Telko.id – Telkomsel secara resmi mengumumkan penyelenggaraan fase ketiga program Telkomsel Jaga Bumi Carbon Offset.
Inisiatif keberlanjutan ini berhasil mengajak lebih dari 47.000 pelanggan untuk berkontribusi menanam 12.731 pohon baru di 8 wilayah konservasi Indonesia, dengan estimasi serapan karbon mencapai 824,5 ton CO₂e selama masa hidup delapan tahun.
Program yang berlangsung dari September hingga November 2025 ini merupakan wujud nyata komitmen Telkomsel dalam menerapkan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) melalui kolaborasi dengan startup teknologi lingkungan Jejakin.
Pelanggan Telkomsel dan by.U berpartisipasi dengan menukarkan Telkomsel Poin dan uCoin mereka untuk mengurangi jejak karbon dari aktivitas sehari-hari.
Vice President Corporate Communications & Social Responsibility Telkomsel, Abdullah Fahmi, menegaskan pentingnya aksi kolektif dalam pelestarian iklim.
“Telkomsel Jaga Bumi Carbon Offset hadir bukan hanya sebagai program CSR perusahaan, melainkan sebagai sarana yang memungkinkan setiap pelanggan menjadi pahlawan lingkungan. Memasuki fase ketiga tahun ini, kami melakukan diversifikasi dengan menanam pohon Multi-propose Tree Species (MPTS),” ujarnya.
Fahmi menambahkan bahwa diversifikasi penanaman MPTS diharapkan memberikan dampak ganda berupa pemulihan ekosistem sekaligus pemberdayaan ekonomi petani lokal.
Pendekatan ini sejalan dengan target pemerintah Indonesia dalam menurunkan emisi gas rumah kaca sesuai Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2025–2029.

Baca Juga:
Distribusi penanaman pohon pada fase ketiga mencakup tujuh lokasi konservasi pesisir dengan fokus mangrove dan satu lokasi pemberdayaan ekonomi melalui MPTS.
Untuk konservasi pesisir, penanaman dilakukan di Patra Manggala, Tangerang (681 pohon), Romokalisari, Surabaya (1.050 pohon), Margojoyo, Kendal (2.000 pohon), Gojoyo, Demak (2.000 pohon), Langsa, Aceh (2.000 pohon), Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu (1.000 pohon), dan Pakisjaya, Karawang (2.000 pohon).
Sementara untuk pemberdayaan ekonomi, program ini menanam 2.000 pohon MPTS di Leuwisadeng, Bogor, yang terdiri dari jenis kopi, durian, petai, dan jengkol.
Penanaman ini menerapkan sistem pertanian terpadu yang menggabungkan penghijauan dengan budidaya tanaman produktif untuk meningkatkan pendapatan petani lokal.
Founder & CEO Jejakin, Arfan Arlanda, mengungkapkan peran teknologi dalam memastikan efektivitas aksi iklim. “Di Jejakin, kami menggunakan sistem MRV (Monitoring, Reporting, and Verification) digital yang menggabungkan citra satelit, sensor lapangan, AI untuk memantau pertumbuhan pohon secara transparan.
Kolaborasi dengan Telkomsel memungkinkan ribuan pelanggan melihat sendiri bagaimana kontribusi mereka tumbuh, menyerap karbon, dan memberi manfaat bagi masyarakat sekitar,” jelas Arlanda.
Program Telkomsel Jaga Bumi Carbon Offset telah menunjukkan perkembangan signifikan sejak pertama kali diluncurkan pada 2022.
Pada fase sebelumnya (2022–2024), Telkomsel berhasil menanam lebih dari 25.000 pohon dan menyerap 1.093 ton CO₂e di berbagai lokasi strategis, termasuk Pantai Indah Kapuk (PIK) dan Ibu Kota Nusantara (IKN). Kontribusi ini berasal dari partisipasi aktif 30 ribu pelanggan yang menukarkan poin mereka.
Mekanisme partisipasi dalam program ini dirancang sederhana dan transparan. Pelanggan Telkomsel dan by.U dapat berpartisipasi aktif hingga 31 Desember 2025 melalui tiga langkah mudah: hitung jejak karbon melalui Jaga Bumi, MyTelkomsel super app, atau aplikasi by.U; tukar poin menjadi pohon dengan pilihan nominal Rp5.000 (setara 0,07 pohon/serapan 4,31 kg CO₂e) atau Rp50.000 (setara 0,74 pohon/serapan 43,09 kg CO₂e); dan pantau dampaknya melalui laporan penanaman yang dikirim via SMS.
Program keberlanjutan Telkomsel Jaga Bumi semakin memperkuat portofolio inisiatif hijau perusahaan. Sebelumnya, Telkomsel juga telah menjalankan berbagai program lingkungan seperti dukungan gerakan wisata bersih di Tanjungpinang dan Manado serta kolaborasi dengan PlusTik di Labuan Bajo.
Abdullah Fahmi menambahkan bahwa komitmen keberlanjutan Telkomsel tidak hanya terbatas pada penanaman pohon. Perusahaan juga fokus pada daur ulang limbah kartu perdana sebagai bagian dari praktik bisnis berkelanjutan yang komprehensif.
Pendekatan holistik ini mencerminkan transformasi Telkomsel menuju perusahaan digital yang bertanggung jawab terhadap lingkungan.
Informasi lebih lengkap tentang program Telkomsel Jaga Bumi tersedia di laman tsel.id/jagabumi. Program ini tetap terbuka bagi pelanggan yang ingin berkontribusi menyeimbangkan emisi karbon mereka hingga akhir tahun 2025. (Icha)


