spot_img
Latest Phone

Huawei Watch D2, Bisa Pantau Tekanan Darah 24 Jam

Telko.id - Huawei resmi menghadirkan Huawei Watch D2 di...

Yuk Bikin Galaxy Z Flip6 Jadi Stand Out dengan Flipsuit Case

Telko.id - Huawei resmi memperkenalkan Huawei MatePad Pro 12.2-inch,...

Oppo Pad Air2

Oppo Reno11 Pro (China)

Tecno Spark 20

ARTIKEL TERKAIT

Telkomsel Siap Di Garda Depan Revolusi Industri 4.0 Indonesia

Telko.id – Untuk memastikan bahwa Indonesia siap menghadapi revolusi industry 4.0, pemerintah mencanangkan strategi yakni Making Indonesia 4.0 sebagai sebuah roadmap (peta jalan) yang terintegrasi untuk mengimplementasikan sejumlah strategi dalam memasuki era Industry 4.0.

Salah satu factor penting adalah industry telekomunikasi yang akan menjadi tulang punggung untuk memuluskan strategi tersbut. Dimana, ketika industry 4.0 hadir maka akan terjadi peningkatan konektivitas, interaksi, dan batas antara manusia, mesin, dan sumber daya lainnya yang semakin konvergen melalui teknologi informasi dan komunikasi.

Itu sebabnya, Telkomsel sudah melakukan berbagai uji coba dan kerjasama untuk turut mendukung upaya pemerintah tersebut. Di mana, ada lima teknologi utama yang akan menopang pembangunan sistem Industry 4.0, yaitu Internet of Things, Artificial Intelligence, Human–Machine Interface, teknologi robotik dan sensor, serta teknologi 3D Printing.

Dalam proses menuju revolusi industri 4.0, ICT menjadi tulang punggung untuk memuluskannya. Pasalnya, pada saat itu, ditandai dengan meningkatnya konektivitas, interaksi, dan batas antara manusia, mesin, dan sumber daya lainnya yang semakin konvergen melalui teknologi informasi dan komunikasi.

Adapun lima teknologi utama yang menopang pembangunan sistem Industry 4.0, yaitu Internet of Things, Artificial Intelligence, Human–Machine Interface, teknologi robotik dan sensor, serta teknologi 3D Printing.

Berdasarkan kajian Indonesia IoT Forum, potensi IoT terhadap kenaikan produktivitas di Indonesia pada tahun 2022 diperkirakan mencapai Rp 444 triliun, dengan 400 juta sensor (perangkat) yang saling terhubung. Jumlah itu akan terus meningkat hingga sekitar Rp 1.700 triliun pada tahun 2025.

Dari 400 juta perangkat terhubung itu, sektor manufaktur mengambil porsi 16%, diikuti sektor kesehatan 15%, asuransi 11%, perbankan dan sekuritas 10%, ritel dan perdagangan besar 8%. Sedangkan sisa mencakup layanan komputasi, pemerintah, transportasi, dan lain-lain.

Bayangkan, betapa besar nya potensi untuk operator ICT dan ekosistem lainnya ketika masa itu dating. Tak pelak, Ririek Ardiansyah, Direktur Utama Telkomsel optimis bahwa suatu hari nanti pelanggan Telkomsel bisa mencapai 1 miliar.

“Suatu hari nanti, pelanggan Telkomsel mungkin bisa 1 miliar. Tapi yang 800 jutanya itu seperti ini (sepeda pintar) lalu AC, Kulkas, dan lainnya,” ujar Ririek saat mengimplementasikan inovasi NB-IoT Bike Sharing yang disebut Spekun (Speda Kuning) beberapa waktu lalu di kampus Universitas Indonesia depok.

NB-IoT atau Narrow Band Internet of Things memang menjadi salah satu teknologi yang didalami oleh Telkomsel dalam mendukung Revolusi Industri 4.0 ini.

Selain perangkat yang murah, jangkauan dan koneksi yang luas serta perangkat dengan baterai yang tahan lama menjadi keunggulan dari teknologi ini. Sehingga nanti nya akan lebih efektif digunakan oleh industry dalam mengadopsi teknologi ini untuk menghadapi revolusi 4.0.

“Kelebih lain adalah NB-IoT memiliki bandwidth paling lebar sehingga dapat digunakan secara luas di berbagai industri vertikal. Apalagi, tidak perlu menggelar infrastruktur baru,” ujar Rio Novrianto, GM IoT Business Operations & Analytics Telkomsel beberapa waktu lalu.

Itu sebabnya, Telkomsel membuka diri untuk kerjasama dengan berbagai elemen dalam ekosistem demi masa IoT ini. Baik dari device, pembuat aplikasi maupun koleborasi lain seperti dengan pemerintah, swasta maupun retail.

Dengan IoT, para pengusaha dapat mengatur dan mengelola operasional bisnis nya secara real time. Apalagi, dalam mengaplikasikan IoT ini juga ada Artificial Intelligent dan big data dibaliknya sehingga berbagai data yang masuk dapat dianalisa dengan cepat dan lebih akurat ketimbang dilakukan secara manual.

Ada beberapa layanan yang saat ini sudah siap diberikan oleh Telkomsel. Pertama adalah untuk indutsri logistic, dimana para perusahaan akan memperoleh visibilitas operasional secara real-time, baik dari lokasi, peralatan, hingga karyawan. Meningkatkan efisiensi dan kinerja operasional jika menggunakan IoT.

“Jaringan Telkomsel dapat diakses oleh area terpencil yang menjawab kendala kami dan adanya APN Private menjadikan jaringan yang diberikan pun tepercaya dan aman. Semua fasilitas IoT membantu kita mengontrol segalanya dengan mudah,” kata Fikri Subhan, VP Operation & Service of Technology POS INDONESIA menjabarkan dalam website resmi IoT Telkomsel yakni telkomseliot.com.

Kedua, industry keuangan atau perbankan. Dengan IoT, memungkinkan melakukan analisa dan mengeksekusi transaksi keuangan secara real-time. Sudah tentu akhirnya akan membantu meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan membuka lebih banyak peluang untuk meningkatkan kepuasan pelanggan.

BRI yang sudah menggunakan pun mengakui bahwa dengan IoT Telkomsel dapat lebih mudah mengontrol pemakaian data di device yang tersebar di lapangan.

“Mulai dari kebutuhan aplikasi kredit sampai dengan menerima pembayaran pajak. Telkomsel Smart Connectivity menawarkan pelayanan yang lebih efisien dengan biaya yang lebih terjangkau dibandingkan dengan operator lainnya,” aku Damar, System Engineer Bank Rakyat Indonesia.

Bagi PT Enerren yang juga sudah menggunakan solusi IoT Telkomsel yakni Fleet Management mengaku sangat membantu dalam mengatur operasional menjadi lebih efisiensi. Dan memberikan kontrol ke semua perangkat, mengumpulkan data untuk memprediksi perawatan dan manajemen energi yang lebih baik secara real time.

“Sejak menggunakan fitur Real Time Diagnostic, kami dapat mengidentifikasi aset bermasalah pada saat itu juga. PIC kami dapat segera diberitahu dan langsung menangani masalah pada perangkat. Telkomsel IoT memudahkan kami untuk memantau armada dan lokasi asset lain secara real-time dengan penggunaan GPS,” kata Febri – Enerren Operational GM Enerren.

Beberapa waktu lalu, Telkomsel pun sudah bekerjasama dengan PLN Distribusi Jakarta Raya (Disjaya) dalam mengimplementasikan teknologi Narrow Band-Internet of Things (NB-IoT) pada sistem smart meter di jaringan listrik. Sistem smart meter yang juga disebut sebagai Advanced Meter Infrastructure (AMI) ini diklaim sebagai teknologi yang pertama dikomersialkan di Asia Tenggara.

Selain itu, beberapa waktu lalu, Telkomsel juga menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan G4S Indonesia di GraPARI Telkom Grup, Jakarta.

Melalui kerjasama ini, Telkomsel akan menyediakan berbagai solusi digital kepada salah satu perusahaan jasa keamanan terbesar tersebut, yang meliputi layanan IoT (internet of things) Control Center, FleetSight dan Compack Enterprise.

Dimana, Solusi IoT Control Center yang ditawarkan oleh Telkomsel itu akan membantu otomatisasi pengelolaan layanan seluler perangkat yang terhubung dengan internet, guna mengoptimalkan penggunaan dengan biaya operasi yang efisien. Layanan ini akan menjadi solusi konektvitas aplikasi internal untuk laporan keamanan G4S Indonesia.

Solusi FleetSight akan membantu perusahaan untuk mengendalikan armada sekaligus melakukan efisiensi dalam pemeliharaan asset bergerak tersebut. Kegiatan operasional seluruh armada G4S Indonesia yang terdiri dari sekitar 500 mobil dan 200 motor akan didukung layanan Telkomsel FleetSight.

Sedangkan sekitar 2.000 karyawan dan 10.000 mitra G4S Indonesia akan dilengkapi oleh layanan Compack Enterprise,  sebuah layanan komunikasi yang memberikan paket komunikasi istimewa dengan dukungan jaminan keamanan data perusahaan dan kehandalan jaringan internet 4G LTE Telkomsel yang hadir hingga ke daerah pelosok Indonesia.

Telkomsel sebenarnya juga sudah memulai bisnis IoT ini beberapa tahun lalu. Seperti ada T-Bike yang kembangkan tahun 2016 lalu. Di mana, aplikasinya dikembangkan sendiri oleh karyawan Telkomsel.

Dan, bukan hanya perusahaan besar. Telkomsel pun aktif menggandeng perusahaan rintisan yang fokus mengembangkan teknologi internet of things di bidang pertanian.

VP Corporate Planning Telkomsel Andri Kristianto mengatakan saat ini mereka tengah menginkubasi perusahaan rintisan di bidang teknologi pertanian (agriculture technology/agritech). Menurutnya, potensi pertanian di Indonesia sangat besar dan erat dengan solusi IoT.

“Contohnya, salah satu masalah petani ikan 80% cost itu untuk pakan. Jadi mereka sering over feeding, itu kan costly sekaligus membuat kualitas air juga menurun. Itu yang sedang kita coba otomatisasi lewat teknologi ini,” tuturnya beberapa waktu lalu saat ditemui usai peresmian Telkomsel Experience Zone.

Telkomsel juga menyakini bahwa IoT ini bakal menjadi pilar baru dalam menambahkan pendapatannya.

“Dari semua layanan digital, yang memberikan impact terbesar adalah IoT. IoT ini juga sagat erat relevansi nya dengan program pemerintah yakni Making Indonesia 4.0,” ujar Ririek Adriansyah, Direktur Utama Telkomsel saat jumpa media pada ajang festival kreatif, IdeaFest X The NextDev di Jakarta (26/10).

Telkomsel sendiri tidak hanya mengembangkan IoT saja, tetapi juga berbagai layanan, baik yang kini sudah berjalan maupun berbagai macam layanan yang masih dalam bentuk incubator untuk digali potensinya. Baik entertainment maupun bisnis.

IoT sendiri merupakan konsep yang punya tujuan memperluas pemanfaatan Internet agar terus terhubung di segala macam perangkat, mulai dari perangkat rumah tangga hingga korporasi. Konsep ini sangat mungkin dimasuki oleh Telkomsel dalam mengembangkan bisnisnya dan memperkuat posisi sebagai perusahaan telekomunikasi seluler terbesar di Indonesia. 

Adapun solusi IoT Telkomsel yang sudah melewati masa inkubasi, antara lain bike sharing di Universitas Indonesia (UI) yang merupakan hasil kolaborasi bersama Banopolis; automatic fish feederdengan adanya aqua culture solution bagi petani dan petambak di berbagai daerah di Indonesia hasil kolaborasi bersama eFishery; dan, smart bin waste management system bersama Danone dan Alfamart. 

Sedangkan beberapa solusi bisnis lainnya yang akan segera masuk ke tahap komersialisasi antara lain adalah smart metering, dan remote tank monitoring.

Ririek juga mengakui bahwa saat ini pendapatan atau revenue, digital sudah memberikan sumbangan yang lebih besar dibandingkan dengan pendapatan dari legacy. “Bahkan, tahun depan besar akan lebih besar lagi,” kata Ririek.

Jadi, dengan segala pernak-pernik IoT yang dipersiapkan, Telkomsel pun siap di garda depan revolusi industri 4.0 Indonesia. (Icha)

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

spot_img

ARTIKEL TERBARU