Telko.id – Gedung yang menjulang tinggi, perubahan okupasi gedung-gedung, mall dan apartemen di Jakarta menjadi sebuah tantangan sendiri bagi operator yang ingin memberikan layanan terbaik bagi para pelanggan. Masalahnya, tidak semua dapat dipukul rata cara penangannya. Perlu ada arsitektur jaringan yang cerdas, pintar dan efektif sehingga implementasi jaringan yang digelar pun memberikan revenue yang baik bagi perusahaan.
Itu sebabnya, XL Axiata harus pintar mendesign jaringan yang dimiliki agar kebutuhan para pelanggannya dapat dipenuhi. “Pada tahap awal, Jakarta, secara general sudah digelar BTS 4G LTE. Pada tahap berikut nya setelah ada evaluasi akan mulai ditambah dengan Radio Remote Unit,” ujar Budi Harjono, Vice President Network Planning XL menjelaskan.
Fungsi dari Radio remote Unit adalah untuk membantu perluas jangkauan sinyal 4G LTE. RRU ini akan sangat bermanfaat jika diimplemntasikan pada wilayah yang padat oleh gedung-gedung tinggi. Di mana, sinyal BTS tidak sanggup untuk menembus tembok dari gedung tinggi.
Berikutnya, jika masih juga kurang mampu memberikan kenyamanan pada para pelanggan, makaXL Axiata akan menambahkan dengan Hi-gain Antena. Fungsi nya mirip dengan RRU yakni untuk menambah coverage di daerah-daerah tentu.
Coverage saja tentu tidak cukup. Perlu kapasitas yang cukup agar para pelanggan XL dapat menikmati layanan internet cepat atau broadband. Untuk itu, XL akan menambahkan small cell. Yang fungsi nya lebih pada meningkatkan kapasitas dari jaringan yang sudah terpasang.
Pada tahap selanjutnya, XL sedang trial yang namanya Cloud Radio. Teknologi ini seolah-olah membuat terjadi nya sharing radio. Di mana, Cloud Radio ini akan cocok diimplementasikan pada gedung perkantoran dan apartemen. Yang profile dari penggunanya adalah siang berada di kantor dan malam baru berada di apartemen. Dengan teknologi ini sinyal seperti ‘swing’ dari perkantoran ke apartemen. Sesuai dengan jam sibuk di masing-masing tempat.
“Nah, jika semua akses dari antenna ke pelanggan sudah bagus. Maka diperlukan yang namanya Fiber Optic yang menjadi transmisi. Jika tidak maka, sebagus apapun sinyal tetapi tidak akan maksimal dalam memberikan layanan broadband pada pelanggan ketika transmisi nya kecil. Akibatnya, kecepatan yang dirasakan oleh pelanggan pun tidak akan maksimal.,” ujar Budi menambahkan.
Sayang, masalah fiber optic ini masih menjadi kendala dapat pemasangannya. Maklum, fiber optic ini adalah pemasangan kabel di wilayah yang ingin diperkuat oleh XL. Namun, ijin pembangunan menjadi barrier implementasi ini. Soalnya, Jakarta adalah kota pada penduduk dan pemukiman, gedung sangat rapat sehingga untuk menggali dan menanamkan kabel fiber optic menjadi kendala tersendiri. (Icha)