Telko.id – Telkom Solution hadirkan solusi cyber security yang tidak hanya komprehensif, tetapi juga end-to-end.
Hal ini dapat jadi solusi ampuh agar bisnis korporasi tidak lumpuh karena serangan siber.
Apalagi, dalam era digital yang semakin kompleks, ancaman keamanan data bukan lagi sekadar risiko—melainkan kenyataan yang harus dihadapi setiap pelaku bisnis.
Menurut laporan terbaru, Indonesia menempati peringkat kedua di Asia Tenggara sebagai negara dengan serangan siber tertinggi. Di tengah situasi ini,
Keamanan siber bukan lagi sekadar tentang mengamankan jaringan atau aplikasi. Ancaman kini datang dari berbagai lapisan—mulai dari infrastruktur TI hingga human error.
Celah kecil di perangkat karyawan bisa menjadi pintu masuk bagi peretas untuk melumpuhkan seluruh sistem.
Inilah mengapa pendekatan keamanan berlapis menjadi kunci utama dalam menghadapi tantangan digital saat ini.
Telkom Solution, melalui kolaborasi dengan anak usahanya seperti Digiserve dan Telkom Sigma, menghadirkan solusi cyber security yang mencakup seluruh rantai infrastruktur TI.
Tidak hanya fokus pada satu aspek, layanan ini dirancang untuk melindungi bisnis Anda dari hulu ke hilir.
Keamanan Multi-Layered: Dari Jaringan hingga Human Layer
Reni Yustiani, OVP Enterprise Marketing & Regional Management Telkom, menjelaskan bahwa solusi cyber security dari Telkom Solution dirancang untuk memberikan perlindungan menyeluruh.
“Kami tidak hanya mengamankan jaringan atau aplikasi, tetapi juga memastikan bahwa sisi manusia—seringkali menjadi titik lemah—terlindungi dengan baik,” ujarnya dalam acara Digiland 2025 di Jakarta.
Radian Muhammad, Guardian Cyber Security Telkom Solution, menambahkan bahwa pendekatan ini berbeda dari solusi keamanan konvensional.
“Banyak perusahaan hanya fokus pada network layer, seperti mitigasi DDoS atau firewall. Kami melangkah lebih jauh dengan mencakup human layer melalui solusi seperti Prisma Access Browser dan Cyber Threat Intelligence,” jelasnya.

Beberapa layanan unggulan yang ditawarkan meliputi:
- Cyber Threat Intelligence dari Digiserve: Mendeteksi kerentanan sistem dari perspektif eksternal sebelum dimanfaatkan peretas.
- Prisma Access Browser dari TelkomSigma: Mengatur akses pengguna sesuai kebijakan keamanan perusahaan.
- Web Application and API Protection (WAAP): Melindungi sistem berbasis API yang semakin krusial di era ekonomi digital.
Baca Juga:
Mitigasi Serangan Siber dari Hulu ke Hilir
Serangan siber tidak lagi hanya berasal dari luar sistem. Radian mencontohkan bagaimana peretas bisa memanfaatkan celah di perangkat karyawan untuk memicu overload sistem cloud.
“Aktivitas transaksional palsu bisa terjadi jika human layer tidak diamankan. Solusi kami memitigasi ini secara menyeluruh,” tegasnya.
Sektor perbankan, layanan publik, serta startup dan perusahaan cloud menjadi yang paling rentan. Ketiganya mengandalkan sistem digital yang hampir tidak boleh mengalami downtime. Tanpa perlindungan end-to-end, risiko kerugian finansial dan reputasi sangat besar.
Strategi Masa Depan: Defense in Depth dan Integrasi AI
Ke depan, Telkom Solution berencana menerapkan strategi Defense in Depth—pendekatan keamanan berlapis yang mencakup aspek fisik, digital, dan manusia.
Kolaborasi dengan teknologi AI juga akan diperkuat, termasuk penggunaan video analytics untuk memantau area sensitif seperti data center.
“AI bisa mendeteksi pergerakan mencurigakan secara otomatis. Ini adalah langkah preventif yang kami anggap krusial di tengah maraknya serangan siber,” ujar Radian.
Dengan pendekatan ini, Telkom Solution berkomitmen untuk terus menjadi garda terdepan dalam melindungi bisnis di era digital.
Dalam lanskap keamanan siber yang terus berkembang, solusi end-to-end bukan lagi pilihan—melainkan kebutuhan.
Telkom Solution, dengan portofolio layanannya yang lengkap, siap menjadi mitra strategis bagi bisnis Anda. (Icha)