutan

Telko.id - Garmin Run Indonesia 2025 sukses digelar di...

Deretan Wearables Terbaru Apple, iPhone 17 Bukan Satu-Satunya

Telko.id – Selain iPhone 17 Series, pada perhelatan Apple...

Apple Rilis iPhone 17 Series, Ini Bocoran Harga dan Spesifikasinya

Telko.id – Apple akhirnya resmi meluncurkan iPhone 17 Series...

Garmin fēnix 8 Pro Resmi Hadirkan Teknologi MicroLED dan inReach

Telko.id - Garmin resmi meluncurkan seri fēnix 8 Pro,...
Beranda blog Halaman 1058

Snapchat Bakal Punya Fitur Mirip Facebook, Apa Itu?

Telko.id, Jakarta – Snapchat kabarnya sedang mengembangkan fitur baru mirip punya Facebook. Fitur baru di Snapchat yang katanya mirip milik Facebook ditemukan oleh pakar aplikasi, Jane Manchun Wong.

Dilansir Phone Arena, fitur baru di Snapchat bakal memungkinkan pengguna untuk menambahkan acara. Bahkan, pengguna bisa bergabung ke percakapan grup terkait acara dengan mengundang rekan di Snapchat.

Dikutip Telko.id, Minggu (9/6/2019), mengusap ke arah atas di menu undangan akan memungkinkan pengguna bergabung ke percakapan grup. Pengguna pun bisa menandai detail soal acara di lokasi spesifik.

{Baca juga: Snapchat Tengah Rancang Peningkatan Fitur Kamera}

Bahkan, acara bisa diintegrasikan dengan fitur peta Snapchat, yaitu Snap Map. Sayang, fitur baru tersebut belum secara resmi tersedia di aplikasi. Bahkan, belum jelas, kapan fitur akan resmi tersedia secara global.

Belum lama ini, Snap Inc mengungkapkan rencana untuk masuk ke ranah mobile gaming lewat Snap Games. Snap Inc pun memenuhi janji meski baru menghadirkan tiga dari enam game yang direncanakan di Snapchat.

Tiga permainan itu adalah Snake Squad, Zombie Rescue Squad, dan Bitmoji Party. Ketiganya menawarkan gameplay nan menyenangkan. Bahkan, para pengguna bisa memainkannya berbarengan dengan teman.

{Baca juga: Snapchat Hadirkan Snap Games untuk Android dan iOS}

Tiga game yang dihadirkan di Snapchat tersedia untuk perangkat bersistem operasi Android maupun iOS. Selain tiga game tersebut, bakal hadir tiga game lain, masing-masing Alphabear Hustle, C.A.T.S Drift Race, dan Tiny Royale. [SN/HBS]

Sumber: PhoneArena

Kisah Apple Watch Selamatkan Wanita Saat Berselancar

Telko.id, Jakarta – Entah sudah yang keberapa, ada lagi cerita tentang penyelamatan nyawa seseorang oleh jam tangan pintar Apple Watch. Kali ini, kisah penyelamatan dialami oleh seorang perempuan asal Massachusetts, Amerika Serikat.

Dilansir 9to5mac, seperti dikutip Telko.id, Minggu (9/6/2019), ia menceritakan pengalamaan saat Apple Watch menyelamatkan nyawanya. Ketika itu, ia sedang melakukan paddle boarding atau berselancar di pinggir laut menggunakan dayung.

Kejadian berlangsung di Pantai Nahant. Kala ia tengah asyik berselancar, tiba-tiba angin berembus sangat kencang. Ia terombang-ambing jauh dari bibir pantai. Merasa khawatir, ia memutuskan untuk mengontak layanan darurat 911 via Apple Watch.

{Baca juga: Lagi-lagi Nyawa Terselamatkan Berkat Apple Watch}

Dasar nasib memang beruntung, panggilan darurat tersebut pun langsung tersambung ke Lynn, Departemen Pemadam Kebakaran Massachusetts. Dalam rekaman laporan, perempuan itu mengaku terseret ombak hingga mendekati tengah laut.

Perempuan tersebut merasa bersyukur akhirnya bisa mengontak layanan darurat sehingga petugas segera datang ke lokasi untuk menolong. Ia pun merasa beruntung memakai Apple Watch saat melakukan paddle boarding di Pantai Nahant.

Tak butuh waktu lama, polisi pantai Swampscott melakukan upaya evakuasi. Beberapa saat melakukan pencarian, petugas menemukan perempuan itu berada sekira satu kilometer dari bibir pantai. Kondisinya baik dan tidak mengalami luka.

{Baca juga: Apple Watch Selamatkan Penggunanya dari Serangan Jantung}

Kasus ini merupakan yang kali kesekian melibatkan Apple Watch. Entah sudah berapa puluh kali kasus serupa terjadi, termasuk pengguna yang terkena serangan jantung. Para korban bisa selamat berkat keberadaan jam tangan pintar Apple. [SN/HBS]

Sumber: 9to5mac

Plin-plan, Donald Trump Minta NASA Fokus Eksplorasi Mars

Telko.id, Jakarta – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, meminta kepada badan antariksa NASA untuk fokus mengeksplorasi Mars daripada Bulan. Ia mengeluarkan pernyataan itu via cuitan di Twitter.

Trump membuat cuitan tersebut kala melakukan perjalanan menggunakan pesawat kepresidenan Air Force One dari Irlandia menuju Washington, DC, Jumat (7/6/2019) waktu setempat. Seperti apa cuitannya?

“Untuk semua uang dikeluarkan, NASA tidak lagi boleh berbicara tentang Bulan. Itu sudah lewat 50 tahun lalu. NASA harus fokus kepada hal-hal yang jauh lebih besar, termasuk ke Mars,” demikian cuitan Donald Trump.

Seperti dikutip Telko.id dari The Verge, Minggu (9/6/2019), cuitan tersebut jelas bertentangan dengan instruksi Trump pada 2018 lalu. Pada Juni 2018, Trump menandatangani proposal pengiriman robot ke Bulan.

{Baca juga: Tahun 2024, Astronot NASA akan Tinggal di Bulan}

Pada 10 tahun mendatang, pemerintah Amerika Serikat bakal mendaratkan manusia di tempat yang sama. Juru bicara NASA, Megan Powers, mengatakan, rencana besar tersebut akan menghidupkan lagi semangat.

Seperti diketahui, Amerika Serikat mengklaim sebagai negara pertama yang berhasil mengirim manusia ke bulan. Trump menandatangani dokumen proposal program itu pada 18 Juni 2018 waktu setempat lalu.

{Baca juga: 3 Laporan Rahasia Astronot NASA yang Bocor ke Publik}

Rencana pendaratan robot maupun manusia di Bulan bakal dilakukan melalui kerja sama antara pemerintah Amerika Serikat dengan perusahaan swasta di bidangnya. Instruksi Trump pun mendapat dukungan. [SN/HBS]

Sumber: The Verge

Anggota Kelompok G-20 Sepakat Tutup Celah Google Cs ‘Ngemplang’ Pajak

Telko.id – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati membagi cerita rangkaian kegiatannya dalam hari pertama pertemuan G20 di Jepang, Sabtu (8/6/2019), di akun media sosial Facebook-nya.

Pertemuan tersebut diawali dengan simposium mengenai International Taxation atau perpajakan internasional. Dalam diskusi tersebut, Sri Mulyani bersama menteri keuangan dari Jepang, China, Inggris, Prancis, dan Amerika Serikat (AS) menjadi pembicara utama.

“Digitalisasi ekonomi dan kemajuan teknologi informasi mengubah model bisnis di mana kehadiran secara fisik tidak penting,” tulis Sri Mulyani.

“Hal ini melemahkan prinsip “Permanent Establishment” yang menjadi dasar sistem perpajakan internasional. Jadi diperlukan sistem perpajakan internasional baru agar mampu menjamin pemajakan yang adil antarnegara di era digitalisasi,” lanjutnya.

Ia mencatat bahwa Inggris, Australia, dan Prancis telah menerapkan aturan perpajakan untuk ekonomi digital, termasuk penggunaan big data. Sementara itu, India menerapkan pungutan untuk equalisasi.

Kerjasama perpajakan internasional yang mengalami kemajuan pesat adalah pencegahan penghindaran pajak melalui “Base Erosion Profit Shifting” (BEPS) dan kerjasama pertukaran informasi “Automatic Exchange of Information” (AEOI) oleh 130 negara/yurisdiksi, menurut Sri Mulyani.

“Saat ini tidak ada tempat untuk menyembunyikan kewajiban pajak oleh siapapun,” tegasnya.

Hal ini tidak hanya dilakukan oleh Indonesia saja, para menteri keuangan G20 pun sepakat menutup celah bagi raksasa teknologi global menghindari pajak. Yang nantinya akan disusun peraturan umum yang bisa menutup celah tersebut, dikutip dari Reuters.

“Kedengarannya seperti kita memiliki konsensus yang kuat,” kata Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin di pertemuan dua hari para menteri keuangan G20 di kota Fukuoka, Jepang, dilansir dari Reuters, Sabtu (8/06/2019).

Selama ini, raksasa teknologi seperti Facebook, Google, Amazon, dan perusahaan teknologi besar lainnya mendapat kecaman karena mampu menurunkan tagihan pajak mereka dengan sengaja mencatatkan keuntungannya di negara-negara dengan tarif pajak rendah. Praktik ini dinilai tidak adil oleh sebagian negara.

Nantinya peraturan baru tersebut diharapkan bisa menaikkan nilai pajak untuk perusahaan multinasional besar seperti Facebook dan Google dan mempersulit negara-negara seperti Irlandia untuk menarik investasi asing langsung dengan janji tarif pajak yang sangat rendah untuk perusahaan. (Icha)

 

 

Indonesia Dukung Pertukaran Data Antar Negara Anggota G20, Asal!

Telko.id – Data yang terkumpul dalam era digital ini sangat luar biasa banyak nya. Hal itu yang membuat Jepang sebagai Presidency G-20 mengusulkan tentang Data Free Flow with Trust (DFFT) dan Indonesia pun mendukung inisiatif tersebut. Kenapa?

Menurut Rudiantara, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara yang hadir bersama Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mewakili Indonesia, hal itu berpeluang menciptakan kegiatan ekonomi baru yang bernilai miliaran dolar AS.

“Dalam pertemuan teknis enam bulan terakhir, Indonesia aktif memberikan dukungan karena pertukaran data di antara negara G20 memiliki manfaat potensial membuat kolaborasi dan kemitraan akan lebih efektif,” papar Rudiantara dalam pertemuan yang berlangsung di Tsukuba, Perfektur Ibaraki, Jepang, Sabtu (08/06/2019).

Menteri Kominfo menegaskan keberadaan data sebagai aset yang sangat bernilai dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, Indonesia menegaskan pelaksanaan pertukaran data antarnegara anggota G20 berlangsung memperhatikan beberapa aspek yang berkaitan dengan privasi, perlindungan data, hak atas kekayaan intelektual dan keamanan.

“Indonesia menyampaikan counter proposal, pelaksanaannya harus dilakukan secara inklusif dan bersyarat. Harus memperhatikan aspek-aspek antara lain, masalah privasi, perlindungan data, intellectual property right and security,” jelasnya.

Namun, Rudiantara menegaskan bahwa pertukaran data dan informasi secara global harus memperhatikan kerangka regulasi dan kebijakan pada setiap negara anggota G20.

“Lebih jauh harus juga memperhatikan/menghormati legal frameworks, baik dalam negara anggota G20 maupun secara internasional dan harus hati-hati dalam memisahkan antara data pribadi dengan nonpribadi,” tuturnya.

Menurut Menteri Rudiantara, usulan Indonesia mendapatkan dukungan negara-negara G20 yang memiliki penduduk banyak. “Counter proposal Indonesia banyak didukung oleh negara anggota G20, khususnya negara-negara yang penduduknya banyak,” jelasnya seraya menyebut dukungan berasal dari China, India dan Arab Saudi.

Sebelumnya, dalam awal pidatonya, Menteri Kominfo mengingatkan kembali akan komitmen Anggota G20 mengenai ekonomi digital. “Indonesia mengingatkan kembali komitmen seluruh negara anggota G20 untuk memperkuat dan mendorong pertumbuhan ekonomi digital di tahun-tahun mendatang,” tandasnnya.

Hari pertama Pertemuan Menteri Perdagangan dan Menteri Digital Negara G20 itu, para menteri dari Kelompok 20 negara yang bertanggung jawab atas perdagangan dan ekonomi digital mendiskusikan cara mengamankan keselamatan dan privasi dalam menghadapi penyebaran data elektronik dan kecerdasan buatan yang cepat di seluruh dunia. Pertemuan itu dipimpin oleh Menteri Komunikasi Jepang Masatoshi Ishida serta  Menteri Perdagangan dan Industri Jepang, Hiroshige Seko.

Dalam sambutannya Menteri Seko mengatakan  aliran data bebas diperlukan untuk pengembangan seluruh dunia. “Kami ingin para peserta untuk berbagi konsep mempromosikan aliran data bebas, yang penting untuk inovasi teknologi. Para menteri akan membahas cara-cara yang aman untuk memastikan pertukaran data lintas batas, dan penciptaan aturan internasional tentang penggunaan intelijen buatan,” ungkapnya.

Selanjutnya forum betema “Masa Depan Kita di Era Digital” itu mendiskusikan potensi manfaat dan risiko yang timbul dari inovasi finansial dan teknologi. Selain itu dibahas mengenai teknologi blockchain serta faktor utama dalam memfasilitasi perluasan ekosistem keuangan yang terdesentralisasi. (Icha)

Lagi, Google Maps “Pinjam” Fitur Andalan Waze

Telko.id, Jakarta – Google sepertinya berencana untuk menyatukan dua aplikasi navigasi mereka, yakni Google Maps dan Waze. Sebab, kini raksasa pencarian itu akan menghadirkan fitur baru di Google Maps yang sebenarnya telah hadir di Waze, yaitu penunjuk kecepatan kendaraan.

Asal tahu saja, Google Maps dan Waze adalah dua aplikasi navigasi Google yang sepenuhnya terpisah, namun memiliki fitur dan fungsi yang hampir sama.

Dilansir dari Ubergizmo, Minggu (09/06/2019), dengan hadirnya fitur untuk menampilkan kecepatan kendaraan, maka pengguna akan melihat seberapa cepat mereka mengemudi sambil mendapatkan navigasi ke lokasi tujuan.

{Baca juga: Rumah Prabowo Berubah Jadi “Istana Presiden Republik Kertanegara”}

Sayangnya, fitur ini belum tersedia untuk semua pengguna di seluruh dunia.

Itu karena, sejauh ini, hanya Argentina, Australia, Belgia, Brasil, Kanada, Republik Ceko, Portugal, Swedia, Inggris, dan Amerika Serikat yang akan mendapatkan fitur tersebut. Tapi jangan khawatir, karena raksasa pencarian ini berjanji akan menghadirkannya ke negara lain.

{Baca juga: Fitur Waze di Google Maps Hadir di 40 Negara, Indonesia Kebagian Gak?}

Fitur ini sendiri akan sangat cocok bila disandingkan dengan fitur Google Maps lainnya, yaitu peringatan batas kecepatan serta lokasi radar tetap yang hadir di lebih dari 40 negara.

Fitur yang hadir di aplikasi untuk Android dan iOS ini bakal menunjukkan tanda batas kecepatan di sudut bawah Maps, sedangkan perangkap radar dan foto radar muncul sebagai ikon di jalan virtual. (BA/FHP)

Sumber: Ubergizmo

Mau Piknik ke Luar Angkasa? Segini Biaya per Malamnya

Telko.id, Jakarta – Badan Antariksa Nasional Amerika Serikat (NASA) mengumumkan rencana untuk membuka paket piknik ke ISS atau Stasiun Luar Angkasa Internasional bagi para turis pada 2020 mendatang.

Misi komersial itu bakal berlangsung selama 30 hari, dengan estimasi biaya total mencapai USD 59 juta atau sekira Rp 839 miliar. Calon peserta plesiran bakal melakukan aktivitas komersial dan pemasaran selama berada di orbit.

Dilansir LiveScience, biaya akomodasi per malam ke ISS dipatok USD 35.000 atau Rp 498 juta per turis. Jika terdapat cukup permintaan, NASA bakal menyediakan dua perjalanan komersial selama setahun.

{Baca juga: Susul AS dan Rusia, China Luncurkan Roket dari Laut}

Dikutip Telko.id, Minggu (09/06/2019), calon astronot bakal diberangkatkan ke markas NASA. Mereka wajib memenuhi standar kesehatan ketat. NASA menjelaskan, tawaran penerbangan komersial ke luar angkasa merupakan upaya untuk bisa mandiri secara finansial.

Astronot Christina Koch yang berbicara dari ISS menyebut, piknik ke antariksa yang ditawarkan NASA bakal menjadi pengalaman menyenangkan yang memiliki nilai unik untuk penelitian, pengembangan, dan teknologi.

{Baca juga: Bezos Pamer Blue Moon, Pengangkut Bahan Bangunan ke Bulan}

ISS bukan properti milik NASA. ISS dibangun bersama Rusia mulai 1998. Negara-negara lain berpartisipasi dalam misi dan pengiriman astronot. Namun, AS telah membayar dan mengendalikan sebagian besar modul ISS.

Plesiran ke ISS pernah dilakukan pada 2001 silam. Ketika itu, seorang pengusaha AS bernama Dennis Tito membayar USD 20 juta atau sekitar Rp 280 miliar kepada Rusia supaya bisa “jalan-jalan” ke luar angkasa. (SN/FHP)

Sumber: Live Science

Catat! Ini Game yang Bisa Dimainkan di Google Stadia

Telko.id, Jakarta – Maret lalu, Google membuat kejutan dengan memperkenalkan Google Stadia. Itu merupakan layanan streaming game, yang memungkinkan pengguna untuk memainkan game tertentu tanpa harus meng-install-nya.

Sekarang, raksasa pencarian ini mengungkapkan daftar game apa saja yang bisa dimainkan di Stadia.

Dilansir dari The Verge, Minggu (09/06/2019), game tersebut adalah Bandai Namcp – Dragon Ball Xenoverse 2, Bethesda – DOOM Eternal, DOOM 2016, Rage 2, The Elder Scrolls Online, Wolfenstein: Youngblood.

{Baca juga: Bos Xbox Sindir Google Stadia, Begini Katanya}

Kemudian, ada Bungie – Destiny 2, Capcom – TBD, Coatsink – Get Packed (eksklusif), Codemasters – GRID, Deep Silver – Metro Exodus, Drool – Thumper, Electronic Arts – TBD, Giants Software – Farming Simulator 19, dan Larian Studios – Baldur’s Gate 3.

Lalu, ada nWay Games – Power Rangers: Battle for the Grid, Rockstar Games – TBD, Sega – Football Manager, SNK – Samurai Shodown, Square Enix – Final Fantasy XV, Tomb Raider Definitive Edition, Rise of the Tomb Raider, dan Shadow of the Tomb Raider.

Selanjutnya, 2K Games – NBA 2K, Borderlands 3, Tequila Works – Gylt, Warner Bros – Mortal Kombat 11, THQ – Darksiders Genesis, Ubisoft – Assassin’s Creed Odyssey, Just Dance, Tom Clancy’s Ghost Recon Breakpoint, Tom Clancy’s The Division 2, Trials Rising, dan The Crew 2.

{Baca juga: Asyik! Bungie Gratiskan Game Destiny 2}

Nah, untuk bisa memainkan seluruh game tersebut, pengguna Google Stadia hanya perlu membayar USD 10 atau Rp 140 ribuan per bulannya. Satu-satunya game yang bisa dimainkan gratis adalah Destiny 2.

Menurut Google, daftar game tersebut belum lengkap. Google akan mengumumkan lebih banyak game pada ajang E3 2019. Google menyediakan paket Founder’s Edition seharga USD 130 atau Rp 1,8 jutaan berisi hardware starter kit dan langganan selama tiga bulan. (FHP)

Sumber: The Verge

Asyik! Bungie Gratiskan Game Destiny 2

0

Telko.id, Jakarta – Tahun lalu, game Destiny 2 dibagikan secara gratis oleh sang developer, Bungie. Mereka melakukannya untuk merayakan hari jadi ke satu tahun untuk game tersebut.

Tapi, keputusan Bungie pada akhirnya membuat para gamers bertanya-tanya. Apakah developer tersebut sengaja melakukannya karena ingin mengetahui game gratis bisa menarik lebih banyak pemain daripada game berbayar, atau tidak.

Pertanyaan tersebut langsung dijawab oleh Bungie. Lewat siaran langsung mengenai kehadiran Destiny: New Light, mereka memutuskan untuk benar-benar menggratiskan Destiny 2 untuk seluruh gamers.

{Baca juga: Drakor di Netflix Ini akan Diadaptasi jadi Game Mobile}

Para gamers dapat dengan bebas mengunduh dan meng-install, serta bermain game tersebut secara cuma-cuma. Dilansir dari Ubergizmo, Minggu (09/06/2019), Bungie bakal mendapatkan penghasilan dari transaksi di dalam game atau in-game purchases.

Developer ini juga mengatakan, bahwa game gratis tersebut akan termasuk semua konten Year One. Tapi, semua gamers masih perlu membayar apabila ingin mencoba konten Forsaken dan annual pass pada game. (BA/FHP)

Sumber: Ubergizmo

Siap-siap! Mata Uang Facebook Bisa Digunakan Sebentar Lagi

Telko.id, Jakarta – Facebook diperkirakan akan mengumumkan mata uang digital atau cryptocurrency sendiri di beberapa aplikasinya pada bulan ini. Raksasa media sosial itu yakin kalau mata uang kripto mereka akan populer, berkat dukungan beberapa pihak.

Menurut laporan The Information, seperti dikutip Telko.id pada Minggu (09/06/2019), perusahaan besutan Mark Zuckerberg ini telah mendapatkan dukungan dari pihak luar yang akan membantu mereka memperkuat kepercayaan publik terhadap mata uang Facebook.

Ada beberapa cara dari media sosial ini untuk mempopulerkan mata uang digital mereka.

{Baca juga: Facebook Serius Jual Uang Kripto di WhatsApp Coin}

Seperti, mata uang Facebook akan berfungsi sebagai mata uang tanpa batas dan tanpa biaya transaksi.

Kemudian, raksasa media sosial ini pun akan memberikan opsi kepada karyawannya yang bekerja untuk proyek ini untuk dibayar dalam token mata uang kripto daripada uang sungguhan.

Media sosial tersebut juga berencana untuk membuat ATM atau terminal fisik khusus untuk mata uang digital mereka. Lalu, mereka akan memberikan bonus bagi retailer atau penjual yang memungkinkan pelanggan mereka membayar dengan mata uang digital.

{Baca juga: Tahun Lalu, Hacker Panen Uang Kripto Curian Senilai Rp 24 Triliun}

Dilaporkan, nantinya mata uang tersebut akan tersedia di aplikasi Facebook, WhatsApp, sampai Messenger. Mata uang ini juga akan diprioritaskan kehadirannya di negara berkembang dengan mata uang yang tidak stabil.

Kemungkinan besar, mata uang kripto ini akan rilis pada Juni mendatang. Well, kita nantikan saja kehadirannya ya! (FHP)

Sumber: The Information