Telko.id – Industri telekomunikasi tahun lalu mengalami pertumbuhan yang negative. Sekitar 7,3 persen. Alasan utama yang dikemukakan oleh operator adalah karena adanya ‘bersih-bersih’ kartu perdana akibat program registrasi prabayar. Namun, Ririek Adriansyah, sebagai ketua Asosiasi Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI) tetap optimis tahun 2019 akan membaik.
Dalam proyeksinya, Ririek menyebutkan bahwa tahun ini kinerja industri telekomunikasi akan tumbuh positif sekitar 4 persen sampai 5 persen.
Ririek yang juga menjabat sebagai Direktur Utama Telkomsel pun berharap, perusahaan yang dipimpinnya itu pun bisa ikut tumbuh.
“Walaupun hanya single digit, tetapi saya berharap, Telkomsel akan tetap tumbuh positif dan tumbuh diatas rata-rata industri,” ujar Ririek menjelaskan.
Sebagai informasi, tahun 2018 lalu, pendapatan Telkomsel mengalami penurunan sebanyak 4.18 persen.
Penurunan tersebut, selain karena registrasi prabayar, penyebab melemahnya industri telekomunikasi pada tahun lalu, antara lain karena faktor penurunan layanan voice dan SMS yang telah digantikan oleh layanan baru dari penyelenggara over the top (OTT).
Sebenarnya, operator di negara lain juga ketika memberlakukan regulasi registrasi prabayar ini menurunkan pendapatan operator, kalau dilihat dalam jangka pendek. Tapi kalau dalam janga panjang, maka penurunan ini baik bagi industri telekomunikasi dan seluruh pelaku digital.
Selain itu, melemahnya industri telekomunikasi juga disebabkan oleh perang tarif antaroperator di layanan data.
“Indonesia itu termasuk negara dengan tarif data termurah. Bagi konsumen, ini memang menguntungkan untuk jangka pendek. Tapi dalam jangka panjang, perang tarif justru mengurangi pendapatan dan menguras biaya operasional para operator seluler. Pada akhirnya, ini nantinya bisa berdampak pada layanan yang diterima konsumen. Untuk Q1 ini, saya melihat persaingannya sudah lebih bagus. Harga data sudah lebih rasional,” kata Ririek.
Pada kuartal pertama 2019, Telkomsel menunjukkan kinerja yang baik dengan pendapatan sebesar Rp 22,18 triliun, EBITDA Rp 12,14 triliun dan laba bersih Rp 6,47 triliun. Pencapaian ini bila dibanding periode yang sama tahun lalu tercatat tumbuh 1,4 persen untuk pendapatan, 1,3 persen untuk EBITDA, dan 0,9 persen untuk laba bersih.
“Pendaatan Telkomsel di Q1 sudah tumbuh 1,4 persen. Walaupun masih di bawah industri, kalau melihat tahun lalu itu pertumbuhan kita praktis lebih cepat di kuartal ketiga dan keempat. Sehingga kita tetap optimistis bisa tumbuh di atas industri,” kata Ririek.
Sampai dengan kuartal pertama 2019, jumlah pelanggan Telkomsel sudah mencapai 168,6 juta dengan basis pelanggan data 111,1 juta. Lalu lintas data juga terus meningkat 56,6 persen menjadi 1.408.872 Terabyte.
Telkomsel juga terus membangun Base Tranceiver Station (BTS) di kuartal 1/2019 sebanyak 8.405 dan seluruhnya berbasis 4G. Hingga saat ini, Telkomsel telah memiliki total BTS sebanyak 197.486 unit dengan BTS 3G dan 4G/LTE sebanyak 147.181 unit. (Icha)