Telko.id – Setelah menyelesaikan proses refarming pada frekuensi 1800 Mhz, Pemerintah dan para operator kini bersiap untuk mulai mengalokasikan sisa blok di frekuensi 2100 Mhz.
Seperti diketahui, Saat ini pemerintah masih menunggu proses migrasinya Smartfren di frekuensi 1900 Mhz yang sangat berdekatan dengan dua blok sisa di frekuensi 2100 Mhz dan tentunya akan menyebabkan interferensi.
Meski belum dapat dipastikan kapan Smartfren akan pindah, namun Pemerintah telah memilih Beauty Contest sebagai cara bagi para operator untuk mendapatkan dua blok sisa tersebut.
Setelah XL melalui CEO, Dian Siswarini mengungkapkan keinginan untuk memiliki dua blok tersebut, kini giliran Hutchison 3 yang menyatakan keinginan serupa.
Ditemui tim Telko.id di Kominfo, Senin (23/11), Vice President Director Tri, Danny Buldansyah menyebutkan bahwa perusahaan yang dipimpinnya juga menginginkan dua blok sisa tersebut untuk dapat memaksimalkan jaringan 4G dengan Carier Agregation.
Sebagai informasi, Tri dari awal memang sudah menjadi operator yang mengarahkan layanan mereka di layanan data, yakni 3G, Perusahaan menggunakan frekuensi 2100 Mhz dengan 2 Blok miliknya untuk mengcover seluruh pengguna 3G Tri di Indonesia.
Sementara itu, untuk jaringan voice sendiri, Tri menggunakan frekuensi 1800 Mhz dengan membagi rata dua blok yang mereka miliki dengan jaringan 4G LTE.
“Saat ini kita menggunakan frekuensi 2100 Mhz untuk jaringan 3G. Nantinya kalau kita mendapatkan tambahan bandwith maka kita akan bisa lebih fleksibel lagi dalam mengelola frekuensi tersebut,” tambah Danny.
Ia menambahkan, Tri merasa cukup percaya diri untuk dapat memiliki dua blok tersisa lewat ajang beauty contest tadi.
“Kalau dilihat dari kesiapan, Tri dirasa cukup siap, karena dari frekuensi yang diberikan kepada Tri dengan data yang dibawa oleh Tri itu sangat efisien,” Ia melanjutkan, “Dengan 10 Mhz yang ada saat ini kemudian data yang di bawa itu mencapai hampir 1300 Terabyte per hari, itu menunjukan frekuensi yang diberikan oleh pemerintah cukup efisien.”
lebih lanjut, Danny mengungkapkan bahwa mereka tidak bisa lebih dari itu dan berharap Pemerintah memberikan tambahan blok.
Disinggung mengenai 4G sendiri, Danny menyebutkan saat ini layanan 4G Tri masih belum diluncurkan secara komersial. Namun nanti pada akhir tahun Tri sudah melakukan soft launching di Jakarta dan sebanyak lima kota besar pada kuartal pertama di tahun depan. [ak/if]