Telko.id, Jakarta – Telkomsel mengonfirmasi jika layanan telepon dan SMS di Jayapura sudah pulih 90%. Anak usaha Telkom Group ini terus berupaya melakukan perbaikan layanannya pasca kerusuhan yang terjadi Kamis (29/08/2019) lalu.
Menurut VP Corporate Telkomsel, Denny Abidin pemulihan layanan terus dioptimalkan guna memastikan percepatan kenyamanan berkomunikasi pelanggan di Kota Jayapura.
{Baca juga: Kantor Telkom Dibakar, Layanan Grapari Telkomsel Jayapura Tutup}
“Saat ini layanan telepon dan SMS Telkomsel di kota Jayapura sudah 90% beroperasi normal untuk layanan telpon dan SMS,” kata Denny, dalam keterangan resmi yang diterima Tim Telko.id, Sabtu (31/08/2019).
Ia menyebutkan Telkomsel bahwa berkoordinasi dengan Pemda, Polri, TNI, Kemeninfo, serta aparat setempat untuk mengambil tindakan preventif melakukan pengamanan aset serta fasilitas pendukung alat produksi, termasuk memastikan keselamatan dan keamanan karyawan yang bertugas di seluruh wilayah Papua.
“Telkomsel juga tetap menyiagakan tim dan petugas serta berkoordinasi dengan Posko Krisis Telkom Group untuk memastikan layanan telekomunikasi bisa segera dinikmati secara keseluruhan,” tambah Denny.
Untuk saat ini, kantor layanan Telkomsel GraPARI di kota Jayapura belum dapat beroperasi hingga waktu yang belum dapat ditentukan. Pelanggan dapat memanfaatkan layanan call center di nomor 188.
Terakhir layanan data Telkomsel di Papua dan Papua Barat masih diblokir hingga suasana kondusif dan normal.
Denny mengungkapkan, Telkomsel masih mengikuti perintah yang telah ditetapkan pemerintah tersebut lewat Siaran Pers No. 159/HM/KOMINFO/08/2019 pada tanggal 23 Agustus 2019, mengenai pemblokiran sementara layanan Data Telekomunikasi di propinsi Papua dan Papua Barat.
{Baca juga: Telkomsel Pulihkan Layanan Telepon dan SMS di Papua}
Sampai saat ini Telkomsel senantiasa melakukan pemantauan kualitas layanan secara berkala hingga nanti diputuskan oleh pemerintah untuk pemulihan akses layanan data.
“Telkomsel berharap agar situasi di tanah Papua semakin kondusif, demi menjaga keutuhan dan persatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang harus kita jaga bersama sama,” tutup Denny. [NM/HBS]