Telko.id – Netmonk, platform monitoring jaringan dari PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom), resmi meluncurkan fitur Quality of Service (QoS) Monitoring pada 22 Agustus 2025.
Fitur ini dirancang untuk memantau dan menilai kualitas layanan jaringan secara menyeluruh di berbagai sektor, serta mampu mendeteksi sumber masalah jaringan secara real-time.
Fitur QoS Monitoring memberikan informasi penting kepada pengguna mengenai sejumlah parameter kunci dalam performa jaringan, seperti bandwidth, latency (keterlambatan data), jitter (fluktuasi waktu antar paket), dan packet loss (hilangnya paket data).
Tujuannya adalah memudahkan pengguna dalam menganalisis kondisi jaringan agar setiap layanan digital yang berjalan di atasnya dapat berfungsi secara optimal, yang pada akhirnya berdampak terhadap stabilitas layanan.
Ketika jaringan mengalami gangguan atau kemacetan, QoS Monitoring mampu mendeteksi sumber masalah secara real-time, sehingga tim IT bisa segera melakukan penanganan sebelum gangguan tersebut berdampak lebih luas pada operasional perusahaan.
Fitur ini sangat relevan mengingat pentingnya menjaga kualitas jaringan, seperti yang juga dilakukan oleh operator lain dalam menjaga stabilitas, misalnya saat XL Axiata menjamin kualitas jaringan selama Pemilu 2024.
Selain deteksi real-time, QoS Monitoring juga memberikan data historis dan analisis performa jaringan dari waktu ke waktu.
Data ini berguna dalam pengambilan keputusan teknis maupun bisnis perusahaan, seperti mengetahui kapan saat yang tepat untuk meningkatkan kapasitas jaringan, mengganti perangkat, atau menetapkan prioritas penggunaan trafik untuk layanan tertentu.

Baca Juga:
Muhammad Nur Hidayat, Staf Network Operation Center PT Union Routelink, mengungkapkan pengalamannya menggunakan Netmonk.
“Netmonk benar-benar kami andalkan. Kami menggunakannya pada proyek kami di Kalimantan Timur, untuk memastikan jaringan pada ratusan perangkat yang terpasang di sekolah di sana tetap lancar,” ujarnya.
Hidayat menambahkan bahwa penggunaan Netmonk jauh lebih praktis dibanding tools sejenis yang pernah digunakan.
“Karena Netmonk memiliki dukungan langsung dari tim developer-nya, kami tidak perlu mempelajari terlalu rumit dan penerapannya sangat mudah. Fitur monitoring seperti latency, jitter, dan packet loss juga sangat membantu kami memahami gangguan dengan lebih cepat,” terangnya.
Fitur QoS di Netmonk dirancang fleksibel agar dapat digunakan oleh berbagai sektor, mulai dari pemerintahan, finansial, edukasi, telekomunikasi, kesehatan, manufaktur, energi, teknologi, hingga ritel.
Fleksibilitas ini sejalan dengan upaya operator dalam menjaga kualitas layanan, termasuk dalam situasi darurat seperti pemulihan layanan pascabencana.
Komang Budi Aryasa, EVP Digital Business & Technology, menegaskan komitmen Telkom dalam mendukung transformasi digital di Indonesia.
“Netmonk kami hadirkan sebagai wujud komitmen Telkom dalam mendukung transformasi digital di Indonesia. Solusi monitoring jaringan ini dapat dimanfaatkan untuk menunjang operasional berbagai sektor, termasuk layanan publik,” ujarnya.
Kehadiran fitur QoS Monitoring ini diharapkan dapat memperkuat operasional perusahaan dengan memastikan kualitas jaringan tetap optimal.
Hal ini sejalan dengan pentingnya menjaga stabilitas jaringan, seperti yang juga dilakukan dalam proyek infrastruktur lainnya, termasuk penanganan pemutusan kabel laut yang memerlukan perbaikan tepat waktu.
Netmonk dengan fitur QoS Monitoring tidak hanya membantu dalam deteksi masalah, tetapi juga memberikan insight yang berharga bagi pengembangan jaringan ke depan.
Dengan demikian, perusahaan dapat lebih siap menghadapi tuntutan digitalisasi yang terus berkembang. (Icha)