Telko.id – Beberapa waktu lalu, XL begitu gencar memperkenalkan layanan 4G pada masyarakat Indonesia. Tapi ternyata, masyarakat Indonesia belum siap secara keseluruhan untuk memanfaatkan layanan lewat 4G. Itu sebabnya, penetrasi 4G di jaringan XL masih dirasakan lambat. Tak heran, XL pun ‘terpaksa’ harus memperkuat layanan 3G nya lewat frekuensi 900 Mhz.
Dengan dalih bahwa kebutuhan dan kemampuan masyarakat Indonesia masih dalam tahap 3G. Terutama dari sisi harga device yang lebih terjangkau, sehingga masyarakat yang ingin merasakan broadband dari 2G tidak perlu harus menggunakan 4G.
Alasan lain, mengapa XL menggunakan frekuensi 900 Mhz untuk 3G adalah jangkauan dari teknologi di 900 Mhz ini memang lebih luas dan tetap dapat mempertahankan kualitasnya. Dibandingkan, menggunakan frekuensi 2100Mhz. Setidaknya, XL menyakini bahwa penambahan layanan broadband di frekuensi 900 MHz mencakup area yang sangat luas, hampir 6 kali dari luas cakupan jaringan 3G sebelumnya dengan kualitas sinyal 2 kali lebih kuat saat berada di dalam ruangan (indoor).
“Kami memang telah lama menghadirkan 2G dan 3G di Indonesia, namun sejak beberapa waktu lalu kami mulai melakukan penambahan jaringan 3G di frekuensi 900 MHz, dan kemudian setelah mendapatkan sertifikasi komersialisasinya, saat ini kami bisa menghadirkan layanan 3G dengan kualitas yang lebih baik untuk akses data dan voice. Wilayah layanannya pun juga jauh lebih luas, sehingga semakin banyak masyarakat yang dapat memanfaatkannya di seluruh wilayah Indonesia,” ujar Yessie D. Yosetya, Direktur/Chief Service Management Officer XL menjelaskan.
Yessie menambahkan bahwa langkah yang dilakukan tersebut sebagai bentuk apresiasi dan dukungan XL terhadap para pelanggan khususnya pengguna data untuk lebih produktif. Setidaknya, pelanggan di 352 kota/kabupaten sudah bisa menikmati jaringan 3G ini, didukung dengan penambahan lebih dari 11.000 BTS 3G baru yang telah dibangun dan akan terus bertambah ke depannya,” ujar Yessie D. Yosetya, Direktur/Chief Service Management Officer XL menjelaskan.
Langkah ini, dianggap oleh Yessie sebagai tahapan yang harus dilakukan untuk pembelajaran juga pada pelanggan XL dan masyarakat Indonesia. “Ketika XL all out ke 4G, ternyata di masyarakat ada gap. Akusisi pelanggan ke 4G tidak dapat sesuai dengan harapan,” sahut Yessie menjelaskan.
Itu sebabnya, sekarang ini XL merasa perlu untuk mendorong para pelanggan 2G XL untuk beralih dulu ke 3G. Baru nantinya didorong lagi ke 4G.
Apalagi, ekosistem di 3G ini jauh lebih siap dibandingkan dengan 4G, terutama dari sisi device. Di mana, device 3G saat ini sudah lebih terjangkau. Di pasar, smartphone berbasis 3G ini juga sudah banyak. Setidaknya, berdasarkan dari data yang dimiliki XL, ada smartphone 3G yang berbasis frekuensi 900 Mhz ini sudah berkisar 83%. Memang tidak sebesar device 3G di frekuensi 2100 Mhz yang mendominasi pasar hingga 100%. Namun, dibandingkan dengan jumlah smartphone 4G yang masih berada dikisaran 30%, maka tentu, ini juga akan mendukung langkah yang dilakukan oleh XL ini.
Ditambah lagi, secara umum, layanan 3G di frekuensi 900 MHz dapat memberikan pengalaman layanan komunikasi digital dengan berbagai kelebihannya. Antara lain penetrasi sinyal 3G yang lebih baik, khususnya di dalam ruangan serta akses internet yang lebih stabil dan cepat dengan kecepatan hingga 21 Mbps.
Bagi XL, upaya yang dilakukan ini tidak melenceng dari niatannya untuk tetap melayani pelanggannya dengan 4G LTE. “Ujung-ujung nya nanti, tetap mendorong masyarakat menggunakan layanan 4G. Hanya saja, saat ini kondisinya untuk mendorong langsung ke 4G tidak memungkinkan,” ujar Budi Harjono, Vice President Network Planning XL menjelaskan.
Investasi yang dilakukan oleh XL pun, dianggap Budi tidak akan sia-sia. Pasalnya, saat ini peralatan yang digunakan atau yang akan digunakan oleh XL sudah Single RAN. “Jadi sangat mudah untuk nanti pindah ke 4G. Ibaratnya tinggal mengganti software saja,” sahut Budi menambahkan.
Namun, jika hanya mengganti software saja, kenapa harus sampai investasi hingga 20% dari Capex yang dipersiapkan untuk itu semua? Menurut Yessie, 80% dari jaringan XL yang existing sudah menggunakan single RAN. Tinggal 20% lagi yang akan diubah menjadi single RAN, yang nantinya akan siap untuk ditingkatkan lagi menjadi 4G. Jadi, perlu juga dipersiapkan dari sekarang hardware dan software untuk menyambut kesiapan masyarakat terhadap 4G tersebut. Itu yang membuat investasi yang ditanamkan saat ini menjadi cukup besar, hingga 1.4 triliun rupiah atau 20% dari Capex XL di tahun 2016 ini. (Icha)