Telko.id – XL Axiata tetap berharap mendapatkan tambahan frekuensi lagi untuk mengembangkan Layanan 5G nya. Dan saat ini masih menunggu lelang frekuensi 700 Mhz yang rencananya akan dilakukan oleh pemerintah pada akhir tahun ini, menunggu perpindahan TV Analog ke digital selesai.
Selain itu juga menunggu lelang 3.5 Ghz yang rencananya akan dilakukan tahun depan karena frekuensi ini berdampingan dengan satelit sehingga perlu ada perhitungan yang mantang untuk frekuensi guard band agar tidak ada gangguan nantinya.
Nah, untuk mengantisipasi semua itu, XL pun sudah mengatur strategi. “Salah satunya adalah kami melakukan uji coba koeksistensi 5G 3.5 GHz dengan Fixed Satellite Service (FSS) yang diinisiasi oleh KOMINFO, XL Axiata, BRI, dan Telkom University,” ungkap I Gede Darmayusa, Direktur & Chief Technology Officer XL Axiata menjelaskan dalam konferensi pers virtual, Kamis, 11 Agustus 2022.
XL Axiata sebenarnya juga telah menghadirkan jaringan 5G secara terbatas di sejumlah kota guna mengenalkan kepada masyarakat dan pelanggan mengenai teknologi telekomunikasi paling mutakhir tersebut.
Hingga saat ini telah tersedia 18 titik 5G experience di 13 kota utama di Indonesia. Selain itu, uji coba dan implementasi 5G telah dilakukan di ajang MotoGP Mandalika, balap mobil listrik Formula E Jakarta dan dalam waktu dekat, XL Axiata juga akan menggelar jaringan 5G di ajang G20.
Namun, diakui oleh Gede bahwa pengguna jaringan 5G belum mencapai satu persen dari total pengguna secara keseluruhan. Faktor penyebabnya adalah belum tersebarnya jaringan 5G secara luas dan merata.
“Masih kurang dari satu persen, masih sangat kecil. Bisa dibilang tidak sampai 500 ribu yang ada di network kita jika dibandingkan dengan 50 juta pelanggan,” kata Gede.
Ia juga menyadari jika mereka belum secara masif menyediakan jaringan 5G, hanya ada di beberapa lokasi saja. Mereka juga masih menunggu pemerintah mengeluarkan spektrum 5G.
“Begitu didapatkan (spektrum 5G), handset akan ada di pasar dengan 3,5 Ghz sebagai lapisan atas (high band),” lanjutnya.
Ia pun menyakini bahwa pemerintah akan adil, sehingga kemungkinan untuk XL mendapatkan tambahan frekuensi pun terbuka peluangnya.
Gede juga meminta perusahaan ponsel untuk memperbanyak handset terjangkau, misalnya dengan harga di bawah Rp2 juta agar semakin banyak masyarakat yang bisa menikmati jaringan generasi kelima.
“Buat apa gelar 5G kalau tidak ada yang pakai, investasi untuk spektrum jadi tidak efisien. Penggunaan Dynamic Spectrum Sharing (DSS) masih sangat terbatas karena itu juga belum real 5G,” katanya.
Untuk itu perusahaan berharap semua ekosistem pendukung, seperti operator, aplikasi, perangkat hingga pabrik untuk berbenah begitu operator siapkan jaringan generasi kelima. (Icha)