Telko.id – XL Axiata aplikasikan teknologi Open RAN (Radio Access Network) pada jaringan eksiting di Ambon. Ini merupakan komitmen operator ini untuk terus mendukung pemerintah dalam melakukan pemerataan penyediaan jangkauan jaringan pita lebar ke seluruh Indonesia.
Diakui XL Axiata bahwa integrasikan ke jaringan yang sudah ada (existing network) di Ambon ini adalah yang pertama dilakukan oleh operator ini maupun pertama di Indonesia. “Dari implementasi ini kita bisa lihat apa saja case-case apa yang muncul. Dan ini menjadikan percontohan untuk kita melanjutkan ke wilayah lain,” ungkap I Gede Darmayusa, Direktur & Chief Technology Officer XL Axiata.
Gede juga menambahkan bahwa ia berharap penerapan teknologi ini bisa menjadi solusi untuk pembangunan jaringan secara lebih efisien dan efektif khususnya di area-area pelosok luar Jawa.
Saat ini uji coba sedang berada pada tahap uji layanan, fungsionalitas, kapabilitas, dan performance. Progres uji coba test call pada jaringan 3G (CS fallback) dan OTT call di jaringan 4G juga telah berhasil dilakukan, dan saat ini dalam proses monitoring untuk kinerja dan kestabilan. Untuk uji coba ini XL melakukannya bersama Mavenir sebagai partner penyedia teknologinya.
Menurut Gede, pada tahun 2021 ini, XL Axiata berencana melakukan uji coba Open RAN dengan partner teknologi lainnya guna mendapatkan lebih banyak pilihan sebelum implementasi. Uji coba tersebut sekaligus guna membandingkan kualitas kinerja dan kemampuan dari partner teknologi. Proses selanjutnya setelah uji coba tahap awal ini adalah pilot project deployment Open RAN untuk memastikan lebih lanjut seberapa besar manfaat yang bisa dihadirkan teknologi ini.
“Ambon kami pilih sebagai lokasi uji coba Open RAN dengan pertimbangan bahwa area ini memiliki potensi bisnis yang cukup baik untuk ekspansi jaringan di masa mendatang. Dengan berhasilnya uji coba di Ambon membuka peluang implementasi Open RAN di seluruh area rural Indonesia, termasuk di Kawasan Indonesia Timur. Ini nanti memang akan kami terapkan guna mendukung upaya memperluas jaringan di peloso-pelosok daerah, termasuk dalam mendukung program pemerintah dalam penyediaan jaringan internet ke desa-desa terpencil,” lanjut Gede.
Teknologi Open RAN adalah teknologi perangkat radio akses yang mengadopsi konsep open interface, di mana operator dapat menggunakan kombinasi perangkat radio, seperti radio unit dan baseband, tanpa terikat pada salah satu merk/brand yang spesifik.
Dengan konsep Open RAN ini, diharapkan dapat mendorong tumbuhnya pemain baru pada perangkat radio akses yang saat ini hanya didominasi oleh beberapa partner penyedia teknologi saja. Dengan tumbuhnya pemain pemain baru, inovasi dapat berkembang lebih cepat dan membantu menurunkan beban perangkat dan operasional yang ditanggung oleh operator.
Teknologi Open RAN menawarkan potensi inovasi dan struktur harga yang lebih bersaing. XL Axiata berharap dapat memperluas jaringan dan layanan dengan biaya yang lebih sehat dan di saat yang sama tetap bisa memberikan kualitas layanan yang bagus bagi pelanggan. Dengan efisiensi beban biaya, operator akan bisa secara terus memperluas jaringan untuk bisa menjangkau masyarakat yang lebih luas, bahkan untuk area area di pelosok.
“Dengan mengadopsi teknologi Open RAN ini ada potensi terjadi nya penghematan dalam pembangunan jaringan sampai 40% dengan melihat beberapa contoh di negara lain. Selain itu, ini juga potensi untuk mengembangkan industry lokal, sehingga kita tidak selalu bergantung pada perusahaan teknologi incumbent saja. Ini baik bagi Indonesia ke depannya,” ungkap Gede.
Selain itu, karena uji coba ini juga dilakukan dengan regulator atau pemerintah, maka Gede berharap juga ketika nanti ada regulasi terkait dengan penggunaan teknologi jaringan baru, dan hasil uji coba ini menjadi bahan pertimbangan bagi pemerintah. (Icha)