Tidak dapat dipungkiri, masih banyak kendala yang muncul ketika layanan 4G LTE digelar oleh para operator. Selain device yang 4G masih mahal, masyarakat pun masih belum paham betul keuntungan dan kenikmatan layan 4G ini.
Persoalan pelanggan 2G yang masih mendominasi para operator ini memang cukup pelik. Pasalnya, untuk tetap menjadi kualitas layanan 2G, operator paling tidak harus mengeluarkan effort yang besar. Setidak nya 50% cost servernya jika dibandingkan dengan maintenance 3G dan 4G. Selain itu, edukasi 4G juga masih sangat kurang sehingga masih banyak yang belum pindah ke 3G maupun 4G.
“Saya ingin nya, pelanggan XL yang menggunakan 2G bisa langsung loncat menggunakan layanan 4G LTE kami, “ ujar Dian Siswarini, Direktur Utama XL Axiata menjelaskan. Pasalnya, investasi 4G LTE ini jauh lebih efektif. Itu sebabnya, kini, setiap program 4G LTE akan dilakukan di pusat-pusat handphone. Dengan demikian, diharapkan para pelanggan dapat pindah ke 4G LTE jauh lebih cepat lagi. ‘’
XL harus lebih cermat membaca kebutuhan pelangganya. Masalahnya, kuota sudah tidak menjadi issue utama lagi. Itu sebabnya, XL mencoba dengan menawarkan paket-paket jualannya. Misalnya, dengan menjual paket aplikasi. Seperti paket music, paket viceo
Tidak bisa asal jualan. Itu sebabnya, setelah dipelajari lebih dalam, jualan LTE ini harus berdaskan konten base. Penjualan dengan paket yang didalamya terdapat konten aplikasi atau yang lain.
Ke depan, XL akan mulai menggunakan LTE carrier aggregator sehingga akan lebih mudah dalam memaksimalkan frekuensi yang dimilikinya. Namun, Carrier aggregator ini masih bisa diimplementasikan karena handset atau smartphone para pelanggan juga harus support beragam frekuensi. “Perkiraan saya, baru 2 sampai 3 tahun mendatang smartphone yang mendukung beragam frekuensi banyak beredar di pasar,” ujar Dian menjelaskan. (Icha)