Telko.id – PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk meluncurkan program Expandable Heroes: Be Heroes, Expand Your Limits. Inisiatif yang digulirkan sejak Maret 2025 ini bukan sekadar pelatihan biasa.
Dari 106 pendaftar, terpilih 75 peserta UMKM disabilitas dari berbagai penjuru negeri untuk mengikuti kurikulum intensif selama Mei-Juni 2025.
Targetnya adalah pelaku UMKM disabilitas yang di tengah derasnya arus digitalisasi, menjadi kelompok yang kerap terpinggirkan. Lantas, apa yang membuat program ini berbeda dengan pelatihan UMKM pada umumnya?
Data Badan Pusat Statistik (2023) mengungkap fakta mengejutkan—8,5% populasi Indonesia adalah penyandang disabilitas, dengan lebih dari separuhnya bergerak di sektor UMKM. Namun, bagaimana peluang mereka untuk bersaing di era serba online? Lantas, apa yang membuat program ini berbeda dengan pelatihan UMKM pada umumnya?
Kurikulum Digital yang Memberdayakan
Expandable Heroes dirancang sebagai laboratorium bisnis inklusif. Delapan modul utamanya—mulai dari strategi pengembangan bisnis hingga pemasaran e-commerce—dikemas dengan pendekatan learning by doing.
Setiap peserta menjalani pre-test, diskusi interaktif, hingga praktik langsung dengan pendampingan mentor.
“Ini tentang menciptakan level playing field,” tegas Hery Susanto, Senior General Manager Social Responsibility Telkom.
Program ini sejalan dengan komitmen Telkom terhadap SDGs, khususnya tujuan ke-8 tentang pertumbuhan ekonomi inklusif. Lima belas peserta terbaik bahkan berhak mendapatkan mentoring 1-on-1 bersama praktisi industri.
Baca Juga:
Dampak Nyata bagi Ekosistem UMKM Disabilitas
Program ini bukan sekadar CSR biasa. Program Expandable Heroes dari Telkom ini fokus pada pemberdayaan berkelanjutan. Peserta tidak hanya diajari menjual produk, tetapi juga membangun digital footprint melalui media sosial dan platform e-commerce.
Keberhasilan model serupa telah terbukti dalam program Telkom untuk UMKM berkelanjutan di Kalimantan Utara. Kini, giliran pelaku usaha disabilitas yang mendapat kesempatan setara untuk mengakses pasar digital.
Di balik angka statistik dan modul pelatihan, Expandable Heroes sesungguhnya sedang menulis babak baru: bahwa disabilitas bukan penghalang untuk menjadi pahlawan ekonomi digital.
Ketika akses dibuka lebar, siapa sangka mereka yang kerap dianggap lemah justru bisa menjadi penggerak roda ekonomi yang tangguh? (Icha)
