Telko.id – Pelaku bisnis event organizer (EO) kini bisa mengatasi kendala cashflow berkat fitur Invoice Financing dari PaDi UMKM milik Telkom.
Fitur ini memungkinkan para pelaku usaha mendapatkan modal di awal dengan menjaminkan invoice, sehingga operasional bisnis tetap lancar meski pembayaran dari klien baru diterima beberapa bulan kemudian.
Adi Setya Nugroho, pemilik PT Ziga Kreasi Utama, mengungkapkan bahwa cashflow menjadi tantangan utama dalam industri event organizer.
“Kunci dari event yang mau kita jalankan adalah harus modal di awal. Tantangan mungkin bagi semua EO berkaitan dengan pendanaan. Sementara pelunasan dari klien biasanya baru kami terima dua sampai empat bulan setelah event selesai,” ujarnya.
Berdasarkan pengalamannya selama 15 tahun menangani berbagai event nasional dan internasional, Adi menyadari pentingnya mengelola arus kas dengan baik. Tanpa cashflow yang sehat, bisnis bisa terhambat meski memiliki banyak proyek yang menguntungkan.
Sejak bergabung sebagai seller di marketplace PaDi dua tahun lalu, Adi menemukan solusi melalui fitur Invoice Financing.
“Sudah dua tahun ini kami terbantu oleh PaDi. Sejauh ini kami sudah mengajukan sebanyak 15 pembiayaan. Biasanya kami menerima pencairan pinjaman 80% dari invoice yang kami ajukan,” katanya.
Adi pernah mencoba opsi pembiayaan lain, termasuk pinjaman pihak ketiga dengan sistem bagi hasil yang mencapai 10%.
Namun, hal itu justru memberatkan karena margin bisnisnya tergerus. Pengajuan ke lembaga keuangan langsung juga menghadapi kendala administrasi dan prosedur yang berbelit.

“Bisa dibilang, dua tahun terakhir ini kami eksis ya berkat PaDi. Invoice Financing dari PaDi benar-benar sangat membantu untuk cashflow kami sehingga operasional bisa tetap berjalan lancar,” tambah Adi.
Baca Juga:
Fitur yang Sudah Dimanfaatkan Ratusan Seller
Sejak diluncurkan, fitur Invoice Financing di marketplace PaDi UMKM telah digunakan oleh ratusan pelaku usaha yang tergabung sebagai seller. Total pembiayaan yang telah disalurkan mencapai hampir Rp500 miliar.
Menariknya, meskipun seller memiliki kesempatan untuk mengajukan pembiayaan hingga Rp5 miliar per invoice, pinjaman dalam kisaran Rp100 jutaan justru paling banyak diminati. Fakta ini menunjukkan bahwa akses terhadap modal usaha tetap menjadi kebutuhan utama bagi UMKM.
Sebagai solusi yang inklusif, PaDi UMKM juga memberikan fleksibilitas bagi seller untuk memilih jenis pembiayaan yang sesuai dengan preferensi mereka, baik melalui skema konvensional maupun syariah.
Dengan demikian, PaDi UMKM hadir tidak hanya sebagai platform digital, tetapi juga sebagai mitra strategis yang memahami kebutuhan pelaku UMKM.
Komitmen Telkom dalam mendukung pelaku usaha di Indonesia juga diungkapkan oleh EVP Digital Business & Technology Telkom Komang Budi Aryasa.
“Kami percaya bahwa kekuatan ekonomi bangsa bertumpu pada daya tahan dan pertumbuhan pelaku usaha lokal. Lewat PaDi UMKM, kami berkomitmen menghadirkan solusi digital yang tidak hanya mempermudah transaksi, tetapi juga menopang keberlangsungan usaha secara nyata,” ujarnya.
Setiap fitur yang dikembangkan, termasuk Invoice Financing, dirancang untuk menjawab tantangan di lapangan sekaligus mendorong ekosistem usaha yang lebih inklusif, tangguh, dan berdaya saing di era transformasi digital.
Platform PaDi UMKM terus berinovasi dengan menghadirkan berbagai fitur pendukung, seperti yang terlihat pada PaDi UMKM Hybrid Expo & Conference 2025 yang digelar untuk meningkatkan daya saing UMKM.
Selain itu, perkembangan teknologi digital juga membawa perubahan signifikan dalam berbagai sektor, termasuk keamanan data seperti yang diungkap dalam artikel tentang Microsoft yang menghentikan dukungan password.
Sementara di sektor kuliner, platform seperti GoBiz yang berevolusi menjadi GoFood Merchant turut memudahkan pengelolaan bisnis.
Dukungan terhadap UMKM melalui solusi digital seperti PaDi UMKM diharapkan dapat terus memperkuat fondasi ekonomi Indonesia, terutama di tengah percepatan transformasi digital yang terjadi saat ini. (Icha)