Telko.id – PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) berhasil mempertahankan kinerja solid di tengah tantangan global sepanjang paruh pertama 2025.
Perseroan mencatat pendapatan Rp73,0 triliun, dengan laba bersih mencapai Rp11,0 triliun. Meski pendapatan turun 3,0% dibanding tahun sebelumnya, margin EBITDA tetap kuat di 49,5%.
Wakil Direktur Utama Telkom, Muhammad Awaluddin, menyampaikan pencapaian ini dalam Public Expose 2025 yang digelar secara daring di Jakarta, Jumat (12/9).
Menurutnya, transformasi strategis yang dijalankan Telkom terus menunjukkan hasil optimal, memperkuat fondasi menuju pertumbuhan jangka panjang berkelanjutan.
“Telkom memantapkan langkah transformasi jangka panjang melalui empat pilar strategis,” ujar Awaluddin.
Keempat pilar tersebut meliputi unlocking value terhadap portofolio infrastruktur digital, konsolidasi dan streamlining portofolio bisnis, transisi menjadi entitas strategic holding, serta peningkatan keunggulan operasional dan tata kelola.
Strategi ini sejalan dengan upaya Telkom menjadi penggerak utama transformasi digital bangsa, dengan menggabungkan kekuatan infrastruktur digital yang lengkap dan ekstensif. Sebagai bagian dari komitmen tersebut, Telkom telah menjadikan ESG sebagai fondasi utama untuk transformasi digital nasional.
Baca Juga:
Optimalisasi Aset Strategis dan Pertumbuhan FBB
Direktur Strategic Business Development & Portfolio Telkom, Seno Soemadji, memaparkan strategi perseroan dalam mengoptimalkan aset strategis.
Telkom mempersiapkan bisnis aset fiber melalui Infranexia, identitas komersial dari InfraCo, untuk menciptakan nilai di masa depan.
“Tingkat utilisasi jaringan fiber Infranexia baru sekitar 40%, menunjukkan potensi pertumbuhan yang sangat menjanjikan,” jelas Seno.
Ke depannya, Infranexia tidak hanya berperan sebagai aset infrastruktur, tetapi sebagai platform pertumbuhan vital dalam fiberisasi Indonesia.
Di sisi lain, Fixed Mobile Convergence (FMC) menjadi inisiatif transformasi yang dijalankan Telkomsel. Strategi ini fokus pada optimalisasi nilai infrastruktur yang dimiliki, dengan penguatan bundling dan cross-selling untuk meningkatkan kemudahan pelanggan.
Pertumbuhan bisnis fixed broadband (FBB) juga menjadi perhatian utama. Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Telkomsel, Daru Mulyawan, menyebutkan target penambahan 800 ribu hingga 1 juta pelanggan FBB tahun ini. Hingga Juni 2025, Telkomsel telah menambah 449 ribu pelanggan, mencapai total sekitar 10 juta pelanggan.
“Kami berfokus pada penetrasi ke pasar potensial dan pelanggan berkualitas,” tambah Daru. Target ini didukung strategi bundling layanan digital untuk menjaga pendapatan berkesinambungan.
Kinerja Keuangan dan Efisiensi Modal
Direktur Wholesale & International Service Telkom, Honesti Basyir, memaparkan detail kinerja keuangan perseroan. Penurunan pendapatan 3,0% disebabkan pelemahan makroekonomi dan pergeseran strategis dari volume ke kualitas.
Meski demikian, Telkom berhasil menjaga profitabilitas dengan EBITDA Rp36,1 triliun dan margin laba bersih 15,0%. Capaian ini mencerminkan kombinasi efisiensi operasional dan penguatan disiplin modal.
Belanja modal perseroan mencapai 13% dari total pendapatan, turun dari 15,5% di periode sama tahun lalu. Penurunan ini bukan pengurangan investasi, melainkan hasil implementasi efisiensi dan spesifikasi tepat guna tanpa mengurangi kualitas layanan.
Transformasi digital yang dijalankan Telkom sejalan dengan inisiatif perusahaan lain dalam grup, seperti Telkomsigma dan Alibaba Cloud yang mendorong transformasi digital melalui Women in Tech. Kolaborasi semacam ini memperkuat ekosistem digital nasional.
Honesti menutup pemaparan dengan optimisme terhadap prospek pertumbuhan perusahaan. “Dengan kinerja yang terjaga, transformasi yang dijalankan telah berada pada jalur tepat untuk menciptakan pertumbuhan jangka panjang,” pungkasnya.
Telkom menargetkan pertumbuhan yang mencerminkan keseimbangan dengan efisiensi, dengan tetap memberikan layanan terbaik bagi masyarakat.
Pencapaian ini memperkuat posisi Telkom sebagai penggerak transformasi digital di Indonesia, sejalan dengan visi menjadi World-Class Digital Ecosystem Enabler. (Icha)