Telko.id – Setelah sempat batal melakukan merger, Telenor dan Axiata kini berencana akan merger operasi Malaysia Celcom dan Digi. Jika kesepakatan definitif tercapai, operator akan memiliki kepemilikan yang sama masing-masing 33,1 persen di perusahaan hasil merger, dengan sisanya terdaftar di pasar saham lokal.
Merger Telenor dan Axiata ini diharapkan dapat memberi peningkatan skala dan kemampuan keuangan untuk memimpin pasar Malaysia, sekaligus menghasilkan sinergi yang signifikan. Kedua belah pihak sepakat untuk menunjuk Izzaddin Idris sebagai ketua, Jorgen Arentz Rostrup sebagai wakil ketua, Idham Nawawi sebagai CEO dan Albern Murty sebagai wakil CEO dari perusahaan hasil merger, yang akan diberi nama Celcom Digi.
Jika digabungkan, Telenor dan Axiata akan memiliki sekitar 19 juta pelanggan dan pendapatan tahunan sebesar MYR 12,4 miliar atau sekitar Rp43.6 Triliun. Sedangkan Ebitda sebelum sinergi diperkirakan mencapai MYR 5,7 miliar atau sekitar Rp20 Triliun.
Penggabungan ini akan dilakukan dengan cara Digi menerbitkan saham baru ke Axiata. Telenor telah setuju untuk membayar Axiata sekitar MYR 2 miliar atau sekitar Rp.7 Triliun untuk memastikan mereka memiliki saham yang sama dalam usaha tersebut.
Axiata mengatakan sekitar MYR 1,7 miliar atau sekitar Rp.6 Triliun akan datang dari Digi sebagai hutang baru dan saldo MYR 300 juta atau sekitar Rp.1 Triliun dari Telenor.
Axiata mengatakan kepentingan nasional akan dilindungi, karena itu dan pemegang saham institusional utama Malaysia akan memiliki lebih dari 51 persen perusahaan hasil merger. Axiata juga memiliki hak untuk mencalonkan Pimpinan dan CEO awal, yang keduanya berasal dari Celcom.
Perusahaan bertujuan untuk mencapai kesepakatan akhir pada kuartal kedua 2021 setelah uji tuntas. Transaksi tetap tunduk pada persetujuan dewan Digi dan pemegang saham Celcom, penerimaan persetujuan regulator dan syarat dan ketentuan adat lainnya.
Telenor dan Axiata sebelumnya mencoba menggabungkan semua operasi mereka di Asia. Namun, setelah beberapa bulan negosiasi pada 2019, mereka tidak dapat mencapai kesepakatan akhir.
Telenor dan Axiata sebelumnya mencoba menggabungkan semua operasi mereka di Asia. Namun, setelah beberapa bulan negosiasi pada 2019, mereka tidak dapat mencapai kesepakatan akhir.
Sebelumnya pada 2019 lalu, kedua perusahaan ini juga pernah melakukan penjajakan untuk merger. Penjajakan yang sudah dilakukan selama 4 bulan itu, terpaksa harus batal pada September 2019.
Dalam keterangan resminya, Telenor menyebutkan bahwa Axiata Group Berhad dan Telenor Group telah sepakat mengakhiri dikusi aset telekomunikasi dan infrastruktur mereka di Asia. Alasanya karena beberapa kompleksitas yang terlibat dalam Proposed Transaction. (Icha)