Telko.id – PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) meluncurkan Stunting Action Hub, aplikasi digital untuk pemantauan tumbuh kembang balita di Posyandu Desa Domiyang, Pekalongan.
Pemantauan perdana berbasis aplikasi ini dilaksanakan pada Rabu, 8 Oktober 2025 dengan melibatkan 300 balita dan 20 kader posyandu.
Stunting pada balita dan anak-anak masih menjadi tantangan serius bagi pembangunan kesehatan nasional. Kondisi ini tidak hanya berdampak pada tumbuh kembang anak, tetapi juga berpotensi menurunkan kualitas sumber daya manusia di masa depan.
Menjawab tantangan tersebut, Telkom menghadirkan solusi teknologi yang memungkinkan proses pencatatan, pelaporan, dan analisis data kesehatan balita dilakukan dengan cepat dan akurat.
Program Stunting Action Hub menjadi bagian dari dukungan Telkom terhadap upaya pemerintah dalam memperkuat sistem pemantauan kesehatan masyarakat berbasis teknologi.
Dengan digitalisasi posyandu, intervensi dan pencegahan stunting diharapkan dapat lebih tepat sasaran dan berkelanjutan.
Para kader melakukan penimbangan berat badan, pengukuran tinggi badan, imunisasi, serta edukasi kesehatan kepada para orang tua.
Sebelumnya, Telkom Indonesia telah memberikan pelatihan intensif pada 2 Oktober 2025 untuk memastikan kader mampu mengoperasikan aplikasi Stunting Action Hub dengan baik.
“Telkom Indonesia sebagai perusahaan digital berkomitmen untuk terus menghadirkan solusi berbasis teknologi yang membawa manfaat nyata bagi masyarakat,” ujar Senior General Manager Social Responsibility Telkom Indonesia Hery Susanto.
Hery menambahkan, “Melalui Stunting Action Hub, kami ingin membantu kader posyandu dalam melakukan pemantauan tumbuh kembang anak secara lebih efisien, akurat, dan berkelanjutan. Inovasi digital ini diharapkan dapat memperkuat upaya pencegahan stunting serta meningkatkan kualitas kesehatan generasi masa depan Indonesia.”
Baca Juga:
Kader posyandu menyambut baik hadirnya aplikasi ini. “Kami sangat antusias dengan adanya Stunting Action Hub. Pencatatan tumbuh kembang anak menjadi jauh lebih mudah dan akurat,” ujar salah satu kader posyandu Desa Domiyang Siti Mariam.
Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2024, angka stunting nasional memang mengalami penurunan dari 27,7% pada 2019 menjadi 19,8% pada 2024.
Namun, kesenjangan antarwilayah menunjukkan bahwa upaya pencegahan masih perlu diperkuat, termasuk melalui pemanfaatan teknologi untuk pemantauan tumbuh kembang anak secara lebih efektif dan merata.
Program ini tidak hanya memperkuat sistem data kesehatan anak, tetapi juga memberdayakan kader posyandu sebagai agen perubahan di komunitasnya.
Melalui peningkatan kapasitas dan dukungan teknologi, kader dapat berperan aktif dalam mengidentifikasi potensi risiko stunting lebih dini serta memberikan rekomendasi intervensi yang tepat.
Kolaborasi antara masyarakat, tenaga kesehatan, dan Telkom mencerminkan sinergi antara teknologi dan kepedulian sosial dalam menciptakan ekosistem kesehatan yang inklusif dan adaptif.
Inisiatif serupa juga telah dijalankan oleh anak perusahaan Telkom Group melalui e-Sihat Belitung yang berfokus pada penurunan angka stunting.
Melalui program ini, Telkom Indonesia menegaskan perannya dalam pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL), khususnya pada pilar Pendidikan dan Inovasi Digital.
Program Stunting Action Hub juga berkontribusi terhadap pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) poin 2 (Zero Hunger).
Digitalisasi di bidang kesehatan menjadi langkah strategis untuk mewujudkan masyarakat yang lebih sehat, sejahtera, dan tangguh menghadapi masa depan.
Upaya serupa dalam transformasi digital kesehatan juga terlihat dalam implementasi smart city di Sumedang yang didukung Telkomsel.
Telkom percaya bahwa inovasi digital seperti Stunting Action Hub dapat menjadi solusi efektif dalam mengatasi berbagai tantangan kesehatan masyarakat, sekaligus mendukung pembangunan berkelanjutan di Indonesia.
Program ini menunjukkan komitmen perusahaan dalam menghadirkan solusi teknologi yang berdampak positif bagi masyarakat. (Icha)


